Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie saat berkunjung ke Gedung Sate, Bandung, pada 2012. | Republika/Edi Yusuf

Nasional

Gagasan Habibie Universal dan tak Lekang oleh Waktu 

Pemerintah diharapkan semakin sadar akan pentingnya peran ilmu pengetahuan dan inovasi.

JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina the Habibie Center A Makmur Makka mengatakan, pemikiran Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie bersifat universal. Dengan sifatnya itu, pemikiran-pemikiran Habibie akan selalu ada atau tak lengkang oleh waktu. 

Makka menyebutkan, salah satu pemikiran Habibie, yakni melakukan pendekatan proses nilai tambah. “Beliau menghendaki setiap insan sumber daya manusia itu harus diberi optimalisasi untuk melakukan sesuatu, untuk pintar, untuk menyelesaikan masalah, terutama problem bangsa yang terjadi saat ini,” kata Makka dalam peluncuran buku karyanya bertajuk “SAYA, Bacharuddin Jusuf Habibie”, Sabtu (29/1).

Makka mengatakan, Habibie tidak main-main dalam meletakkan pondasi kebijakan riset di Indonesia. Makka menceritakan, ketika baru dilantik sebagai menristek, sekitar tahun 1978-1979, Habibie langsung membuat panitia perumus dan evaluasi program utama nasional bidang riset dan teknologi. 

photo
Prosesi peresmian pesawat N250 Prototipe Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca di Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta, Rabu (26/8/2021). Penyerahan pesawat N250 oleh PT Dirgantara Indonesia kepada Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta untuk mengingat kebangkitan teknologi Nasional dan untuk mengenang Bapak Teknologi Indonesia BJ Habibie. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Dia menilai, orang-orang yang dilibatkan oleh Habibie di dalamnya tidak main-main, yakni para profesor-profesor yang ahli di bidangnya masing-masing. "Yang terlibat berbicara, menggarap matriks nasional ristek pertama itu adalah mereka-mereka itu. Termasuk litbang-litbang perindustrian, litbang hankam. Jadi tidak main-main pondasi yang sudah dibuat dalam riset itu," kata Makka.

Dia mengatakan, teknologi bisa berubah, tetapi kebijakan yang dibentuk hingga saat ini sangat-sangat berkelindan. "Pak Habibie selalu mengatakan enteng sekali. 'Apabila Anda mau diakui ilmuwan, itu tidak bisa kalau Anda hanya memiliki titel. Itu belum apa-apa. Anda akan diakui sebagai ilmuwan setelah Anda melihat atau menyelesaikan sebuah problem bangsa'," kata Makka.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) periode 2014-2019 Unggul Priyanto, mengaku sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Habibie tentang ilmuwan. Karena itu, dia berharap ke depan pemerintah Republik Indonesia dapat semakin sadar akan pentingnya peran ilmu pengetahuan dan inovasi.

photo
Sejumlah anak bermain pesawat kertas di kompleks monumen Presiden Indonesia ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie di Isimu, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Jumat (13/9/2019). Patung perunggu yang berada di depan Bandara Djalaludin Gorontalo tersebut ramai dikunjungi oleh warga untuk berfoto. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/aww. - (ANTARAFOTO)

Mantan ketua Dewan Riset Nasional dan Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Setiadi menilai ide Habibie yang menginisiasi terbentuknya BSN telah memberikan kemaslahatan yang besar bagi bangsa Indonesia saat ini. Bambang mengenang BSN yang menetapkan standar seperti penggunaan tabung gas menyelamatkan masyarakat dari bahaya ledakan tabung gas. 

Rektor Universitas Multimedia Nusantara Jakarta Ninok Leksono mengapresiasi peluncuran buku “SAYA, Baharuddin Yusuf Habibie" yang Makka. Menurut Ninok, buku tersebut membawa pembaca menyelami lebih dalam pemikiran-pemikiran Habibie, terutama tentang teknologi. 

Dari buku itu, ia menilai, kemajuan IPTEK membutuhkan pemimpin, dukungan politik, dan dana. Di sisi lain, ia mengatakan, ketertarikan generasi muda terhadap IPTEK merosot. “Lulusan SMA yang mau masuk IPTEK itu hanya 15 persen,” kata dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat