Sejumlah bagian dari bangkai pesawat terbang tergeletak di sebuah tanah lapang di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/1/2022). Berdasarkan informasi warga sekitar bangkai pesawat terbang itu didatangkan dari berbagai daerah untuk kemudian | ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Bodetabek

Bangkai Pesawat dan Potensi Wisata Baru di Jalan Raya Parung

Barisan bangkai pesawat yang berpotensi wisata itu tertutup pagar besi dan tembok beton 2,5 meter.

OLEH SHABRINA ZAKARIA

Sejumlah bangkai pesawat berbagai jenis dan ukuran, berbaris rapi di sebuah tanah lapang di Jalan Raya Parung, Kampung Jampang, Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Beberapa di antaranya ada yang masih berupa lempengan, ada yang berbentuk pesawat utuh, ada juga beberapa pesawat panjang dibelah dua.

Barisan bangkai pesawat itu, tertutup oleh pagar besi dan tembok beton tinggi sekitar 2,5 meter. Salah satu pesawat yang sudah dirangkai, diberdirikan dengan tiang penyangga sehingga terlihat dari jarak jauh. Sedangkan, bangkai lainnya, hanya bisa diintip dari beberapa titik lubang di pagar besi yang sudah berkarat.

Berdasarkan informasi dari warga sekitar, bangkai-bangkai pesawat itu didatangkan dari berbagai daerah, untuk kemudian dimodifikasi kembali dan dijadikan properti kafe dan restoran. Namun, belum diketahui kapan tepatnya pesawat-pesawat yang mulai usang itu akan mulai diproses.

Salah seorang warga sekitar, Reza (35 tahun), memperkirakan, sudah dua tahun lamanya bangkai-bangkai pesawat berada di lahan seluas sekitar satu hektare tersebut. Berkali-kali terjemur di bawah teriknya matahari, dan diguyur hujan.

Beberapa kali, dia pernah melihat, ada sejumlah bangkai pesawat dari maskapai ternama di Indonesia juga teronggok di dalamnya. Namun, dia tak mengenal siapa sosok yang membeli bangkai-bangkai pesawat tersebut dan meletakkannya di sini.

“Pesawat-pesawat kecil ada banyak. Ada yang sudah dirangkai, ada yang masih potongan kayak waktu pertama dibawa. Sedengar saya dibawanya pakai tronton waktu malam hari, terus dimasukkan di lahan ini,” ucap Reza ketika ditemui Republika tak jauh dari lokasi, Rabu (5/1).

 
Pesawat-pesawat kecil ada banyak. Ada yang sudah dirangkai, ada yang masih potongan kayak waktu pertama dibawa.
 
 

Warga Kampung Jampang yang lain Diki (34) mengatakan, keberadaan bangkai-bangkai pesawat itu sudah diketahui sejak 2019 silam. Hanya saja, dia tidak mengetahui, secara perinci apa saja yang ada di dalamnya, karena tertutup oleh pagar besi dan beton yang tinggi.

Penyimpanan bangkai-bangkai pesawat ini sudah menerima izin dari Pemerintah Desa Pondok Udik. Namun, pihak pemerintah desa belum mengetahui dari mana asal bagian badan pesawat yang datang secara berangsur ini.

Sekretaris Desa Pondok Udik, Imam Hermawan, mengatakan, izin yang diterima Pemerintah Desa Pondok Udik ialah penggunaan lahan sebagai gudang bangkai pesawat, yakni izin yang diberikan oleh pemerintah desa berlangsung selama lima tahun hingga 2024.

Kendati demikian, dia tidak tahu persis berapa unit pesawat yang ada di dalamnya. Karena pesawat-pesawat itu datang dalam bentuk tidak utuh. Ditambah kondisi lahan yang tertutup.

“Kalau kita lihat cuma satu yang utuh. Dibawanya pun tidak utuh, jadi per bagian mungkin ya, kemudian ada perakitan lagi di situ. Kami nggak lihat (perakitannya) karena kan dipagar,” kata Imam.

 
Dibawanya pun tidak utuh, jadi per bagian mungkin ya, kemudian ada perakitan lagi di situ.
 
 

Di samping itu, Imam mengakui, jika info yang beredar terkait pembuatan restoran, belum diterimanya secara langsung dari sang pemilik pesawat yang merupakan warga Jakarta. Jika rumor tersebut benar adanya, menurut Imam, sang pemilik pesawat harus mengajukan izin terkait pembuatan restoran. “Harapan kita akan ada pemanfaatan yang lebih untuk desa,” pungkasnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Kabupaten Bogor, Deni Humaedi, mengaku, akan mendatangi lokasi penyimpanan bangkai pesawat itu. Dia pun baru mendengar rumor untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai restoran atau cafe, dengan ornamen bangkai pesawat.

Deni menjelaskan, kawasan Kecamatan Parung, Kemang, dan sekitarnya saat ini masuk dalam Kawasan Pengembangan Wisata Daerah. Jika rumor pembuatan restoran itu benar, menurutnya, hal itu merupakan ide yang inspiratif dan inovatif. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat