Film The Matrix | Rotten Tomatoes

Geni

The Matrix Resurrection: Nostalgia dengan Nuansa Baru

The Matrix Resurrection memanjakan penontonnya dengan berbagai aksi menarik.

Neo (Keanu Reeves) dan Trinity (Carrie-Anne Moss) gugur dalam msisi terakhir mereka sekitar 60 tahun lalu. 

Namun nyatanya, kematian bukan akhir dari perjalanan hidup pasangan ini.

Dalam dunia The Matrix yang baru, Neo kembali menjalani hidup sebagai Thomas Anderson. Dalam "dunia" tersebut, Thomas merupakan pencipta seri gim ternama The Matrix.

Meski meraih kesuksesan, Thomas mengalami masa-masa sulit di mana dia merasa kehidupannya tidak nyata dan kerap melihat kilasan adegan masa lalu yang asing, tapi terasa dekat. Situasi memaksa Thomas untuk sekali lagi mengikuti jejak kelinci putih hingga menyadari jati dirinya sebagai Neo. Satu hal yang tak Neo sadari, The Matrix kini jauh lebih kuat dan lebih berbahaya dibandingkan sebelumnya.

Film The Matrix Resurrections tak hanya menawarkan nostalgia bagi para penggemar trilogi The Matrix. Film ini juga memanjakan para penonton dengan menghadirkan unsur-unsur baru yang menyegarkan dan penuh kejutan.

Kisah yang dihadirkan dalam seri ini akan membuat penonton bertanya-tanya mengenai banyak hal. Seperti, mengapa Neo dan Trinity masih hidup dalam The Matrix tapi tak saling mengenal atau bagaimana masa depan Zion saat ini.

Seluruh pertanyaan ini akan terjawab satu per satu seiring dengan jalannya cerita dalam The Matrix Resurrections. Alur cerita dalam The Matrix Resurrections mungkin akan terasa lambat atau kurang pada beberapa bagian. Namun, secara keseluruhan, The Matrix Resurrections memiliki jalan cerita menarik dan sarat akan paradoks, filosofi, dan permainan pikiran, seperti ketiga film terdahulunya.

Dari segi visual, film ini akan terasa berbeda dibandingkan dengan film-film sebelumnya. Akan tetapi, sinematografi yang apik dan efek visual bullet time yang khas tetap menjadi daya tarik dari The Matrix Resurrections.

Pencahayaan dalam The Matrix Resurrections tampak dimainkan dengan piawai untuk membedakan dunia nyata dan The Matrix. Film ini juga melibatkan cukup banyak karakter baru dan karakter lama dari film-film terdahulu. Sayangnya, karakter-karakter baru yang sebenarnya menarik tak begitu tereksplorasi dalam film ini.

Tak ada banyak pengenalan mendalam mengenai dunia The Matrix dan segala perkembangan terbarunya. Bagi penonton baru, beragam istilah yang dibahas dalam film The Matrix Resurrections mungkin akan terasa membingungkan.

Hal-hal tersebut bisa menyulitkan penonton baru untuk mengikuti dan menikmati jalan cerita film ini dengan mudah. Sangat disarankan untuk menonton trilogi film The Matrix terlebih dahulu sebelum menonton The Matrix Resurrections.

Kembali hidupnya karakter Neo dan Trinity turut dipengaruhi oleh alasan personal sang sutradara, Lana Wachowski. Menurut Wachowski, orang tuanya jatuh sakit sehingga dia kembali ke Chicago dan tinggal bersama mereka. Akan tetapi, Wachowski harus kehilangan kedua orang tuanya.

"Otak saya ingin membayangkan cerita yang bisa menenangkan," ujar Wachowski.

 
Otak saya ingin membayangkan cerita yang bisa menenangkan.
 
 

Pada saat itulah, Wachowski terpikir untuk menghidupkan kembali Neo dan Trinity. Wachowski lalu mengembangkan ide tersebut dan menuangkannya ke dalam film yang penuh dengan penampilan Keanu Reeves dan Corrie Anne Moss.

Keanu Reeves merasa bersemangat kembali memerankan Neo. Menurut Reeves, kisah Neo dan Trinity yang menjadi fokus dalam The Matrix Resurrections sangat menarik.

"Saya pikir mereka melengkapi satu sama lain dalam pikiran mereka, dalam energi mereka, saya mendukung mereka," ujar Reeves.

Saat pertama kali mendapatkan telepon mengenai rencana The Matrix Resurrections, Carrie-Anne Moss pulang ke rumah dan bercerita kepada suaminya sambil menangis. Dia merasa sangat senang dengan kemungkinan kembalinya karakter Trinity yang dia cintai.

"Ada beberapa momen di mana kami (Moss dan Reeves) hanya menangis karena kami sangat tergugah oleh Neo dan Trinity. Kami mencintai mereka berdua," ujar Moss.

The Matrix Resurrections sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia sejak 22 Desember 2021. Film ini ditujukan untuk penonton berusia 17 tahun ke atas, sehingga diharapkan kebijaksanaan penonton untuk memilih film sesuai usia. Tetap patuhi pula protokol kesehatan selama menonton di bioskop. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat