Direktur Utama PT Adaro Tirta Wening Ahmad Rosyid (kiri) bersama Direktur Utama Perumda Tirtawening Kota Bandung, H. Sonny Salimi (tengah) dan Direktur PT Adaro Tirta Wening Sindu Galih Putra (kanan) menunjukkan naskah perjanjian kerja sama berbasis kiner | ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Ekonomi

Perumda Tirtawening Bandung Gandeng Adaro

Kerja sama Adaro dengan Perumda Tirtawening akan berlangsung selama 11 tahun.

BANDUNG -- PT Adaro Tirta Wening menjalin kerja sama dengan Perumda Tirtawening untuk mengendalikan kebocoran air tidak berekening (ATR) di wilayah pelayanan utara Kota Bandung, Jawa Barat. Anak usaha PT Adaro Energy Tbk itu akan merencanakan, mendanai, membangun, serta memelihara sejumlah kawasan bermeter atau district meter area (DMA).

Direktur Utama PT Adaro Tirta Wening Ahmad Rosyid mengatakan, kerja sama dengan Perumda Tirtawening akan berlangsung selama 11 tahun. Total nilai investasi yang dikucurkan oleh perusahaan sebesar Rp 244 miliar.

"Target kerja sama total selama 11 tahun itu 53 juta meter kubik atau 219 liter per detik (air yang terselamatkan). Pada tahun pertama sampai tahun ketiga itu tidak langsung 219 liter per detik, tapi bertahap," ujar Rosyid dalam konferensi pers di Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/1).  

Pada tahun pertama dan kedua, Adaro Tirta Wening akan membangun 72 DMA. Rosyid mengatakan, pihaknya berminat mengucurkan investasi karena tingkat kehilangan air di seluruh Indonesia mencapai 32,8 persen.

"Kami melihat Adaro berpeluang cukup besar dan baru kali ini ada penandatanganan berbasis kinerja dengan segala risiko. Kami melihat ini dari sisi peluang bisnis sangat besar ke depan," ungkapnya.

Ia menyebut, selama empat tahun pihaknya telah mengurus kerja sama tersebut dari sisi komersial, teknis, serta memastikan keamanan. Selain itu, model bisnis tersebut akan diadopsi Perumda Tirtawening dan menjadi tolok ukur.

Direktur Utama Perumda Tirtawening Sonny Salimi mengatakan, kerja sama dengan PT Adaro Tirta Wening diinisiasi sejak 2016. Setelah penandatanganan kontrak, dalam tiga bulan ke depan akan dilakukan persiapan untuk memutuskan nilai akhir kerja sama.

"Dalam tiga bulan ke depan akan dipastikan kehilangan air ada di level berapa. Kita sepakati di utara kehilangan (air) 43 persen dalam data kami. Kita akan bersama menyepakati ukuran yang akan menjadi indikator keberhasilan sebuah kerja sama, keluhan air, jumlah pelanggan, dan input debit air yang diproduksi," katanya.

Ia mengatakan, target yang diharapkan dari kerja sama tersebut yaitu tingkat kehilangan air dapat menurun dari 43 persen menjadi 17 persen. Ia mengakui, saat ini kerja sama baru bisa diterapkan di wilayah pelayanan utara karena adanya keterbatasan anggaran. Berdasarkan studi yang telah dilakukan, perbaikan kebocoran seluruh jaringan air membutuhkan dana Rp 1,8 triliun.

"Ini asumsi rencana bisnis 2016-2021. Lebih dari 40 tahun umur pipa, artinya kebocoran akibat pipa akan mendominasi kehilangan air," katanya.

Sonny menyampaikan, investasi dengan nilai besar tidak dapat dihadirkan secara langsung di Bandung. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan perbaikan secara bertahap dengan terlebih dahulu dilakukan di pelayanan utara.

"Kenapa wilayah utara? Karena secara teori dan teknologi akan lebih mudah mengendalikan tingkat kehilangan air dan pengisolasian dari wilayah air banyak dan bertekanan, kemudian memproses pengaliran air," katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat