Sejumlah petugas memasang pembatas jalan di jalur Inspeksi Kanal Banjir Timur, Cipinang, Jakarta, Kamis (30/12). Penutupan kawasan KBT itu untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya kerumunan warga yang hendak merayakan pergantian malam tahun baru 2022. | Republika/Putra M. Akbar

Khazanah

Sambut Tahun Baru dengan Optimistis

Pergantian tahun merupakan momen sangat baik untuk bermuhasabah.

JAKARTA – Pandemi Covid-19 belum juga usai. Bencana alam pun seakan datang silih berganti di berbagai wilayah negeri. Meskipun demikian, bukan berarti kita harus putus asa. Sebaliknya, kembangkan terus sikap optimistis, tak terkecuali saat pergantian tahun ini.   

Imbauan itu disampaikan oleh Kementerian Agama (Kemenag) melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Muhammad Fuad Nasar. Ia mengajak umat Islam untuk mensyukuri segala nikmat Allah selama ini dan menyambut tahun baru 2022 Masehi dengan pikiran positif dan sikap optimistis.

"Jauhi pula perbuatan yang mubazir dan kontraproduktif dalam merayakan tahun baru," kata Fuad kepada Republika, Kamis (30/12).

Terkait bencana alam dan bencana nonalam seperti pandemi Covid-19 yang telah menelan banyak korban, Fuad mengatakan, sebagai orang beriman yakinlah bahwa tidak ada yang lebih baik daripada apa yang telah terjadi. Tahun depan jangan lengah dan belajarlah dari pengalaman.

Fuad juga mengajak umat untuk bersama-sama terus meningkatkan kualitas iman, kualitas ilmu, kualitas ibadah, kualitas kerja, serta meningkatkan manfaat yang diberikan kepada sesama di manapun dan terhadap siapa pun. "Problem-problem keumatan dan kebangsaan agar disikapi dan diupayakan solusinya dengan jiwa besar, pikiran jernih dan tindakan nyata dalam bingkai semangat persaudaraan dan persatuan," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam, untuk melakukan refleksi dalam menyambut tahun baru 2022. "Melakukan muhasabah untuk 2022 yang lebih baik," kata dia.

Ia juga mengajak umat Islam untuk membangun komitmen, dengan harapan mewujudkan Indonesia yang saleh, rukun, damai, dan toleran. Selain itu, Kamaruddin juga mengajak masyarakat untuk berdoa, agar 2022 menjadi tahun terbebasnya Indonesia dari pandemi Covid-19.

"Untuk itu, komitmen bersama seluruh umat beragama dan seluruh warga bangsa menjadi keniscayaan," ujar dia.

 

Sementara, Anggota Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Misbahul Munir, berpandangan, menyambut tahun baru lebih baik dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi perbaikan diri di masa mendatang. Karena itu, menurutnya, mengisi tahun baru dengan bermuhasabah jauh lebih baik.

Kiai Misbah juga mengimbau umat Islam agar tidak melakukan pemborosan dalam merayakan tahun baru. Sebab, Islam melarang perbuatan boros.

"Kami mengimbau untuk selalu memberi asas manfaat, manfaat kepada diri keluarga dan masyarakat umum apa pun bentuk kegiatannya, bermuhasabah juga berintrospeksi," kata Kiai Misbah.

Ia juga mengajak umat untuk bermuhasabah dan mengingat ajal yang kian hari kian dekat. Karena itu, setiap Muslim harus berlomba mengisi hari-harinya dengan amal saleh. Kiai Misbah juga mengingatkan masyarakat yang akan memperingati pergantian tahun Masehi untuk tetap menjaga protokol kesehatan sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah.

Ajakan untuk bermuhasabah dan mengevaluasi diri juga disampaikan Ketua (MUI) Bidang Pengembangan Seni Budaya dan Peradaban Islam, Ustaz Jeje Zaenudin. "Bagi orang beriman bergantinya tahun berarti peringatan bahwa jatah umurnya di dunia telah berkurang satu tahun," katanya.

Karena itu, menurut wakil ketua umum PP Persatuan Islam (PP Persis) ini, pergantian tahun seharusnya disikapi dengan muhasabah diri, mengevaluasi perjalanan hidup dalam setahun. Semua patut bersyukur jika dalam setahun yang dilalui dapat mengukir prestasi amal saleh lebih banyak dari kesalahan dan dosa. Sebaliknya jika nihil prestasi amal saleh, sepatutnya bersedih dan menyesal karena telah menyia-nyiakan waktu yang sangat mahal itu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat