Empat Skenario Umrah | republika

Khazanah

Kemenag: Umrah Berlanjut

Pendaftaran umrah untuk keberangkatan Januari 2022 sudah bisa dilakukan.

JAKARTA – Meskipun terjadi lonjakan kasus infeksi Covid-19 di Arab Saudi, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tetap memberangkatkan jamaah umrah ke Tanah Suci. Keputusan itu merupakan hasil rapat lintas kementerian dan lembaga terkait umrah, Senin (3/1).  

“Hasil rapat dengan berbagai kementerian kemarin, Kemenlu, Kemenhub, Kemenkes, KBRI Riyadh, KJRI Jeddah, semua menyatakan tidak ada larangan untuk umrah,” ujar Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag), Nur Arifin, saat dihubungi Republika, Selasa (4/1).

Meskipun demikian, dia melanjutkan, mengingat pandemi Covid-19 masih berlangsung dan merebak varian baru, yakni omikron, maka disepakati pelaksanaan umrah harus dibarengi protokol kesehatan yang ketat.

Nur Arifin juga menekankan, apabila nanti Indonesia memberangkatkan jamaah umrah, harus dilakukan kordinasi dengan Satgas Covid-19 dan Satgas Bandara Soekarno-Hatta. Pada Selasa (4/1), telah dilakukan rapat dengan tim satgas disebut.

"Dari satgas, inti masukannya adalah pelaksanaan umrah agar mengikuti protokol yang ketat," ujarnya.

Selain itu, satgas juga menyarankan agar jamaah umrah yang pulang ke Tanah Air setiap harinya berkisar 4.000 orang.

Saat ini, kata dia, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag sedang membuat surat untuk para penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU). Surat itu berisi informasi bahwa pendaftaran umrah untuk keberangkatan pada bulan Januari 2022 sudah bisa dilakukan, dengan sistem satu pintu (one gate policy).  

Terkait tanggal keberangkatan, Nur Arifin menyebut pihaknya masih berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait hal itu.

Menyusul lonjakan kasus Covid-19 di Arab Saudi, yang kini mencapai lebih dari 1.000 kasus positif per hari, Pemerintah Malaysia beberapa hari lalu memutuskan untuk menghentikan sementara pemberangkatan umrah mulai 8 Januari 2022, sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Terkait hal ini, DPR telah meminta Kemenag menunda rencana pemberangkatan calon jamaah umrah Indonesia ke Tanah Suci. Penundaan dinilai perlu dilakukan mengingat kasus infeksi Covid-19 yang kembali melonjak di Arab Saudi.

“Dari sejak awal saya selalu menyampaikan, sudah seharusnya Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama mempertimbangkan untuk menunda keberangkatan calon jamaah umrah Indonesia ke Arab Saudi,” kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily, saat dihubungi Republika, Senin (3/1).

Ace menegaskan, sarannya ini sudah berdasarkan pertimbangan matang, utamanya setelah mencermati peningkatan kasus Covid-19, khususnya di Arab Saudi. Untuk itu, demi keselamatan masyarakat Indonesia, sudah sepatutnya Pemerintah Indonesia menunda pemberangkatan jamaah umrah.

"Tentu kami mencermati perkembangan penularan Covid-19 di Arab Saudi," ujarnya.

Ace mengingatkan, apa yang terjadi di Arab Saudi sangat bisa mempengaruhi jamaah umrah Indonesia. Artinya, jamaah Indonesia berpotensi tertular saat berada di sana. Karena itu, sudah seharusnya Kemenag mempertimbangkan menunda pemberangkatan calon jamaah umrah ke Tanah Suci.

“Kemenag dapat membuka kembali umrah setelah kasus Omikron ini menurun dan dapat dikendalikan,” katanya.

Sementara, Ketua Rabithah Haji Indonesia, Ade Marfudin, mengatakan, kebijakan Kemenag menjadi penentu apakah umrah di masa pandemi ini akan dilanjutkan atau ditunda lagi. Untuk itu, semua pihak mesti patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan Kemenag.

"Pertaruhan pemerintah, bila baik proses perjalanan ini, maka akan terus berlanjut, tapi sebaliknya jika ada kasus baru yang menimpa jamaah umrah, misalnya terkonfirmasi positif Covid-19, maka umrah akan dihentikan," kata Ade saat dihubungi Republika, Senin (3/1).

Ade mengakui, dibukanya kembali umrah memang mendapat sambutan positif masyarakat Muslim Indonesia. Sebab, sudah hampir dua tahun masyarakat yang sudah mendaftar umrah menunggu untuk diberangkatkan.

Namun, tak lama kemudian, muncul Covid-19 varian baru, yakni omikron. "Belum selasai uji coba umrah dilakukan, tiba-tiba datang lagi wabah varian baru Covid -19 yang dengan cepat menyebar di berbagai belahan negara, termasuk Arab Saudi,” katanya.

Ade pun berdoa agar pandemi ini segera berakhir sehingga jamaah bisa kembali melaksanakan ibadah umrah secara normal. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat