Warna Negara Indonesia (WNI) yang telah melakukan perjalanan Internasional bergegas usai menjalani karantina di Rumah Susun Pasar Rumput, Jakarta, Ahad (19/12/2021). Demi mencegah penyebaran varian omikron pemerintah akan menerapkan perpanjangan masa kara | Republika/Thoudy Badai

Nasional

Kasus Positif Hasil Tracing Omikron Bertambah

Sebanyak 37,2 persen masyarakat yang tak mengetahui kemunculan varian omikron.

JAKARTA – Kasus positif Covid-19 hasil penelusuran terhadap kontak erat pasien pertama varian omikron terus bertambah. Pada Ahad (19/12), baru 10 dari hasil tracing yang dinyatakan positif.

Namun pada Senin (20/12), dari 250 orang yang menjalani tracing atau penelusuran kontak erat, total sebanyak 60 orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19. “Sebanyak 60 kasus positif sedang dilanjutkan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS),” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika, Senin (20/12).

Kemenkes menduga pelacakan asal muasal masuknya virus Covid-19 varian omikron ke Indonesia dengan kasus pertama berasal dari warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Nigeria pada 27 November 2021. Dugaan ini berdasarkan penelusuran kasus WNI yang positif Covid-19 di Wisma Atlet pada 14 hari ke belakang menunjukkan kemungkinan besar kasus pertama omikron adalah WNI, dengan inisial TF (21 tahun), yang tiba dari Nigeria pada 27 November 2021.

Nadia menuturkan, TF merupakan kasus probable sehingga tidak dikonfirmasikan dalam hitungan kasus omikron saat ini. Dengan begitu, kasus Covid-19 varian omikron masih ada tiga kasus. “TF masih probable omikron statusnya karena saat ini sudah negatif,” kata Nadia. Sementara untuk kasus probable lainnya, sambung Nadia, masih menunggu hasil.

photo
Warna negara Indonesia (WNI) yang telah melakukan perjalanan internasional bergegas usai menjalani karantina di Rumah Susun Pasar Rumput, Jakarta, Ahad (19/12/2021). Demi mencegah penyebaran varian omikron pemerintah akan menerapkan perpanjangan masa karantina selama 14 hari. - (Republika/Thoudy Badai)

Nadia melanjutkan, terdeteksinya kasus pertama omicron di Indonesia merupakan salah satu fungsi utama dari karantina bagi setiap orang yang masuk ke negara Indonesia. Melalui karantina, pelaku perjalanan dari luar negeri akan dipantau dan diobservasi oleh petugas kesehatan. Dengan demikian apabila pelaku perjalanan tersebut didapati positif Covid-19 bisa dengan segera dilakukan tracing.

Tidak hanya itu, melalui karantina pula pelaku perjalanan yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala bisa langsung ditangani petugas medis. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai penyebaran omikron dan Covid-19 varian lainnya.

“Kurangi mobilitas, tetap gunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Jangan lengah dan tetap waspada terhadap penularan virus Covid-19, terutama omicron yang laju penyebarannya sangat cepat,” ujar Nadia.

Pada Kamis (16/12), Menkes Budi Gunadi Sadikin mengumumkan temuan kasus varian omikron terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. N tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri sehingga dapat disimpulkan N tertular dari WNI yang datang dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet.

Pada Jumat (17/12), Kemenkes kembali mendeteksi dua pasien konfirmasi varian omikron. Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ (42), laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M (50) laki-laki, perjalanan dari Inggris. Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet.

Peneliti Populi Center, Nurul Fatin Afifah, memaparkan hasil survei yang menunjukkan cukup banyak masyarakat yang tak mengetahui kemunculan varian omikron. “Informasi kemunculan varian baru Covid-19 omikron yang tidak mengetahui sebesar 37,2 persen,” ujar Nurul.

Mayoritas masyarakat tahu berita atau informasi terkait kemunculan omikron, yakni sebesar 62,8 persen.

Populi Center melakukan survei pada 1 hingga 9 Desember 2021, dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Responden dipilih secara acak dari populasi pemilih yakni penduduk berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dari basis data populasi survei Populi Center sejak tahun 2013-2021. Adapun margin of error pada survei ini sebesar kurang lebih 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dari data tersebut, publik mengaku khawatir dengan gelombang tiga pandemi dan varian baru Covid-19. “Sebesar 65,4 persen khawatir, akumulasi dari sangat khawatir 15,7 persen dan khawatir 49,7 persen,” ujar Nurul.

Adapun masyarakat yang merasa biasa saja dengan gelombang tiga dan varian baru Covid-19 sebesar 8,3 persen. Publik yang mengaku tidak khawatir sebesar 22,6 persen dan sangat tidak khawatir sebanyak 2,6 persen.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat