Pesawat ATR-72 milik maskapai penerbangan Citilink mendarat di Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jateng, Selasa (1/6/2021). Maskapai penerbangan Citilink melakukan | ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Ekonomi

Penerbangan Citilink di Halim Dipindahkan

Citilink juga melakukan pengalihan rute untuk sejumlah penerbangan.

JAKARTA — Maskapai penerbangan Citilink mulai mengalihkan sementara operasional penerbangan dari dan menuju Bandara Halim Perdanakusuma ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) pada Rabu (26/1). Anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk itu mengalihkan penerbangannya seiring renovasi Bandara Halim Perdanakusuma. 

“Pengalihan operasional penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta ini sejalan dengan adanya program revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma mulai 26 Januari 2022,” kata Corporate Secretary and CSR Citilink Diah Suryani dalam pernyataan tertulis yang diterima Republka di Jakarta, Rabu (26/1). 

Diah menjelaskan, rute Citilink yang dialihkan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yakni untuk penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya dan Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar. Begitu juga untuk penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Silangit dan Bandara Internasional Kualanamu Medan. 

Sementara itu, Citilink juga melakukan pengalihan rute untuk sejumlah penerbangan. Penerbangan yang dialihkan rutenya, yakni Bandara Halim Perdanakusuma – Blora dialihkan menjadi rute Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta) – Surabaya – Blora (CPF) pulang pergi (pp). Begitu juga dengan Penerbangan Bandara Halim Perdanakusuma – Yogyakarta dialihkan menjadi rute Bandara Soekarno-Hatta Jakarta – Kulonprogo (YIA) pulang pergi. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Citilink Indonesia (citilink)

Bagi calon penumpang yang terdampak pengalihan penerbangan tersebut, Diah mengatakan, Citilink menyediakan opsi penanganan kepada penumpang. “Penanganan ini yaitu refund dan reschedule sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku,” ujar Diah. 

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menjelaskan, Bandara Halim Perdanakusuma akan ditutup sementara mulai 26 Januari 2022 untuk proses revitalisasi. “Waktu penutupan diperkirakan paling lama 3,5 bulan,” kata Adita.

Revitalisasi bandara tersebut berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Fasilitas Pangkalan Tentara Nasional Indonesia atau Bandara Halim Perdanakusuma. Revitalisasi dilakukan untuk memperbaiki fasilitas sisi darat dan udara untuk meningkatkan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma juga mencakup perbaikan pengelolaan air. Budi mengatakan, dalam proses penanganan tersebut, Kementerian Perhubungan juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

“Bandara Halim perlu direvitalisasi karena landasannya sudah hanya 44 persen kalau ini diteruskan tahun depan tidak bisa dilaksanakan (tidak cukup kapasitas landasan pacunya),” kata Budi.

Proses pengerjaan revitalisasi landasan pacu di Bandara Halim Perdanakusuma bisa memakan waktu tiga hingga empat bulan. Sementara itu, untuk kebutuhan terminal, bisa diselesaikan hingga lebih dari enam bulan. “Kami selalu koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertahanan  melaksanakan revitalisasi. Mulai Rabu (26/1), Bandara Halim Perdanakusuma ditutup dan dipergerakan dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Budi. 

Budi memastikan, kapasitas di Bandara Soekarno-Hatta cukup untuk menampung pengalihanpenerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta. Budi menuturkan, kapasitas Bandara Soekarno-Hatta cukup untuk menampung sekitar 100 pergerakan penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat