Petugas Dompet Dhuafa saat akan melakukan penyemprotan cairan disinfektan di lingkungan kantor Republika, Jakarta, Selasa (7/3/2020). | Republika/Putra M. Akbar

Halaman 1

Bersama Tebar Kebaikan

Masyarakat diharapkan dapat terus bergandeng tangan dan saling menguatkan.

Pandemi Covid-19 dan berbagai musibah yang menimpa Indonesia semakin menumbuhkan kesalehan sosial umat. Masyarakat berlomba-lomba berbuat kebaikan untuk membantu meringankan beban sesama.

Republika sebagai media massa, tak hanya berperan membangun bangsa melalui pemberitaan, tetapi juga terlibat aktif dalam aksi-aksi sosial di masyarakat. Di usia yang telah menginjak 29 tahun pada hari ini, Selasa (4/1), Republika berkomitmen untuk terus membersamai elemen bangsa dalam menebar kebaikan.

Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi mengatakan, Republika sejak awal berdiri memiliki perhatian pada krisis, baik itu krisis kesehatan, kemanusiaan, ataupun krisis yang dipicu bencana alam.

"Setiap ada kejadian besar, Republika turun tangan. Tak hanya memberitakan, tapi juga bergerak dengan mengumpulkan donasi untuk disalurkan kepada yang membutuhkan," kata Irfan.

Saat awal pandemi Covid-19 melanda, misalnya, Republika menjadi salah satu pihak yang paling awal dalam menggalang bantuan untuk pengadaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan (nakes). Ketika itu, kebutuhan terhadap APD amat tinggi, namun ketersediaannya masih terbatas. Kalaupun ada, harganya amat mahal.

Republika mengajak para pembaca untuk berkontribusi. Langkah itu mendapat sambutan luar biasa. Jumlah donasi yang terkumpul sekitar Rp1,5 miliar. Dana itu kemudian digunakan untuk pengadaan dan penyaluran APD yang bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan BPJS Kesehatan.

Dari sisi jurnalisme, Republika mencoba memberikan nilai tambah dan menggerakkan masyarakat ke arah lebih baik. “Jadi tidak hanya berpatokan pada satu nilai berita saja. Tapi juga harus berpegang pada patokan berikutnya, yakni kemaslahatan. Artinya kemanfaatan yang secara luas kepada masyarakat."

Irfan menambahkan, Republika juga terus adaptif dengan perkembangan zaman. Dahulu, ketika masa-masa awal kehadiran internet, Republika dengan cepat membentuk portal berita Republika.co.id. Terbentuk pada 1995, Republika.co.id menjadi web berita pertama di Indonesia.

“Ke depannya kita mungkin bisa berkembang dan eksis di alam baru bernama Metaverse. Itu kita lakukan supaya kita relevan dengan perkembangan zaman atau perubahan yang terjadi di masyarakat,” kata Irfan.

Irfan mengatakan, milad ke-29 juga menjadi momen pengukuhan bagi Republika agar semakin dewasa dalam menyajikan konten-konten dan terus berpegang teguh pada prinsip-prinsip jurnalistik. Sebab, Republika sebagai media massa harus mempunyai keunggulan berupa validitas dan kualitas konten.

Wakil Pemimpin Redaksi Republika Nur Hasan Murtiaji mengapresiasi keaktifan para pembaca atas program penggalan dana atau donasi yang dilakukan Republika. Masyarakat diharapkan dapat terus saling bergandeng tangan dan saling menguatkan. “Ini menunjukkan pembaca-pembaca Republika merupakan pembaca yang loyal dan dermawan serta memiliki jiwa filantropi tinggi,” ujar Hasan.

Belum lama ini, Republika menggalang donasi untuk anak yatim yang orang tuanya menjadi korban Covid-19. Bantuan kepada mereka diberikan dalam bentuk beasiswa. Sebanyak 365 anak di sejumlah daerah di Tanah Air menerima dana masing-masing Rp 1 juta. Saat ini, Republika juga menggalang donasi untuk korban semeru yang diberi nama ‘Bantu Semeru’. Penggalangan dana akan berlangsung sampai akhir Januari 2022.

Semangat kedermawanan

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad mengatakan, kepedulian masyarakat selama masa pandemi terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari penghimpunan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang tumbuh sebesar 30 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Luar biasa peningkatannya itu. Bahkan, di tahun 2020 dan 2021 jauh sekali perbedaanya,” kata Noor kepada Republika, belum lama ini.

Menurut dia, di masa pandemi ini, masyarakat di tingkat bawah juga saling membantu agar bisa kembali menjalani hidup normal. Jika pandemi telah selesai, dia berharap masyarakat tetap melakukan kebaikan terhadap sesama.

“Kita berharap apa yang sudah berjalan selama ini terus kita tingkatkan di masa-masa yang akan datang meskipun tidak pandemi. Artinya tingkat kedermawanan itu lebih ditingkatkan,” ucapya.

Dia pun mengapresiasi Republika yang selama ini ikut melakukan berbagai aksi nyata dalam membantu masyarakat, seperti mengumpulkan donasi untuk korban bencana dan program-program recovery di suatu daerah. Selain menebar kebaikan dan melawan hoaks, Noor menilai Republika juga telah ikut mengatasi berbagai dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19.

Organisasi sosial kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) juga menapresiasi kedermawanan masyarakat Indonesia yang terus meningkat. Salah satu program yang dibuat MER-C di masa pandemi adalah Isolasi Mandiri Terpantau (Isomantau). "Bantuan masyarakat terhadap program ini luar biasa,” kata Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad.

photo
Kepala Perwakilan Republika Jawa Barat Rachmat Santosa Basarah (kiri) menyalami anak penerima donasi usai acara Penyerahan Donasi Untuk Yatim Piatu Terdampak Covid-19 di Kantor Perwakilan Republika Jawa Barat, Jalan Mangga, Kota Bandung, Kamis (23/12). Harian Republika menyerahkan donasi tahap pertama dari para donatur dan pembaca Republika kepada sedikitnya 205 anak yatim piatu terdampak Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Menurut Sarbini, hal itu tidak terlepas dari peran Republika yang selama ini terus mendukung lembaga kemanusiaan dan filantropi Islam. Sebagai media, kata dia, bahkan Republika tidak hanya membantu masalah kemanusiaan di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. “Sehingga, ada suatu kepercayaan umat untuk memberikan bantuan melalui Republika dan itu sudah kita rasakan sekali,” kata Sarbini.

Dalam sejarah filantropi di Tanah Air, Republika ikut membangun Dompet Dhuafa, yang kemudian menginspirasi penataan sistem Ziswaf. “Dalam sejarahnya, Dompet Dhuafa tidak akan pernah lepas dari Republika, karena dibangun dari para jurnalisnya yang memaksimalkan media Republika sebagai corong komunikasi untuk kebaikan sosial,” kata Direktur Dakwah, Budaya, dan Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa Ahmad Shonhaji.

Dia berharap Dompet Dhuafa dan Republika terus melakukan kolaborasi dalam aksi-aksi kebaikan dan melakukan gerakan aksi social. Utamanya dalam melakukan edukasi dan sosialisasi dari gerakan Ziswaf.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat