Suasana Dzikir Akbar di Masjid Agung At- Tin, Jakarta, sebelum pandemi. | Republika/Putra M. Akbar

Kabar Utama

Terus Tebarkan Kebaikan

Acara Dzikir Nasional 2021 mengingatkan pentingnya waktu dan menebar kebaikan.

JAKARTA -- Untuk kedua kalinya, Republika menggelar acara Dzikir Nasional secara virtual di masa pandemi Covid-19. Para ulama dan tokoh yang mengisi acara tersebut menekankan pentingnya terus menebar kebaikan pada pergantian tahun dan seterusnya. 

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir memerinci kebaikan dalam Islam dibagi menjadi dua dimensi, yaitu kebaikan yang langsung diturunkan Allah SWT dalam bentuk wahyu dan perintah, dan kebaikan yang tumbuh dan hidup di dalam kebudayaan dan tradisi bermasyarakat.

Kebaikan yang bersumber langsung dari Allah SWT terpancar dalam nilai keadilan, keutamaan, moral, akhlak, dan segala perilaku luhur yang dapat membawa kemaslahatan bagi diri sendiri, keluarga maupun orang banyak.

“Sedangkan kebaikan yang tumbuh dalam masyarakat, senantiasa memancarkan rahmat dan manfaat bagi orang lain, seperti kebiasaan tolong-menolong, berbagi, saling peduli, dan mencegah hal-hal tercela, seperti korupsi, kekerasan, kejahatan, dan lainnya,” kata Prof Haedar dalam sambutan untuk acara "Dzikir Nasional 2021", Jumat (31/12) malam.

Prof Haedar mengajak seluruh masyarakat untuk menebarkan kebaikan dengan terus menjaga kewaspadaan dalam menghadapi pandemi yang belum usai. Dia juga mengingatkan masyarakat saling menolong dan tidak abai pada mereka yang lebih terdampak pandemi. 

“Mudah-mudahan semangat optimisme kita untuk menyambut tahun yang baru semakin berkobar dengan visi menebar nilai-nilai kebaikan yang multiaspek tadi, sekaligus senantiasa mendambakan rahmat dan karunia Allah SWT,” kata Prof Haedar.  

Dalam Dzikir Nasional kali ini, Republika mengangkat tema “Terus Membersamai Kebaikan”. Selain Prof Haedar Nashir, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf; Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas; dan Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis juga memberi sambutan. Adapun pengisi tausiyah, antara lain, Ustazah Qotrunnada Syathiri, Ustazah Aisah Dahlan, Habib Nabiel Al-Musawa, Ketum ICMI Prof Arif Satria, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar, penulis Habiburrahman El-Shirazy, serta pimpinan Majelis Az-Zikra Ustaz Abdul Syukur. 

Dalam sambutannya, KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus kepada seluruh umat manusia dengan membawa syariat. Syariat itu bertumpu pada satu tujuan yang paling dasar, yaitu mengupayakan yang bermanfaat, yang membawa maslahat bagi umat manusia, dan mencegah kerusakan.

"Kedudukan kita sebagai manusia dalam hal ini tetap saja adalah mengupayakan dan mengikhtiarkan kebaikan-kebaikan dan kemaslahatan-kemaslahatan itu," ujarnya.

Gus Yahya mengatakan, apa yang manusia harapkan sebagai hasil dari ikhtiar mereka, semuanya b ergantung kepada Allah. Oleh karena itu, di dalam berikhtiar, manusia tidak bisa meninggalkan zikir.

"Karena dengan zikir itu kita mengingat Allah, dengan zikir itu juga kita mengukuhkan prasangka baik kita kepada Allah. Maka jelas sebagai manusia, sebagai orang beriman, kita tidak boleh berhenti berbuat baik dengan bertawakal kepada Allah SWT," kata Gus Yahya.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, zikir menumbuhkan kesadaran yang hakiki akan hakikat manusia. Sepanjang 2021, kata Menag, banyak peristiwa yang memberi arti besar bagi bangsa Indonesia, mulai dari kebahagiaan sampai cobaan. 

Meski demikian, yang pasti dan perlu direnungkan adalah kebersamaan dan soliditas yang tumbuh dalam upaya menanggulangi wabah Covid-19. "Inilah tanda bahwa kita sedang bertransformasi dari masyarakat individual menjadi masyarakat sosial," katanya.

Tahun 2022, ujar Menag, adalah momentum bagi bangsa Indonesia untuk meneguhkan kembali solidaritas dan soliditas. Dari Sabang sampai Merauke, setiap warga Indonesia saling bergandeng tangan, saling menguatkan, serta saling meneguhkan.

Sementara KH Cholil Nafis menjelaskan pentingnya menghargai dan memaksimalkan waktu untuk kebaikan. Kiai Cholil mengatakan, Allah SWT menjadikan waktu sebagai sumpah, setidaknya empat kali dalam Alquran. “Mari kita sikapi perputaran waktu ini sebagai sesuatu yang paling berharga karena waktu tidak mungkin diulang kembali, maka perlu dihargai dengan memaksimalkan dengan kebaikan,” kata Kiai Cholil. 

Adapun Prof KH Nasaruddin Umar mengajak umat mensyukuri nikmat Allah. "Tentu doa kita selanjutnya adalah semoga Allah memanjangkan umur kita dengan kualitas amal kebajikan yang lebih baik lagi, dengan kesuksesan duniawi lebih baik lagi," kata Kiai Nasaruddin.

Pimpinan Majelis Rasulullah, Habib Nabiel Al-Musawa mengingatkan bahwa agama Islam sangat menghargai waktu. Sehubungan dengan itu, umat Islam diajak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.

"Sedemikian tingginya Islam menghargai waktu sehingga kalau orang Islam tapi kemudian waktu yang dia pakai untuk sesuatu yang sia-sia tidak bermanfaat (sayang sekali)," kata dia.

Prof Arif Satria mengajak seluruh umat Islam dan juga warga negara Indonesia untuk terus menebar manfaat. Manfaat yang bersifat institusional, manfaat yang memberikan multiplier effect yang luas, dan manfaat yang berkelanjutan. "Oleh karena itu pada kesempatan ini saya juga ingin mengajak bahwa memberi manfaat dan menebar manfaat saatnya kita harus bersifat kontekstual dan relevan terhadap perkembangan zaman," kata Arif.

Muhasabah

Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar mengisi pergantian akhir tahun dengan bermuhasabah. "Kegiatan ini diharap bisa memberikan kesempatan bagi kita untuk berkontemplasi, memikirkan apa yang sudah dilakukan setahun ke belakang, dan apa yang akan kita lakukan satu tahun ke depan," ujarnya dalam pembukaan Dzikir Nasional, Jumat (31/12) malam.

Adapun kegiatan bermuhasabah atau kontemplasi disebut perlu dilakukan supaya ke depannya akan selalu terjadi perbaikan untuk diri kita sendiri, masyarakat, dan bangsa. Irfan juga menyebut harapannya agar umur yang telah dilalui satu tahun kemarin bisa menjadi amal kebaikan serta memberikan manfaat bagi banyak orang.

Ia percaya, sebagai media, Republika tidak cukup hanya menyiarkan pemberitaan setiap hari, tapi juga harus menjadi bagian dari gerakan kebaikan yang berlangsung di tengah-tengah masyarakat. Ia lantas menyampaikan rasa terima kasih kepada pembicara, pemateri, serta tokoh agama yang bergabung dalam acara ini.

Harapannya, di kesempatan baik ini bisak dimanfaatkan bersama-sama agar menghisab diri sendiri dan menilai apa yang kurang di masa lalu bisa diperbaiki di masa depan.

"Kepada seluruh peserta atau hadirin yang berkumpul hari ini, kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Acara ini sengaja digelar untuk memberikan alternatif acara yamg berbeda," lanjutnya.

Biasanya, Irfan menyebut malam tahun baru dilewati dengan prosesi yang kurang bermanfaat, baik ramai-ramai di jalanan atau menghabiskan malam di tempat-tempat maksiat. Hal tersebut tidak membawa manfaat atau memberikan makna apapun, selain hanya bertujuan untuk hura-hura.

Bagi masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam yang masih melakukan kegiatan tersebut, ia mengajak untuk bergabung dengan acara Dzikir Nasional. Harapannya, mudah-mudahan perjalanan waktu bisa diikuti dengan sesuatu yang bermanfaat dan bermakna, sehingga bisa dilewati dengan baik.

"Waktu atau kesempatan tidak bisa kita ulang kembali. Apa-apa yang sudah lewat, ya sudah. Maka, agar tidak menyesal di kemudian hari, kita berusaha semaksimal mungkin mengisi waktu dengan kebaikan sebanyak-banyaknya," ujarnya.

Nyalakan Semangat Baru

Presiden Joko Widodo menyampaikan, bangsa Indonesia telah melewati tahun 2021 dengan berbagai ujian yang dihadapi, seperti pandemi, resesi, dan ketidakpastian global yang tinggi. Meski begitu, masyarakat harus menyambut tahun baru ini dengan semangat baru.

Menurut Presiden, seluruh ujian dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia telah menguatkan dan menyatukan seluruh masyarakat. "Semua ujian itu telah menempa bangsa yang besar ini. Menguatkan kita. Menyatukan kita," kata Jokowi dikutip dari akun Instagram resminya pada Ahad (2/1).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Joko Widodo (@jokowi)

Dengan berbagai ujian yang dihadapi, ia pun mengajak masyarakat untuk menyambut tahun 2022 dengan semangat baru. "Dengan tempaan itu, kita menyongsong tahun 2022 dengan semangat baru, bekerja untuk Indonesia maju," katanya.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, juga menyambut tahun 2022 dengan rasa optimisme. Apalagi, pandemi Covid-19 yang ada di Indonesia termasuk Jawa Barat sudah melandai.

Menurut Ridwan Kamil, pada 2022 ini, momentum baik harus tetap dijaga. Dengan begitu, bisa menghadirkan tahun yang lebih damai, penuh optimisme, dan ekonomi yang kembali bangkit. Syaratnya adalah masyarakat Indonesia, termasuk Jawa Barat, harus tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Saya Ridwan Kamil, gubernur Jawa Barat, mewakili Pemda Provinsi Jawa Barat, menghaturkan selamat Tahun Baru 2022," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, dikutip dari ucapan video pendek, Ahad (2/1). 

Emil berharap, dengan surutnya pandemi 2022 menghadirkan tahun yang damai, tahun yang penuh optimisme dan tahun kebangkitan ekonomi. Emil juga berpesan agar masyarakat bisa lebih semangat dalam menghadapi tahun yang baru ini. Dengan demikian, masyarakat Jawa Barat bisa menjalani setiap hitungan hari pada 2022 dengan produktif. 

photo
Sejumlah warga berfoto dengan cosplayer di kawasan Asia Afrika, Kota Bandung, Jumat (31/12/2021). Kawasan Asia Afrika yang kerap menjadi alternatif wisata kota tersebut dipadati pengunjung jelang perayaan malam pergantian tahun. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

"Dan mudah-mudahan, seluruh masyarakat Jawa Barat bisa berbahagia, bersuka cita menyambut tahun ini, menyambut awal tahun depan yang lebih produktif," katanya. 

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menegaskan, tahun 2022 ini warganya tetap waspada sebelum pandemi Covid-19 benar-benar berakhir. "Maka insya Allah pada tahun 2022 nanti kita bisa menjadikan tahun ini tahun kita bangkit lebih kuat dan berlari lebih cepat," kata Anies Baswedan saat memantau situasi malam tahun baru di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (1/1).

Selain itu, Anies juga menyatakan, DKI Jakarta harus terus menjadi contoh dalam kedisiplinan untuk melawan pandemi Covid-19. Ia mengingatkan, pada 2021 lalu, DKI dilanda gelombang Covid-19 yang dahsyat. Namun, atas izin Allah, sambung Anies, berhasil menahan dan mendapatkan momentum untuk bisa membalikkan keadaan. 

"Kami sampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat. Sudah dua tahun kita melawan pandemi. Jangan sampai sia-sia karena mengendurkan kewaspadaan," tutur Anies.

Anies berharap, semuanya dapat mengambil hikmah, semua capaian, semua kejadian yang baik pada 2021. Begitu juga, kejadian buruk yang dihadapi pada 2021 serta menjadi manfaat besar jika menjadikannya sebagai pelajaran. 

"Tahun kemarin adalah tahun yang pilu bagi sebagian warga kita, tapi juga tahun yang berlimpah dengan capaian tahun yang penuh dengan bahan untuk kita melakukan refleksi untuk melakukan muhasabah," ucap Anies.

Selanjutnya, Anies berharap, akan terus solid dan kompak untuk memastikan kondisi di Jakarta kondusif. Kemudian juga memastikan kondisi Jakarta stabil yang didukung oleh seluruh pilar.

Anies juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat, yang bekerja bahu-membahu selama ini. "Insya Allah tahun ini tahun 2022 menjadi tahun yang lebih baik bagi kita semua," ujar Anies. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat