Sejumlah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, Lampung, Senin (13/9/2021). | ANTARA FOTO/ Ardiansyah

Nasional

Tiga Opsi Kurikulum Disiapkan

Salah satu kurikulum yang bisa dipilih satuan pendidikan, yakni Kurikulum Prototipe.

JAKARTA -- Mulai tahun depan, kurikulum nasional memiliki tiga opsi kurikulum yang bisa dipilih oleh satuan pendidikan untuk pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Ketiga kurikulum yang bisa dipilih oleh satuan pendidikan, yakni Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat yang merupakan hasil penyederhanaan Kurikulum 2013, dan Kurikulum Prototipe. 

Saat ini, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sedang menyusun Kurikulum Prototipe sebagai bagian dari kurikulum nasional untuk mendorong pemulihan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19.

"Untuk Kurikulum Prototipe ini, satuan pendidikan diberikan otoritas, dalam hal ini guru, sehingga sekolah memiliki keleluasaan," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek Supriyatno dalam keterangannya, Rabu (22/21). 

Dalam pengembangan Kurikulum Prototipe, Supriyatno mengatakan, Kemendikbudristek melakukan penyusunan dan pengembangan struktur kurikulum, capaian pembelajaran, prinsip pembelajaran, hingga asesmen. Dalam prosesnya, Kurikulum Prototipe menuntut capaian pembelajaran di tiap fase, yakni fase A, B, C, D, dan E. 

Ia mengatakan, fase-fase itu memberikan keleluasaan kepada guru dalam upaya mencapai capaian pembelajaran di masing-masing fase. Dengan demikian, operasional pada Kurikulum Prototipe bisa dikembangkan di satuan pendidikan. 

photo
Sejumlah siswa berada di dalam ruang kelas saat pembelajaran tatap muka terbatas di SMA Negeri 1 Boyolali, Jawa Tengah, Senin (6/9/2021). - (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp.)

Sekolah diberikan keleluasaan untuk memilih atau memodifikasi perangkat ajar dan contoh kurikulum operasional yang sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik, atau menyusun sendiri perangkat ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. “Namun pusat (Kemendikbudristek) tetap menyediakan perangkat ajar seperti buku teks pelajaran, contoh modul ajar mata pelajaran, atau contoh panduan proyek Profil Pelajar Pancasila,” kata dia. 

Berdasarkan riset yang Kemendikbudristek lakukan, pandemi Covid-19 telah menimbulkan kehilangan pembelajaran alias learning loss literasi dan numerasi yang signifikan. Kehilangan pembelajaran literasi siswa SD kelas I setara dengan enam bulan dan numerasi setara dengan lima bulan belajar. 

Sejak tahun 2020, sebagai bagian dari mitigasi kehilangan pembelajaran, sekolah diberikan dua opsi, yaitu menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh atau menggunakan Kurikulum Darurat. Pada 2021, Kemendikbudristek memperkenalkan Kurikulum Prototipe sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran. 

Anggota Komisi X DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan, tahun ini, Kurikulum Prototipe memang hanya diterapkan di Sekolah Penggerak dan SMK PK. Namun mulai 2022, semua satuan pendidikan diberikan opsi untuk menggunakan Kurikulum Prototipe sebagai upaya pemulihan pembelajaran. 

photo
Sejumlah siswa mencuci tangan sebelum mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka terbatas di SMAN 1 Kota Tangerang, Banten, Senin (6/9/2021). - ( ANTARA FOTO/Fauzan/hp.)

Dia menerangkan, Kurikulum Prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran. Beberapa di antaranya pengembangan soft skills dan karakter, fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid. 

Kepala LPMP Aceh Muslihuddin mengatakan, satuan pendidikan dapat memilih untuk menerapkan Kurikulum Prototipe dengan jalur mandiri. Satuan pendidikan dapat menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Prototipe yang mengukur kesiapan guru, tenaga kependidikan dan satuan pendidikan dalam pengembangan kurikulum. 

“Setiap sekolah memiliki karakteristik yang berbeda. Kompleksitas sedang dan sederhana itu yang lebih tahu kan dinas pendidikan, kaitannya dengan kesiapan sekolah dan guru. Jadi tergantung kesiapan sekolah, karakteristik sekolah, dan stakeholders di lingkungan satuan pendidikan,” ujar Muslihuddin. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat