Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis memberikan Tausiyah pada acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12). Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengelar acara Muhasabah dan | Prayogi/Republika.

Kabar Utama

MUI Ajak Umat Bermuhasabah 

Umat Islam diajak istighasah dan berdoa bersama agar diberikan kekuatan oleh Allah SWT.

JAKARTA -- Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menggelar acara Muhasabah dan Istighosah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (30/12) malam. Kegiatan muhasabah yang turut diisi tausiyah dari ulama dan habaib ini diharapkan bisa membangkitkan spiritualitas umat Islam. 

Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Ahmad Zubaidi mengatakan, masyarakat Indonesia telah banyak menghadapi ujian dan cobaan sepanjang tahun ini. Saat pandemi Covid-19 mulai mereda, bencana lain seperti erupsi Gunung Semeru dan bencana banjir terjadi di Tanah Air. 

Oleh karena itu, muhasabah dan istighasah sangat penting untuk dilakukan, sehingga umat Islam memiliki ketegaran, ketabahan, dan kesabaran dalam menghadapi berbagai bencana.

"Harapannya dengan muhasabah dan istighosah, bencana bisa berkurang dan kalau bisa tidak ada bencana lagi. Mudah-mudahan pandemi Covid-19 segera berakhir dan dampak omikron tidak besar seperti varian-varian yang sebelumnya," kata Kiai Zubaidi, Kamis (30/12). 

Kiai Zubaidi mengingatkan, berbagai bencana yang terjadi patut direnungkan bersama. Sebab, kata dia, apapun yang terjadi di dunia ada hubungannya dengan perilaku manusia. "Muhasabah menjadi refleksi akhir tahun untuk memperbaiki amal perbuatan kita di waktu yang akan datang," kata Kiai Zubaidi.

 

Ia mengatakan, kegiatan muhasabah akhir tahun yang diselenggarakan MUI ini akan menjadi kegiatan rutin. "Ini sebagai upaya untuk membangkitkan spiritualitas umat di tengah berbagai macam bencana," ujar Kiai Zubaidi. 

Dalam acara muhasabah kemarin, masyarakat diajak untuk melihat kembali apa saja yang telah dilakukan di sepanjang 2021, sehingga tahun depan bisa memperbaiki kesalahannya dan berbuat lebih baik lagi dalam urusan dunia maupun akhirat. Namun, menurut dia, masyarakat tidak cukup hanya melakukan introspeksi atau muhasabah. Sebab, untuk melakukan perbaikan juga dibutuhkan kekuatan. 

Atas alasan itulah, umat Islam dalam kegiatan ini diajak melakukan istighasah dan berdoa bersama agar diberikan kekuatan oleh Allah SWT.

Setelah umat Islam mengikuti muhasabah dan istighosah kubro, Kiai Zubaidi berharap umat Islam bisa berbuat lebih baik lagi pada tahun 2022.  Kegiatan Muhasabah dan Istighasah Kubra Akhir Tahun 2021 digelar secara hibrida. Jamaah yang hadir secara fisik dibatasi untuk menjaga protokol kesehatan. 

"Mudahan dengan iktikad baik untuk memperbaiki, di tahun-tahun mendatang kita diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk mencapai apa yang kita harapkan, yaitu perbaikan di tahun mendatang, baik dalam perkara dunia kita maupun akhirat kita," kata Kiai Zubaidi.

photo
Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi memberikan sambutan pada acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12). Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengelar acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 yang dilaksanakan secara Hybrid dan diharapakan bisa membangkitkan spiritualitas umat Islam.Prayogi/Republika - (Prayogi/Republika.)

Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mendukung agenda MUI yang menggelar muhasabah akhir tahun. "Muhasabah untuk berdoa bersama agar Covid-19 menghilang, perekonomian bangsa membaik, dan keutuhan bangsa makin kokoh," kata  Nasaruddin. 

Ustaz Adi Hidayat saat menyampaikan tausiyahnya mengingatkan soal kodrat penciptaan manusia, yaitu untuk memakmurkan bumi dengan amal kebajikan. UAH juga menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk senantiasa mendasari segala aktivitas dan kegiatan mereka dengan niat beribadah kepada-Nya, seperti yang tertera dalam surat Az-Zariyat ayat 56.

“Untuk menyukseskan misi tersebut, Allah SWT memberikan waktu dan kesempatan kepada setiap hamba-Nya untuk mengamalkan setiap aktivitas menjadi perbuatan mulia dan baik dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Ini disebut amal shaleh,” kata Ustaz Adi Hidayat yang akrab disapa UAH. 

Amal shaleh, kata UAH, dapat diterima dan terpancar jika didasari atas keyakinan dan konektivitas yang kuat dengan Allah SWT atau dapat disebut pula sebagai iman. Iman, sambung dia, dapat memberikan ketenangan sekaligus kontrol ke setiap anggota tubuh manusia, sehingga terjaga dari hal-hal yang munkar dan tercela.

photo
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan memberikan sambutan pada acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12). Prayogi/Republika - (Prayogi/Republika.)

“Dengan iman, maka mata akan dibimbing untuk melihat hal-hal baik, mulut akan diarahkan untuk bertutur kata kata baik, telinga akan diperdengarkan pada yang hal yang mulia, dan ujung tangan hingga ujung kaki dituntun untuk melakukan perbuatan yang baik,” tutur UAH. 

UAH lalu menyampaikan ihwal salah satu kebiasaan Rasulullah, yang tertera dalam hadits riwayat Muslim dari Abu Qatadah al Ansari, yang mengatakan bahwa Rasulullah memiliki kebiasaan berpuasa setiap Senin. Saat ditanya alasannya berpuasa, Rasulullah menjawab, “Ini (Senin) adalah saat aku dilahirkan.” 

“Ini kebiasaan yang sangat indah, yang sesungguhnya ditujukan kepada kita sebagai bagian dari keteladanan. Karena Nabi adalah manusia paling mulia dan paling takwa, dan seluruh keteladanannya ditujukan untuk manusia agar dipedomani,” tutur UAH. 

Dia menjelaskan, fungsi berpuasa tak lain adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Sang Pencipta. Takwa, merupakan kumpulan dari perbuatan-perbuatan mulia, dan puasa merupakan bagian dari takwa.

photo
Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Habib Nabiel Al Musawa memberikan Tausiyah pada acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12).Prayogi/Republika - (Prayogi/Republika.)

“Kebiasaaan Nabi untuk menunaikan puasa saat hari lahirnya, maupun saat pergantian tahun, adalah ibadah yang direpresentasikan sebagai pengingat agar manusia senantiasa bermuhasabah untuk mengoreksi diri, sejauh mana kita bisa meningkatkan iman dan amal saleh, membangun ketaatan, menghindari maksiat,” ujar UAH. 

Kebiasaan ini juga berlanjut pada masa para sahabat dan tabiin, dimana mereka membuat doa-doa khusus yang selalu dibaca setiap pergantian tahun maupun bulan. Salah satunya berbunyi, “Wahai Allah, mohon hadirkan awal dari tahun/bulan ini, dengan penuh ketenteraman, penuh kekuatan iman dan Islam dan kedamaian. Kuatkan benteng kami dari godaan setan dan hadirkan setiap ridho dari Engkau yang maha penyayang.” 

“Itulah pesan untuk senantiasa bermuhasabah setiap waktu, mengevaluasi diri,” kata UAH. 

photo
Jamaah mengikuti acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12).Prayogi/Republika - (Prayogi/Republika.)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat