Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Dosa Melemahkan Hati

Setiap dosa akan meninggalkan bintik hitam pada hati seorang Mukmin.

 

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Setiap dosa akan meninggalkan bintik hitam pada hati seorang Mukmin. Tumpukan bintik hitam itu kian lama kian membesar sehingga menjadi raan. Allah berfirman, “Kallaa, bal raana 'alaa quluubihim maa kaanuu yaksibuun.” Artinya, “Sekali-kali tidak! Tumpukan dosa itu telah menjadi raan yang menutupi hati mereka.” (QS al-Mutaffifin: 14).

Kata raan itu menunjukkan dosa yang dibiarkan terus-menerus akan mengkristal. Karena itu, kita diajarkan untuk bertobat. Nabi Muhammad SAW saja, sosok mulia yang jelas-jelas diampuni dosanya, masih terus-menerus membaca istighfar. Amalan itu beliau lakukan lebih dari 70 kali setiap hari (HR Bukhari). Dengan begitu, hati akan tetap lembut dan siap menerima iman.

Dalam firman-Nya, Allah SWT telah menggambarkan kondisi hati manusia yang tertutup. “Lahum quluubul laa yafqahuuna bihaa.” Artinya, “Mereka mempunyai hati, tetapi mereka tidak bisa memahami dengannya.” (QS al-A’raf: 179). 

Rasulullah SAW bersabda, “Alaa, inna fil jasadi mudhghatan idzaa shalahat shalahal jasadu kulluhu, wa idzaa fasadat fasadal jasadu kulluhuu, alaa wa hiyal qalbu.” Artinya, “Ketahuilah! Di dalam tubuh manusia ada sekerat daging. Bila sekerat daging itu baik, semua anggota tubuh pun akan baik. Sebaliknya, apabila sekerat daging itu rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa itu adalah hati.” (HR Bukhari).

Al-qalbu itu berarti “hati”. Dari ungkapan qallaba-yuqallibu muncul arti “berbolak-balik”. Maksudnya, bisa jadi seseorang pada pagi hari masih beriman. Lantas, pada sore hari dirinya tiba-tiba menjadi kafir.

Hal itu sudah diisyaratkan dalam sebuah hadis Nabi SAW. Karena itu, Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa untuk umat Islam. “Yaa muqallibal quluubi, tsabbit qalbii ‘alaa diinika.” Artinya, “Wahai Zat Yang Maha Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu.” 

Dalam surah al-Fatihah ayat enam, terdapat munajat, “Ihdinash shiraathal mustaqiim.” Artinya, “Tunjukilah kami jalan yang lurus.” Dianjurkan doa itu ditambahkan dengan, “Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idzhadaitanaa.” Maknanya, “Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan hati kami berpaling setelah Engkau beri kami hidayah.” (QS Ali Imran: 8).

Kata hidayah itu berarti jalan yang mengantarkan kepada tujuan. Dengan sampainya kepada tujuan, seseorang akan merasa dirinya berbahagia. 

Perhatikan bagaimana Allah dan Rasul-Nya mengajarkan kepada orang-orang yang beriman doa-doa untuk menjaga hati mereka dari dosa. Sebab, dosa akan membuat hati tidak stabil, kurang sensitif, dan tidak mempunyai rasa malu.

Lebih fatal lagi, apabila penyesalan tidak muncul setelah diri menyadari telah berbuat dosa besar. Maka, betapa banyak orang yang tidak merasa berdosa tatkala melakukan korupsi, menipu, berbuat zalim, dan sebagainya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat