Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Buruk Sangka

Islam secara tegas menganjurkan umat manusia untuk menghindari buruk sangka.

Oleh Abdul Muid Badrun

OLEH ABDUL MUID BADRUN

Dalam kehidupan sehari-hari, buruk sangka sering kita lakukan, baik secara sadar maupun tidak. Buruk sangka (suuzan) tidak hanya dilakukan secara lisan. Namun, juga dapat dilakukan di dalam hati. Keduanya dilarang oleh agama karena dampaknya sungguh sangat berbahaya bagi tatanan peri kehidupan. Terutama bagi keutuhan hidup berbangsa dan bernegara.

Kalau kita baca di kitab Ihya Ulumiddin karya Imam al-Ghazali, masalah larangan buruk sangka ini jelas disebutkan. “Ketahuilah, buruk sangka diharamkan sebagaimana buruk perkataan. Sebagaimana diharamkan menceritakan keburukan orang lain dengan lisanmu, kamu juga tidak boleh menceritakan dirimu dan berburuk sangka kepada saudaramu. Yang saya maksud tidak lain adalah keyakinan dan kemantapan hati atas keburukan orang lain.”

Islam juga secara tegas menganjurkan umat manusia untuk menghindari buruk sangka. Sebab, buruk sangka merupakan perbuatan dosa sebagaimana dijelaskan dalam surah al-Hujurat ayat 12 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka karena sebagian prasangka mengandung dosa.”

Kalau sudah jelas, buruk sangka itu dilarang, kenapa kita masih tetap melakukan? Ini yang mestinya kita kritisi sama-sama.

Mengapa buruk sangka dilarang keras dalam agama? Menurut Imam al-Ghazali, rahasia setiap orang hanya diketahui oleh Allah Yang Mahatahu akan yang gaib. Sehingga, kita tidak boleh berburuk sangka dalam hatinya kecuali ada penglihatan jelas secara mukasyafah (penyingkapan sesuatu yang gaib) yang tidak mungkin di-ta’wil (dijelaskan).

Sampai di sini, informasi yang tidak kita saksikan secara langsung dan kasat mata, tidak kita dengar dengan telinga, kemudian hadir di dalam pikiran, maka sesungguhnya setan telah melemparkan narasinya ke dalam batin kita.

Inilah yang kemudian menyebabkan salah paham sehingga timbul perselisihan bahkan perpecahan antarsesama Muslim, bahkan antarsesama saudara.

Karena itulah, buruk sangka harus kita hindari dan hentikan sekarang juga! Jangan sampai itu menjadi kebiasaan kita yang mengarah pada karakter dan sifat dasar manusia. Caranya, biasakan kroscek (tabayun) dan ricek langsung. Jangan mudah percaya satu informasi tanpa kroscek dan ricek terlebih dahulu.

Ini sebagaimana disindir dalam Alquran surah al-Hujurat ayat 6 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (tabayun) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum lainnya tanpa mengetahui keadaannya.”

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat