Pesepak bola Timnas Indonesia Asnawi Mangkualam (kedua kanan) menghalau bola dari pesepak bola Timnas Thailand Tristan Do (kanan) dalam pertandingan Babak Final Leg 1 Piala AFF 2020 di National Stadium, Singapura, Rabu (29/12/2021). | ANTARA FOTO/Flona Hakim/app/aww.

Olahraga

Tasbih dan Zikir Temani Asnawi Pimpin Timnas Indonesia

Kekuatan fisik dan kecepatan berlari membuat Asnawi berani melakukan duel satu lawan satu dengan lawan.

Agama Islam menjadi satu hal yang tak bisa dipisahkan dari sosok penggawa timnas sepak bola Indonesia, Asnawi Mangkualam. Sebagai kapten, ia jelas memegang peran penting dalam membawa skuad Garuda selama gelaran Piala AFF 2020 lalu.

Berbekal dominasi pemain muda minim pengalaman, Asnawi dan kawan-kawan melenggang mulus hingga ke partai final. Tak bisa dimungkiri, Indonesia memang takluk di tangan Thailand di final dan pulang membawa status runner-up. Namun, jika melirik perjalanannya, terlihat jelas bahwa performa pasukan Merah Putih adalah salah satu yang terbaik di Piala AFF 2020.

Indonesia tercatat menjadi tim paling produktif dengan catatan 20 gol. Dengan rerata usia pemain 23,8 tahun plus status tim paling muda kedua setelah Timor Leste, sepak terjang Indonesia bisa dibilang impresif.

Kualitas permainan timnas Indonesia pun tidak bisa lepas dari kontribusi Asnawi. Buktinya, pemain berusia 21 tahun itu tak pernah absen dalam seluruh pertandingan Piala AFF 2020. Ban kapten pun selalu melekat di tangannya, jika Evan Dimas tidak tampil.

Pria kelahiran 4 Oktober 1999 itu memiliki tipe permainan yang eksplosif dan sulit didobrak saat dipasang sebagai bek kanan. Ini terlihat saat Asnawi membantu tim dalam menyusun serangan sekaligus mengadang gempuran lawan yang datang dari sisi lapangan.

Jika dipasang sebagai gelandang, ia tak segan-segan merusak serangan lawan mulai dari sektor tengah. Kekuatan fisik dan kecepatan berlari membuat Asnawi berani melakukan duel satu lawan satu dengan lawan. Kemampuan itu juga membuatnya berani memegang bola lebih lama dibanding kawan-kawannya.

Tak ayal, Asnawi sudah dipercaya membela timnas U-16 dan U-19, lalu U-22 untuk berkompetisi di berbagai pentas internasional, meski waktu itu usianya belum genap 20 tahun.

Minat Asnawi terhadap sepak bola juga datang dari sang ayah, Bahar Muharram, seorang legenda klub PSM Makassar. Bahar kabarnya sempat melarang anaknya untuk meniti karier sebagai pesepak bola karena khawatir terjerumus ke dalam kehidupan glamor dan dihujani gosip.

Akan tetapi, hati sang ayah perlahan luluh setelah melihat sang anak memiliki minat dan bakat tinggi terhadap si kulit bundar. Asnawi berhasil lolos dalam seleksi Persiba Balikpapan, lalu direkrut PSM Makassar pada 2017 lalu.

Performa Asnawi terus mencuri perhatian hingga ke luar negeri. Klub K-League 2, Ansan Greeners, akhirnya memboyong Asnawi ke Korea Selatan pada Januari 2021 lalu. Kehadiran Asnawi di Negeri Ginseng kabarnya berhasil menarik sederet perusahaan yang ingin menjalin kerja sama sebagai sponsor untuk pasar Indonesia.

Ada pengalaman unik Asnawi saat kali pertama menginjakkan kaki di Korea Selatan. "Sulit beradaptasinya itu makanan, soalnya saya Muslim tidak makan babi. Tapi, di sini restorannya babi semua," ujar Asnawi dikutip dari kanal Youtube KRTV, Rabu (5/1).

Asnawi pun tidak pernah lupa menunaikan shalat lima waktu meski bertanding di luar negeri. "Mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam. Saya shalat lima waktu sehari. Orang-orang Muslim tidak pernah melewatkannya," ucap Asnawi seperti dilansir media Korea Selatan, JoongAng Daily.

Untuk menjaga diri dari jurang hitam kehidupan, Asnawi memilih berusaha menjadi sosok yang religius. Ini terbukti saat dia kerap tertangkap kamera sedang berkomat-kamit dan menggerakkan jempol di ruas jari-jari tangannya seperti orang sedang berzikir.

Hal itu juga terjadi di lorong pemain sebelum timnas Indonesia membabat Malaysia dengan skor 4-1 di Piala AFF 2020. Cuplikan video dan foto tangkapan layar memperlihatkan Asnawi sedang berzikir pun menyita perhatian warganet dan menuai pujian.

Sebelum itu, Asnawi juga pernah mendapat hadiah seuntai tasbih dari duta besar Indonesia untuk Korea Selatan. Pemberian hadiah itu dilakukan dalam sebuah pertemuan di kantor Wali Kota Ansan, Yoon Hwa-seop, September 2021 lalu.

Pihak kedutaan besar Indonesia beranggapan, hadiah tasbih diberikan karena Asnawi gemar berzikir di sela-sela aktivitas padat sebagai pesepak bola. Sebagai pemain sekaligus kapten timnas Indonesia dan seorang Muslim, Asnawi layak menjadi teladan bagi siapa pun.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat