Jaya Suprana 73 Tahun Cinta Indonesia | Youtube

Geni

Musik Persembahan Jaya Suprana untuk Indonesia

Para pianis memainkan grand piano pertama buatan Indonesia dalam konser Jaya Suprana.

Deretan seniman tampil apik dalam pertunjukan “Jaya Suprana: 73 Tahun Cinta Indonesia”. Mereka mampu merepresentasikan dengan utuh bagaimana kedalaman rasa cinta seorang seniman Jaya Suprana kepada Indonesia.

Acara yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada Kamis (27/1) memotret keragaman Indonesia dengan menyuguhkan penampilan dari Bedhayan Tembang Alit, Michael Anthony, Levi Gunardi, Jan Miro Batara Pletscher, Lukas Luwarso, dan Nabila Rahmat Guitar Duo. Ada juga penampilan Armonia Choir, Ade ‘Wonder’ Irawan, Ciliwung Merdeka, Orkes Keroncong Puspita, dan Johannes S Nugroho.

Sepanjang hampir dua jam pertunjukan, para tamu dihibur oleh persembahan berbagai interpretasi lagu ciptaan Jaya Suprana yang digubah dengan berbagai genre musik mulai dari piano klasik, gitar, keroncong, tarian, serta paduan suara. Semua penampilan itu sekaligus sebagai sumbangsih dari kerabat dekat Jaya Suprana sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-73.

Dari lubuk terdalam, Jaya menyampaikan terima kasih kepada para tokoh musik Indonesia yang telah berkenan menggubah mahakarya masing-masing dengan tema lagu Indonesia. “Ini sekaligus sebagai ungkapan rasa cinta saya kepada tanah kelahiran di mana insya Allah saya akan menutup mata setelah mengembuskan napas terakhir,” kata Jaya membuka acara.

Menurut dia, saat ini Indonesia sudah sangat mandiri, bahkan disegani oleh negara-negara lain di dunia. Dalam berbagai aspek, utamanya seni, Indonesia dengan keragaman budaya dan keseniannya tidak lagi dipandang sebelah mata.

Jaya bercerita, ketika menjalani studi di luar negeri, dia pernah memperkenalkan tari saman kepada kawan-kawannya. “Mereka begitu antusias melihatnya, mereka melihat itu sebagai sebuah seni yang autentik dan menginspirasi,” kata Jaya.

Hal yang tak kalah membanggakan, para pianis yang tampil pada “Jaya Suprana: 73 Tahun Cinta Indonesia” memainkan grand piano pertama buatan Indonesia produksi Saniharto, sebuah perusahaan manufaktur kayu berkelas dunia. Piano yang diberi nama SR1928-The Awakening merupakan kolaborasi dari Aksan Sjuman, Raul Renanda, dan Saniharto. 

Aksan berkolaborasi dengan arsitek Raul Renanda meluncurkan piano seri SR1928-The Awakening. SR1928-The Awakening adalah Concert Grand Acoustic Piano kelas dunia yang dibuat secara handmade dengan manufaktur Saniharto Eggalhardjo.

Nama SR1928-The Awakening adalah penggabungan nama akhir Aksan dan Raul, serta 1928 yang merupakan tahun saat Sumpah Pemuda lahir dan Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan. Sedangkan, Awakening terinspirasi dari Indonesia National Awakening dan dijadikan semangat untuk “berjuang” mewujudkan impian.

Dengan panjang 2,75 meter dan berat satu ton, piano ini memiliki keunikan pada tampilan futuristik. Sistem piano juga bisa bermain sendiri dan dikontrol secara nirkabel oleh perangkat tablet.

Grand piano SR1928-The Awakening memang berperan sentral dalam pertunjukan “73 Tahun Cinta Indonesia”, di mana para pianis dengan piawai mengalunkan gubahan lagu “Indonesia”. Salah satu penampilan yang berkesan sore itu datang dari Michael Anthony. Pianis difabel netra dan autis tersebut juga mendedikasikan “Rondo in D major” dari Wolfgang Amadeus Mozart.

Usai penampilan Michael, Jaya kemudian bercerita bahwa pianis seperti Michael Anthony ibarat jalan yang semakin mendekatkannya pada Tuhan. Bagi Jaya, kecerdasan dan kepiawaian Michael dalam memainkan piano meski tidak bisa melihat adalah salah satu bukti kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

“Setiap kali melihat orang seperti Michael yang memainkan piano dengan melodi yang sangat indah dan kompleks tanpa melihat not balok, saya yakin Tuhan itu ada,” kata dia.

Acara “Jaya Suprana: 73 Tahun Cinta Indonesia” juga dihadiri oleh banyak tokoh penting di Indonesia, seperti Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD. Ada pula mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo. Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono turut memberikan sambutan secara virtual.

Dalam video virtual, SBY menyebut Jaya Suprana memiliki darah patriotisme sejati yang sangat peduli pada kebudayaan, kesenian, hingga masalah sosial dan agama. “Untuk ulang tahun ke-73 ini, Bung Jaya berhak untuk menegaskan kecintaannya pada Indonesia, saya harus memberikan testimoni itu. Pengamatan saya, Bung Jaya punya darah patriotisme sejati. Semoga konsernya turut menebarkan kedamaian dan budi pekerti yang adiluhung,” kata SBY. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat