Masyarakat mengenakan masker untuk melindungi diri dari Covid-19 sekaligus mengantre melakukan tes usap di plaza Charles de Gaulle, Paris, Perancis, Rabu (5/1). | AP/Michel Euler

Internasional

WHO: Omikron Bisa Munculkan Varian Baru

Singapura memperkirakan varian omikron akan menyebabkan gelombang kasus lebih besar daripada delta.

JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 varian omikron di seluruh dunia berisiko memunculkan virus SARS-CoV-2 varian baru yang lebih berbahaya. Saat ini, omikron telah menjadi varian dominan di sejumlah negara.

“Makin banyak omikron menyebar, makin banyak penularan dan replikasi, makin besar kemungkinan untuk memunculkan varian baru,” kata pejabat darurat senior WHO Catherine Smallwood dalam sebuah pernyataan pada Selasa (4/1).

Dia menekankan, kendati kemungkinan berisiko lebih kecil daripada varian delta, omikron tetap berpotensi menyebabkan kematian. Namun, tak ada yang dapat menebak tentang apa yang bisa dimunculkan varian terbaru Covid-19.

Smallwood mengungkapkan, sejak awal pandemi, Eropa sudah mencatatkan lebih dari 100 juta kasus Covid-19. Sebanyak 5 juta kasus di antaranya tercatat pada pekan terakhir 2021.

“Kami berada dalam fase yang sangat berbahaya, kami melihat tingkat infeksi meningkat sangat signifikan di Eropa barat, dan dampak penuh dari hal itu belum jelas,” ujarnya.

Ia mengambil Inggris sebagai contoh. Menurut dia, negara tersebut sedang menghadapi peringatan krisis rumah sakit. Hal itu karena merebaknya penyebaran omikron. Menurut Smallwood, negara-negara Eropa lainnya dapat menghadapi situasi seperti Inggris.

“Bahkan dalam sistem kesehatan yang canggih dan berkapasitas baik, ada perjuangan nyata yang terjadi saat ini, serta kemungkinan ini akan terjadi di seluruh wilayah saat omikron mendorong kasus ke atas,” ujar Smallwood. Sejauh ini, dunia sudah mencatatkan lebih dari 293 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 5,45 juta jiwa.

Salah satu manajer WHO, Abdi Mahamud, mengatakan, kian banyak bukti yang menunjukkan omikron lebih jinak dari delta. Salah satu penyebabnya adalah omikron cenderung hanya menyerang saluran pernapasan bagian atas dan tidak sampai ke paru-paru.

"Kita menyaksikan makin banyak penelitian yang menunjukkan omikron menginfeksi bagian atas tubuh. Ini berbeda dari (varian) lainnya yang mampu menyebabkan pneumonia parah," kata Mahamud kepada para wartawan di Jenewa, Selasa. "Ini bisa menjadi berita baik, tapi masih perlu lebih banyak penelitian untuk membuktikannya."

Omikron pertama kali dideteksi pada November. Hingga kini, WHO mencatat bahwa penyebaran varian tersebut setidaknya telah terjadi di 128 negara.

Jumlah kasus memang meningkat paling tajam sepanjang pandemi. Namun, tingkat perawatan di rumah sakit dan angka kematian relatif lebih rendah dari fase-fase sebelumnya. "Yang kita saksikan saat ini adalah antara jumlah kasus dan kematian tidak berbanding lurus," kata Mahamud.

Namun, ia tetap mengingatkan, omikron amat menular. Varian ini bisa menjadi dominan dalam beberapa pekan ke depan. Akibatnya, ini bisa menyebabkan tekanan besar pada sistem kesehatan di negara yang tingkat vaksinasinya masih rendah.

photo
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke anak saat pelaksanaan Wisata Vaksin Anak dan Umum di kawasan Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Kamis (6/1). (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Kondisi di Singapura

Varian omikron di Singapura diperkirakan akan menyebabkan gelombang infeksi yang lebih besar daripada delta. Pada Rabu, Direktur Layanan Medis di Kementerian Kesehatan Singapura Kenneth Mak mengatakan, pada puncaknya, varian delta menyebabkan 5.000 kasus per hari. Namun, varian omikron diperkirakan bisa menyebabkan kasus baru antara 10 ribu dan 15 ribu per hari.

Pihak berwenang Singapura menyatakan, kondisi saat ini masih terkendali. Mereka juga akan tetap memberlakukan pembatasan, misalnya membatasi pertemuan hanya paling banyak lima orang.

Kekhawatiran kini muncul menjelang perayaan tahun baru Imlek yang biasanya berlangsung sebulan. Namun, pemerintah menegaskan, rencana untuk memperketat pembatasan hanya akan menjadi pilihan terakhir.

Dalam perkembangan berbeda, Amerika Serikat melaporkan kasus harian nyaris 1 juta orang, Selasa. Ini angka tertinggi di dunia. India dan Jepang juga menghadapi kenaikan kasus dua kali lipat hanya dalam hitungan hari.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat