Ilustrasi produk BUMN Pertahanan PT Pindad berupa senjata api. | Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Ekonomi

Holding BUMN Pertahanan Tuntas Bulan Ini

Holding BUMN Pertahanan ditargetkan berdaya saing di regional Asia. 

JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan pembentukan Holding BUMN industri pertahanan dapat dituntaskan pada bulan ini. Progres pembentukan Holding BUMN Pertahanan saat ini telah mencapai tahap akhir.

"Insya Allah, pada bulan ini semoga sudah selesai," kata Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury kepada Republika di Jakarta, Senin (17/1).

Pahala menyampaikan, salah satu tujuan Holding BUMN Pertahanan adalah menggabungkan kekuatan perusahaan pelat merah dalam bidang industri pertahanan supaya lebih fokus dan kolaboratif untuk memenuhi kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) nasional.

Pahala menyebutkan, integrasi industri pertahanan BUMN melalui holding dapat memperkuat dan memenuhi kebutuhan alpalhankam, meningkatkan koordinasi lebih baik antara BUMN dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan), serta meningkatkan kemampuan untuk bisa menaikkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) alat pertahanan keamananan.

"Setiap alat perang pasti ada komponen senjata, navigasi, amunisi, dan alatnya perangnya sendiri. Kita koordinasi dan ikut arahan dari Kemhan sebagai kementerian teknis, ujar Pahala.

Kementerian BUMN menargetkan Holding BUMN Pertahanan masuk dalam 50 perusahaan teratas dunia dalam bidang pertahanan pada 2024. Holding BUMN Pertahanan diharapkan berdaya saing dan terkemuka di regional Asia. 

Sebelumnya, Direktur Utama PT Len Industri (Persero) yang juga Ketua Organizing Committee BUMN industri pertahanan Bobby Rasyidin mengatakan, kesepahaman melalui holding sangat penting untuk memuluskan cita-cita kemandirian industri pertahanan Indonesia. 

Menurut Bobby, dengan strategic holding, BUMN industri pertahanan akan mampu meningkatkan kemampuan secara bisnis maupun teknologi untuk memenuhi kebutuhan alpalhankam nasional. 

"Selain itu, BUMN Industri Pertahanan juga memiliki pengalaman dan kemampuan berkolaborasi dengan swasta," kata Bobby. 

Ia menyampaikan, Indonesia membutuhkan kesiapan alpalhankam dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. Hingga saat ini, Indonesia sedang menuju 100 persen essential force atau kekuatan pokok pada 2024.  

Di sisi lain, Bobby mengatakan, industri pertahanan sedang menghadapi berbagai problematik, seperti terbatasnya dukungan fiskal dari pemerintah, terbatasnya permintaan jangka panjang, terbatasnya sinergi dan penyelarasan antar-BUMN, hingga minimnya biaya riset dan pengembangan. "Rencana pembentukan Holding BUMN Pertahanan dinilai sebagai salah satu dari jawaban atas tantangan tersebut," ujar Bobby. 

Bobby menilai, Holding BUMN Pertahanan dapat mempercepat kemandirian industri pertahanan dengan menyelaraskan peta jalan strategis pengembangan dan pembangunan BUMN industri pertahanan dengan pemerintah serta pengguna. Termasuk, mengubah paradigma belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan dan mengintegrasikan sinergi rantai pasok dalam industri pertahanan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Len Industri (Persero) (lenindustri)

Len Industri ditunjuk sebagai induk Holding BUMN industri pertahanan mengingat tren pertahanan perang masa depan berbasis network centric warfare C5ISR serta kemampuan mengintegrasikan teknologi dari tiap matra pertahanan, dan pengalaman Len Industri menjadi induk holding anak perusahaannya.

Holding BUMN Pertahanan menerapkan teknologi undustri 4.0. Investasi digitalisasi proses bisnis akan menghasilkan efisiensi produksi yang meningkatkan jaminan pelayanan kepada user dalam pemenuhan kualitas dan ketepatan waktu order," kata Bobby.

Bobby menjelaskan, setiap BUMN yang tergabung dalam holding industri pertahanan memiliki fokus yang beragam, seperti Len Industri yang fokus pada C5ISR Platform beserta MRO dan solusi integrasi tiga matra (interoperability) melalui network centric warfare. Sementara itu, PT Pindad (Persero) dengan fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta munisi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pindad (pt_pindad)

Selanjutnya, PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan fokus pada platform matra udara dan MRO. Sedangkan, PT Pal Indonesia (Persero) dengan fokus pengembangan matra laut dan MRO, serta PT Dahana (Persero) dengan fokus pada pengembangan produk bahan peledak untuk seluruh matra pertahanan.

Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI Ade Yuyu Wahyuna mengatakan, Indonesia membutuhkan kesiapan alpalhankam yang hingga saat ini sedang menuju 100 persen essential force pada 2024. 

Dalam target tersebut, Ade menyebutkan, industri pertahanan sedang menghadapi berbagai problematik, seperti terbatasnya dukungan fiskal dari pemerintah, terbatasnya permintaan jangka panjang, terbatasnya sinergi, dan penyelarasan antar-BUMN, hingga minimnya biaya riset dan pengembangan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat