Sejumlah warga antre untuk membeli kebutuhan pokok saat Operasi Pasar Murah termasuk minyak goreng di Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/12/2021). | ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.

Kabar Utama

Penyaluran Minyak Goreng 'Murah' Diperluas 

Penyediaan minyak goreng kemasan sederhana merupakan respons pemerintah terhadap kenaikan harga.

JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan memperluas penyaluran minyak goreng harga khusus ke pasar tradisional. Operasi pasar juga tetap digencarkan untuk menstabilkan harga minyak goreng yang sedang mengalami kenaikan. 

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, penyaluran minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp 14 ribu per liter selama masa Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 dilakukan melalui ritel modern. “Kami memastikan stok minyak goreng tersedia dengan harga terjangkau sehingga masyarakat dapat memperoleh minyak goreng di semua pasar, ritel modern, maupun di pasar tradisional,” kata Lutfi, Selasa (4/1). 

Lutfi menjelaskan, penyediaan minyak goreng kemasan sederhana merupakan respons pemerintah terhadap kenaikan harga minyak goreng. Demi memastikan keberlanjutan ketersediaan minyak goreng kemasan seharga Rp 14 ribu per liter, pemerintah akan menggunakan instrumen subsidi yang berasal dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit. 

Menurut Kemendag, kenaikan harga minyak goreng saat ini dipengaruhi harga crude palm oil (CPO) dunia yang naik menjadi 1.340 dolar AS per MT. Kenaikan harga CPO ini menyebabkan harga minyak goreng ikut naik cukup signifikan. 

Pantauan Kementerian Perdagangan per Senin (3/1), harga minyak goreng curah sebesar Rp 17.900 per liter dan minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp 18.500 per liter. Lalu, minyak goreng premium sebesar Rp 20.300 per liter.

Lutfi menjelaskan, Kemendag telah melakukan koordinasi dengan produsen dan distributor serta pemerintah daerah. Tujuannya untuk memastikan ketersediaan minyak goreng di pasar tradisional sehingga tidak terjadi kelangkaan.

Kemendag, kata Lutfi, juga meminta pemerintah daerah, khususnya dinas yang membidangi perdagangan, untuk melakukan operasi pasar minyak goreng di wilayah masing-masing. Stabilitas harga barang kebutuhan pokok merupakan mandat Presiden Joko Widodo. Pada masa pandemi ini, Kemendag melakukan berbagai upaya guna memastikan harga barang kebutuhan pokok tetap stabil. 

“Tidak hanya minyak goreng, tetapi juga barang kebutuhan pokok lainnya. Stabilitas harga merupakan mandat yang diamanahkan Presiden yang kami laksanakan dengan sungguh-sungguh supaya masyarakat bisa menikmati harga yang wajar,” ujar dia.

Presiden Jokowi pada Senin (3/1) menyinggung kenaikan harga minyak goreng di pasaran. Harga minyak goreng di pasaran melonjak karena harga CPO di pasar ekspor sedang tinggi. Jokowi pun menginstruksikan Mendag Muhammad Lutfi untuk menjamin stabilitas harga minyak goreng di dalam negeri. 

photo
Sejumlah warga membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar murah minyak goreng di Blok F Trade Center, Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/12/2021). Pemerintah menyediakan 11 juta liter minyak goreng dalam operasi pasar di seluruh Indonesia yang dijual dengan harga Rp 14 ribu per liter dalam rangka stabilisasi kenaikan harga minyak goreng dan membantu masyarakat mendapatkan harga yang lebih terjangkau. - (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Presiden menegaskan, prioritas utama pemerintah adalah memenuhi kebutuhan rakyat, termasuk menstabilkan harga minyak goreng agar tetap terjangkau. “Jika perlu, Menteri Perdagangan bisa melakukan lagi operasi pasar agar harga tetap terkendali,” kata Jokowi. 

Hingga saat ini, harga minyak goreng kemasan masih bertahan tinggi. Di pasar tradisional Kota Bandar Lampung, misalnya, harganya mencapai Rp 20 ribu-Rp 21 ribu per liter. Biasanya, harga minyak goreng sekitar Rp 11 ribu per liter. 

Berdasarkan pemantauan di Pasar Induk Tamin, Bandar Lampung, pedagang bahan kebutuhan dapur belum menurunkan harga jual minyak goreng kemasan berbagai merek. Menurut pedagang, harga tersebut memang sudah tinggi dari agen sehingga pengecer menjual dengan harga penyesuaian.

Pedagang merasakan tingginya harga minyak goreng sejak akhir November 2021. Para konsumen mengeluhkan tingginya harga minyak goreng. “Mereka mengeluhkan harga minyak goreng tidak wajar, naiknya dua kali lipat,” kata Legimin (54 tahun), pedagang kebutuhan dapur di Pasar Tamin.

Saat ini, katanya, minyak goreng curah yang dijual di pasar sudah tidak tersedia lagi sejak penemuan minyak goreng curah oplosan. Semua pembeli, baik ibu rumah tangga maupun pedagang makanan, merasakan berat untuk membeli minyak goreng kemasan dalam jumlah banyak.

Pedagang di Pasar Wayhalim masih menjual minyak goreng kemasan berkisar Rp 40 ribu sampai Rp 43 ribu per liter, bergantung jenis dan merek kemasannya. Tingginya harga minyak goreng kemasan ini masih bertahan karena harga dari agen juga masih tinggi.

“Kalau kami pedagang ini mengikuti saja harga dari agen atau distributor. Kalau mereka naik, terpaksa kami juga menaikkan harga ecerannya,” kata Gani, pedagang di Pasar Rakyat Wayhalim.

Lina (54), ibu rumah tangga di Bandar Lampung, mengaku tak mengira kenaikan harga minyak goreng akan berlanjut sampai tahun berganti. “Seharusnya pemerintah respons kalau minyak goreng itu kebutuhan vital rumah tangga dan pedagang makanan,” ujar ibu dua anak tersebut.

photo
Warga berebut untuk membeli minyak goreng pada gelaran pasar murah jelang Natal dan Tahun Baru 2022 di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (14/12/2021). - (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/hp.)

Biasanya, ia membeli minyak goreng kemasan 3-4 liter untuk persediaan satu bulan. Sejak harga minyak goreng mahal selama dua bulan terakhir, ia hanya membeli 2 liter .

Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Johan Rosihan menyoroti fluktuasi harga komoditas pangan, seperti harga gabah, jagung, cabai, telur, dan minyak goreng. Selama 2021, produk pangan yang bersumber dari impor, seperti daging dan kedelai, harganya terus melonjak hingga merugikan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Daya beli konsumen juga semakin lemah pada masa pandemi ini," kata Johan, Selasa (4/1). 

Ia secara khusus menyinggung kenaikan harga minyak goreng. Menurut dia, hal ini ironi karena Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit (CPO) terbesar di dunia dengan pertumbuhan rata-rata 3,61 persen per tahun.  

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, harga minyak goreng kemasan sederhana per 3 Januari 2022 rata-rata berada di kisaran Rp 19 ribu per liter di seluruh Indonesia. Harga itu 25 persen lebih tinggi di atas harga eceran tertinggi yang Rp 11 ribu per liter.

Kenaikan harga minyak goreng kemasan di tingkat konsumen tercatat merangkak naik perlahan sejak pertengahan 2021, menyusul naiknya harga minyak sawit mentah atau CPO di tingkat global.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat