Puluhan warga etnis Rohingya berada di dalam kapal saat terdampar di tengah laut di perairan Aceh. | ANTARA FOTO/RAHMAD

Tajuk

Pesan Jelas Soal Myanmar

ASEAN juga hendaknya mendorong kembali Myanmar untuk memperhatikan nasib Rohingya.

 

Presiden Joko Widodo melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Jumat (21/1). Saat ini Kamboja memegang tampuk kepemimpinan ASEAN. Pembicaraan dua pimpinan negara ASEAN itu berkisar soal Myanmar.

Ini terkait krisis politik di Myanmar. Junta militer saat ini berkuasa atas negeri tersebut. Krisis masih berlangsung dan ASEAN belum mampu menuntaskan persoalan yang ada. Meski sebenarnya, ASEAN telah memiliki panduan dalam penyelesaian masalah itu.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menekankan soal implementasi lima poin konsensus atau  “Five-Point Consensus”. Pendekatan ASEAN terhadap Myanmar, menurut dia, harus didasarkan prinsip yang telah disepakati tersebut.

Presiden pun menyayangkan sikap militer Myanmar yang tak menunjukkan komitmen pada lima butir konsensus pada kesempatan kunjungan Hun Sen ke Myanmar belum lama ini. Pemimpin sipil, Aung San Suu Kyi, bahkan diberi tambahan hukuman.

 
Presiden pun menyayangkan sikap militer Myanmar yang tak menunjukkan komitmen pada lima butir konsensus
 
 

Di sisi lain, Presiden menyoroti aksi kekerasan yang masih berlanjut di Myanmar. Hal tersebut merupakan gestur yang tidak baik dan justru tidak menghormati upaya PM Hun Sen untuk mendorong penyelesaian isu Myanmar.

Lima konsensus yang dicapai ASEAN dan ditegaskan kembali Presiden Jokowi untuk dilaksanakan. Pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.

Kedua, segera dimulainya dialog konstruktif antarsemua pihak terkait untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat. Ketiga, utusan khusus ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan sekretaris jenderal ASEAN.

Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Centre). Kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.

 
Konsensus tersebut tentu menjadi panduan atau pegangan bagi ASEAN dalam penyelesaian konflik politik di Myanmar.
 
 

Tak heran jika Presiden Jokowi kembali menekankan soal lima konsensus. Selain karena ada kontribusi Indonesia di dalamnya, konsensus tersebut tentu menjadi panduan atau pegangan bagi ASEAN dalam penyelesaian konflik politik di Myanmar.

Dalam pernyataan tahunan pada 6 Januari 2022, Menlu Retno Marsudi mengungkapkan, hampir satu tahun krisis politik terjadi di Myanmar. Jika ini berlanjut, akan mengganggu stabilitas dan keamanan di Myanmar, juga ASEAN dan kawasan lebih luas.

Sejak awal, Indonesia menunjukkan komitmen untuk berkontribusi. Atas usul Presiden Indonesia, pertemuan para pemimpin ASEAN digelar di Jakarta pada April 2021 dan menghasilkan “Five-Point Consensus”.

Retno menegaskan, konsensus itu menjadi pegangan bagi ASEAN membantu menyelesaikan krisis politik di Myanmar. Selama belum ada kemajuan pelaksanaan konsensus, sulit bagi ASEAN mengundang perwakilan Myanmar dalam pertemuan ASEAN.

 
Selama belum ada kemajuan pelaksanaan konsensus, sulit bagi ASEAN mengundang perwakilan Myanmar dalam pertemuan ASEAN.
 
 

Kondisi rakyat Myanmar menjadi perhatian Indonesia. Dalam konteks inilah, Indonesia telah memberikan bantuan kemanusiaan. Bantuan kemanusiaan dikirimkan pada September 2021, sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan ASEAN.

Untuk 2022, Indonesia berusaha untuk memperkuat sentralitas dan soliditas. ASEAN harus terus berfungsi sebagai jangkar stabilitas, perdamaian dan kesejahteraan kawasan Indo-Pasifik, juga dapat  merespons dengan tepat tantangan baru di kawasan dan dunia.

Maka itu, urgensi selesainya krisis politik di Myanmar menentukan langkah ASEAN. Semua pihak mesti berkontribusi. Tentu Myanmar sendiri, mesti memiliki iktikad baik dalam menuntaskan masalah internal yang menjadi perhatian khusus anggota ASEAN lainnya.

Selain itu, Myanmar juga masih berutang soal Rohingya. ASEAN juga hendaknya mendorong kembali Myanmar untuk memperhatikan nasib Rohingya, yang kini masih berada di kamp pengungsian Cox’s Bazar, Bangladesh.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat