Petugas medis mengecek alat kesehatan usai peluncuran Rumah Sakit Lapangan Dompet Dhuafa di RSUD Cipayung, Jakarta, Kamis (2/8/2021). | Prayogi/Republika.

Nasional

Siapkan Mitigasi Menyeluruh Hadapi Omikron

Omikron memiliki kemampuan penularan jauh lebih cepat dibanding varian delta.

JAKARTA -- Pemerintah diminta serius merespons temuan perdana varian omikron di Tanah Air. Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, ancaman varian omikron bisa melebihi delta. 

"Kalau ini dideteksi pada pekerja di hotel karantina berarti besar kemungkinan yang menjalani karantina itu ada lebih dari satu yang terpapar, (omikron) luar biasa cepat sekali," tuturnya, Kamis (16/12).

Data terakhir menunjukkan potensi penularan omikron jauh lebih cepat dari delta. Varian omikron disebut memiliki 70 kali kemampuan replikasi di saluran napas.

Perihal N, petugas kebersihan Wisma Atlet yang terkonfirmasi omikron, menurut Dicky harus ditelusuri lebih lanjut sudah melakukan kontak dengan siapa saja. "Jangan menunggu lama, semua dikarantina yang kontak dengan N dan diperiksa PCR. Karena yang saya khawatirkan pekerja ini bolak-balik dia ke rumahnya," tutur Dicky.

Potensi penularan di komunitas kini hanya masalah waktu. Karena, kemampuan penularan omikron luar biasa cepat.

"Tapi kabar baiknya adalah bahwa masyarakat kita sekarang lebih banyak yang memiliki imunitas. Entah sudah divaksin maupun sudah terinfeksi tapi itu bukan berarti aman. Meski itu memberi kita lebih banyak waktu mempersiapkan diri," kata dia.

Namun, situasi bisa memburuk jika masyarakat mengabaikan protokol kesehatan. Sebab, pandemi belum mencapai fase terkendali yang masuk kategori level satu atau dua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Tidak usah terkejut, tidak usah panik. tidak usah kita juga berlebihan menyikapi ini. Tapi yang perlu dilakukan adalah keseriusan merespons situasi omikron ini," katanya. Ia mengatakan, kondisi pandemi di Indonesia masih rawan.

Ia berpendapat idealnya masyarakat tidak bepergian keluar kota atau melakukan perjalanan ke luar negeri saat periode Natal dan tahun baru. Walaupun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 batal diterapkan di seluruh Indonesia, katanya, tapi pengetatan dan pembatasan mobilitas diperlukan dalam upaya mitigasi.

Anggota Komisi IX DPR, Kurniasih Mufidayati, meminta agar pemerintah segera menyiapkan mitigasi secara menyeluruh. Sebagai langkah awal, politikus PKS itu mengimbau agar pemerintah menggencarkan kesiapan fasilitas kesehatan.

"Mitigasi dini mulai harus dilakukan karena momentumnya bersamaan dengan libur akhir tahun," kata Mufida dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/12).

"Intinya masifkan lagi 3T sebagai respons awal. Satu petugas Wisma Atlet terkonfirmasi varian omikron tanpa gejala, amat mungkin sudah ada kasus lainnya yang tanpa gejala sebelumnya. Apalagi sifat varian ini penularannya lebih cepat," ujarnya.

Ia mengatakan salah satu pekerjaan krusial menghadapai varian ini adalah semakin menggencarkan testing, kemudian melakukan karantina terpusat bagi yang terkonfirmasi positif.

Mufida menyebut, meski Omikron bergejala ringan, kesiapan faskes dalam menghadapi varian ini tidak boleh lengah. Terlebih sudah ditemukan satu kasus kematian akibat varian ini di Inggris. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan kenaikan kasus omikron di Indonesia hanya dapat dicegah melalui dua cara. Dua cara itu yakni menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan menekan mobilitas masyarakat yang tidak perlu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat