Alween Ong juga menyebar nilai kewirausahaan kepada anak-anak usia dini. | Istimewa

Uswah

Alween Ong, Tebarkan Semangat Wirausaha

Alween juga menyebar nilai kewirausahaan kepada anak-anak usia dini.

OLEH IMAS DAMAYANTI

Berlatar belakang dari keluarga sederhana tak menyurutkan tekad Alween Ong untuk berwirausaha. Muslimah kelahiran Padang 1985 ini pertama kali menjajal dunia usaha sejak duduk menjadi mahasiswa.

“Untuk kuliah saja, orang tua saya jual tanah sepetak untuk memodali saya kuliah. Saat itu saya berpikir bahwa saya harus sukses dan membanggakan orang tua,” kata Alween saat dihubungi Republika, Selasa (25/1).

Kisah wirausaha Alween semasa di bangku kuliah bukanlah cerita yang biasa. Saat duduk di bangku kuliah, dia justru lebih memperhatikan tren yang terjadi di kalangan kampus. Pada 2003. saat menapaki bangku kuliah, Alween merasa gawai mulai dikenal mahasiswa meski belum banyak yang mempunyai telepon genggam.

Gawai yang merupakan barang “mewah” kala itu dilihat Alween sebagai peluang untuk mencari penghasilan. Sadar bukan orang yang dapat menjual gawai baru karena harganya yang masih tinggi, Alween memutar otak agar bisa mendapat keuntungan lewat cara yang lain.

Alween berpikir bahwa gawai merupakan barang elektronik yang suatu saat akan rusak sehingga jasa perbaikan gawai akan dicari. Dari sana, dia mulai berkeliling mencari tukang servis gawai yang bisa dijadikan rekan bisnisnya. Alween pun dengan rajin menyebarkan selebaran di kampusnya mengenai jasa yang ia tawarkan.

“Sebelum jasa perbaikan handphone, saya jual apa pun. Pernah jual tali pinggang, jam tangan, es dawet, apa saja. Sampai saya dikasih panggilan sama teman-teman kampus saya itu ‘Aduhai’, singkatan dari Agen Dunia Akhirat,” kata dia.

 
Sampai saya dikasih panggilan sama teman-teman kampus saya itu ‘Aduhai’, singkatan dari Agen Dunia Akhirat.
 
 

 

Seiring perjalanan usahanya, Alween tak pernah berhenti untuk bergerak dan berinovasi. Dia menyadari bahwa setiap bisnis, sekuat apapun itu di masanya, maka akan menemui masa-masa yang riskan. Alween yang rajin melakukan riset dan memerhatikan pasar pun menyadari bahwa dunia digital merupakan sebuah peluang yang bisa menjadi lahan bisnis selanjutnya.

Pada saat belum banyak orang berpikir untuk memanfaatkan dunia digital sebagai medium bisnis, Alween telah lebih dulu memberikan perhatian terhadap dunia ini. Dia mempelajari pola-pola tertentu yang terdapat di media sosial, website, dan lain sebagainya sebagai ladang marketing, branding, dan juga ketetapan bisnisnya.

Kini, Alween memperluas bisnisnya dari handphone hingga printing digital. Lewat marketing online, produknya dari Medan, Aceh, Pekanbaru bahkan hingga ke luar negeri seperti China, Malaysia dan Singapura. Berkat kepiawaian Alween, dia mendapatkan apresiasi dari tingkat lokal, nasional bahkan internasional. Alween bahkan sempat mendapat apresiasi sebagai Indonesia Delegation for China ASEAN Youth Camp.

Alween juga menyebar nilai kewirausahaan kepada anak-anak usia dini. Dia menginisiasi Mobil Wisata Edukasi Enterpreneurship (Mowiee) untuk menjelajahi Kota Medan yang juga dikenal sebagai The City of Trader. Anak-anak itu diajarkan kegiatan bernuansa kewirausahaan sambil berwisata dan menikmati budaya serta sejarahnya.

photo
Alween Ong juga menyebar nilai kewirausahaan kepada anak-anak usia dini. - (Istimewa)

Jangan gengsi dan malu

Alween mengenang bagaimana perjalanan bisnisnya sejak dulu. Salah satu hal yang paling dia ingat adalah bagaimana mental wirausahawan harus benar-benar tertempa.

Pada masa kuliah, saat teman-temannya asik ‘menikmati’ masa tongkrongan, Alween justru mengayuh sepedanya berkeliling kampus sambil menyebarkan selebaran iklan jasa yang ia tawarkan.

Ia tidak malu. Justru, ia bersyukur dapat menjadi dirinya saat itu. Alween menyadari bahwa apa yang dipertaruhkan orang tua untuknya akan ia tebus dengan sebaik-baiknya hasil, yakni menjadi anak yang membanggakan orang tua dan bermanfaat bagi orang banyak.

 
Bisnis itu bukan tentang seberapa besar keuntungan yang kita dapatkan. Tapi tentang seberapa besar manfaat yang bisa kita hasilkan untuk orang lain.
 
 

 

“Bisnis itu bukan tentang seberapa besar keuntungan yang kita dapatkan. Tapi tentang seberapa besar manfaat yang bisa kita hasilkan untuk orang lain,” jelas dia.

Alween pun berpesan kepada generasi muda yang tertarik menjalani dunia usaha untuk tidak gengsi dan malu dalam meniti bisnis. Jika terdapat rintangan dalam bisnis, maka harus dihadapi. Dia berpesan agar para wirausahawan pemula untuk terus belajar, mencari lingkungan dan mentor yang tepat.

“Kalau di lingkaran saya, kami berorientasi agar bisnis kami bermuara pada keberkahan. Bukan cuma bicara keuntungan, tapi dalam proses berbisnis itu, halalkah? Haramkah? Ini tidak boleh lewat. Karena keberkahan hanya didapat dari yang halal,” kata Alween.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Halo Mentors (halomentors)

 

PROFIL

Nama lengkap: Alween Ong

Tempat, tanggal, lahir: Padang, 29 Januari 1985

Riwayat aktivitas: Leader of Ypung Entrepreneur Forum North Sumatera (2014-2015), Leader of One in 20 Movement (OIM) Medan (2015-now), Leader of TDA Community Medan 3.0 (2015-2017), Indonesia Leader of Young Entrepreneur Forum Ministry Youth and Sport Indonesia (2015-2017), Advisor Young Entrepreneur Forum Ministry Youth and Sport Indonesia (2018-now)

Prestasi: RFA 1 USAID ICED money grand 100.000 USD (2012), Indonesia Leader of E4 regional Forum Young Entrepreneur’s Indonesia-Thailand-Singapore-Myanmar-Japan (2016), Indonesian Leader of International Symposium on Social Entrepreneur at National University of Singapore (2017), dan sejumlah penghargaan bergengsi lainnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat