Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021. ANTARA FOTO/ | Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Nasional

BPOM : Vaksin Merah Putih Sudah Selesai Praklinis

Vaksin Merah Putih menjadi bukti Indonesia mampu berbicara banyak dalam mengatasi pandemi Covid-19.

JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) menyampaikan, hingga kini vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga bersama PT Biotics Pharmatical baru selesai menjalani tahap praklinis.

“Saat ini vaksin Merah Putih sudah selesai uji pra-klinik sedang menunggu masuk ke tahapan uji klinik,” ujar Kepala Badan POM, Penny Lukito, dalam Konferensi Pers secara daring, Senin (10/1/2022).

Targetnya, awal Februari uji klinik untuk vaksin Merah Putih bisa dilakukan. Sehingga pada Juni, vaksin Merah Putih sudah bisa mengantongi Emergency Use Authorization (EUA).

Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia mampu berbicara banyak dalam mengatasi pandemi Covid-19. Wakil Rektor Riset, Inovasi, dan Community Development, Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M. Si, mengatakan, saat ini pihak mitra industri sedang menyiapkan Vaksin Merah Putih Unair untuk uji klinis.

"Rencana uji klinis awal Februari 2022. Semoga bila lancar maka produksi bisa dilakukan Juni-Juli 2022," ujarnya.

Vaksin yang dikembangkan oleh Unair menggunakan dua skema platform. Vaksin Merah Putih Unair menggunakan skema classical platforms dan next generation platforms. Untuk classical platforms, Unair mengembangkan dari inactivated virus atau virus yang telah dimatikan. Sedangkan pada next generation platforms, Unair menggunakan adenoviral vector dan peptide.

Pada Senin (10/1/2022), BPOM RI menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk penggunaan vaksin Coronovac BioFarma, Moderna, Pfizer, AstraZeneca, dan Zifivax. Kelima vaksin tersebut akan digunakan sebagai booster vaksin Covid-19 di Indonesia.

Penny mengatakan, lima vaksin yang telah mengantongi EUA telah melalui uji klinis, untuk keamanan kejadian yang tak diinginkan. Reaksi lokal seperti nyeri, kemerahan di tempat yang disuntik tingkat keparahannya umumnya masih ringan.

Nantinya, lanjut Penny, ada dua mekanisme pemberian booster. Pertama, booster dalam bentuk homolog atau menggunakan vaksin yang sama dengan yang sebelumnya. Kedua, heterolog atau menggunakan vaksin berbeda dari sebelumnya.

Penggunaan darurat

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) lima produk vaksin Covid-19 yang digunakan sebagai penguat antibodi.

"Ada lima vaksin yang telah dapatkan EUA melalui proses evaluasi bersama para tim ahli penilai obat atau vaksin dan memenuhi syarat yang ada," kata Kepala BPOM Penny K Lukito saat menyampaikan keterangan pers di Gedung BPOM, Jakarta Pusat, Senin siang.

Produk vaksin Covid-19 yang mendapatizin penggunaan darurat dari BPOM untuk digunakan sebagai vaksin penguat meliputi CoronaVac produksi PT Bio Farma, vaksin buatan Pfizer, vaksin AstraZeneca, vaksin Moderna, dan vaksin Zifivax.

Penny menjelaskan, tambahan satu dosis vaksin homolog CoronaVac bisa diberikan pada orang berusia 18 tahun ke atas setelah enam bulan setelah vaksinasi primer.

"(Hasil uji) imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster CoronaVac pada subjek dewasa," katanya, menambahkan, kejadian ikutan setelah penggunaan vaksin itu berupa reaksi lokal seperti nyeri dan kemerahan di tempat suntikan.

Menurut dia, tambahan dosis vaksin Pfizer untuk penguat juga diberikan minimal enam bulan setelah vaksinasi primer pada orang berusia 18 tahun ke atas. Efek penggunaan vaksin dengan platform mRNA itu umumnya bersifat lokal seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, dan demam. "(Hasil uji) Imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 3,3 kali setelah satu bulan (pemberian vaksin)," kata Penny.

Vaksin AstraZeneca juga bisa digunakan untuk memberikan tambahan dosis vaksin sebagai penguat. Menurut hasil uji imunogenisitas, penggunaan produk vaksin itu bisa meningkatkan antibodi sekitar 3,5 kali.

Sementara vaksin Moderna, bisa digunakan untuk melengkapi pemberian dua dosis vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, dan Johnson and Johnson. Setengah dosis vaksin berplatform mRNAitu bisa diberikan sebagai tambahan setelah vaksinasi primer. "Moderna menunjukkan imunogenisitas 13 kali setelah pemberian dosis booster dan subjek dewasa 18 tahun ke atas," katanya.

Vaksin Zifivaxbisa digunakan sebagai penguat heterologbagi vaksin jenis lain seperti vaksin buatan Sinovac atau Sinopharm dengan interval pemberian enam bulan ke atas. "Zifivax menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali," kata Penny.

Ada 13 produk vaksin Covid-19 yang sudah mendapat EUA di Indonesia."Saat ini sudah ada 13 vaksin yang dapat EUA di Indonesia. Hasil kajian menunjukkan respons imun akan menurun di bawah 30 persen setelah enam bulan dari vaksin primer sehingga dibutuhkan booster(penguat)," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat