Pemain Arsenal Gabriel Magalhaes bersama koleganya merayakan kemenangan dalam sebuah pertandingan Liga Inggris | AP Photo/Ian Walton

Olahraga

Aksi Seragam Serbaputih Arsenal Tuai Dukungan

Seluruh penggawa Arsenal—kecuali kiper—menggunakan kostum serbaputih dari atas sampai bawah.

NOTTINGHAM -- Arsenal memang harus menerima kenyataan pahit setelah takluk di tangan Nottingham Forest dengan skor 0-1 di putaran ketiga Piala FA, Senin (10/1/2022) dini hari WIB. Meski begitu, ada satu hal mencolok dari penampilan the Gunners pada laga tersebut. 

Selama pertandingan, seluruh penggawa Arsenal—kecuali kiper—menggunakan kostum serbaputih dari atas sampai bawah. Hal tersebut dilakukan untuk menggelorakan kampanye anti-kriminalitas pisau yang marak di London selama satu tahun terakhir. 

Pihak klub menunjukkan sikap mereka terhadap perlawanan kriminalitas jalanan. Harapannya, semakin banyak orang yang sadar bahwa penyalahgunaan pisau sedang mengkhawatirkan di ibu kota Inggris tersebut. 

Dalam catatan Goal International, setidaknya ada 10 ribu kasus kejahatan yang bermula dari pisau di London medio Juni 2020 hingga 2021. Tak tanggung-tanggung, 30 korban terbunuh yang dicatat selama periode tersebut sekaligus menjadi yang tertinggi di kalangan remaja. Sebelumnya, kasus tertinggi adalah 29 orang pada 2008 silam. 

Karena kebetulan Arsenal bertandang ke markas Nottingham Forest di City Ground, otomatis Bukayo Saka dan kawan-kawan dilarang memakai kostum utama berwarna merah-putih. Alhasil, kostum serbaputih dipilih untuk menaati regulasi sekaligus menyampaikan kampanye.

Arsenal pun menyatakan tidak akan menjual jersei serbaputih itu di pasaran. Sebagai gantinya, jersei yang sudah dipakai akan disumbangkan ke lembaga yang mengurusi persoalan kriminalitas jalanan. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Arsenal Official (arsenal)

Kampanye yang dilakukan Arsenal pun mendapatkan perhatian dari legenda klub mereka, Ian Wright. Sebagai orang yang tumbuh di London, ia merasa beruntung karena dikelilingi orang yang menjaganya saat masih remaja. "Sebagai ayah, kakek, dan buyut, sejujurnya saya merasa beruntung karena mendapatkan lingkungan yang mendukung," katanya, seperti dilansir Kent Live, Senin (10/1).

Ia kecewa karena banyak pusat kegiatan pemuda di London yang tutup sehingga para remaja kesulitan untuk melakukan kegiatan positif. Menurut dia, tidak adanya ruang untuk berkarya menyulitkan anak muda untuk berkembang sehingga terjerumus ke jurang kriminalitas. 

"Ketika kita melihat 10 tahun ke belakang, 750 pusat kegiatan ditutup, 4.500 orang kehilangan pekerjaan. Sudah cukup kita melihat hidup orang menjadi sia-sia," ujarnya. 

Dukungan serupa disampaikan aktor Hollywood kawakan, Idris Elba. Ia berharap tidak ada lagi pertumpahan darah setelah 30 remaja meninggal sia-sia di London akibat kriminalitas. 

Elba mendukung penuh kampanye “No More Red” yang dapat diartikan 'Tidak Ada Lagi Darah' demi menekan angka kriminalitas akibat penyalahgunaan pisau. 

"Ini adalah masalah yang sedang terjadi. 'No More Red' berarti tidak ada pertumpahan darah lagi. Kita bisa melakukan sesuatu dan sepakbola banyak ditonton pesepak bola," ujarnya. 

Sayangnya, Arsenal harus kalah dalam laga tersebut sekaligus keluar dari turnamen sepakbola tertua di dunia. Sang pelatih, Mikel Arteta, menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa membawa tim ke ronde berikutnya. 

"Kami tidak tampil baik dan meminta maaf untuk itu. Saya benar-benar kecewa dengan performa mereka. Seharusnya kami punya determinasi untuk mengubah pertandingan. Namun, hal itu justru menjadi sulit setelah menyaksikan cara mereka bertanding," ujarnya, seperti dilansir BBC Sport, Senin.

Di satu sisi, Arteta merasa timnya tidak siap dengan kejutan yang dihadirkan lawan. Menurut dia, kompetisi sekelas Piala FA penuh dengan hal-hal tidak terduga dan setiap pemain harus siap dengan segala keadaan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat