Seorang ibu dipapah anaknya saat mengungsi ke tempat yang lebih aman menyusul adanya peringatan dini tsunami di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (14/12/2021). | ANTARA FOTO/Siska/KK/hp..

Kabar Utama

Warga NTT Masih Diminta Waspada Gempa

Puluhan ribu warga dari 60 desa di pesisir utara Flores, Kabupaten Sikka, NTT juga dilaporkan sempat meninggalkan rumah mereka ke titik aman.

 

JAKARTA -- Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 7,4 mengguncang barat laut Larantuka-Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (14/12). Meski peringatan tsunami dicabut dan belum ada korban serta kerusakan parah yang dilaporkan, masyarakat tetap diminta waspada.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, 15 gempa susulan terjadi usai gempa bumi tersebut. Kekuatan maksimum gempa susulan yang tercatat yaitu M 5,6. 

"Hingga pukul 12.40 WITA, tercatat 15 aktivitas gempa susulan dengan kekuatan maksimum Magnitudo (M) 5,6. Kami masih memonitor gempa susulan yang semakin melemah," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi virtual BMKG, Selasa. 

Karena gempa susulan masih terjadi, dia meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Ia mengimbau warga memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan retak parah akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum warga kembali ke dalam rumah. 

photo
Suasana kemacetan lalu lintas saat warga hendak mengungsi ke tempat yang lebih aman menyusul adanya peringatan dini tsunami di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (14/12/2021). - (ANTARA FOTO/Siska/KK/hp..)

Ia juga mengharapkan masyarakat di wilayah utara pantai di Flores Timur bagian utara dan Pulau Lembata tetap tenang. "Sebab, ancaman tsunami memang sudah berakhir tetapi gempa susulan masih terjadi. Jadi, BMKG mengimbau tetap tenang dan pastikan bangunan rumahnya masih cukup kuat untuk ditinggali," katanya. 

Jika ada guncangan yang cukup kuat atau mengayun cukup lama sampai lebih dari 10 hitungan, warga bisa mencari tempat yang lebih tinggi. Ia meminta masyarakat jangan menunggu sirine. Sebab, dia melanjutkan, perasaan oleng ketika berada di tepi pantai bisa jadi merupakan peringatan dini tsunami.

Sesaat selepas gempa kemarin, BMKG sempat memantau terjadi kenaikan muka air laut setinggi 7 centimeter di Marapokot, NTT. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menambahkan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,59 LS dan 122,24 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Laut Kota Larantuka, NTT pada kedalaman 10 kilometer (km).

Sementara itu, melihat jenis dan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Flores. Kemudian hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser.  

Dia melanjutkan, guncangan gempa bumi ini dirasakan utamanya di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata. Getaran yang lebih ringan juga terasa di Tambolaka, Waikabubak, dan Waingapu.

Saat gempa terjadi, sejumlah warga di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, dilaporkan berhamburan keluar dari rumah dan dari sejumlah gedung di kota itu. "Kami sedang rapat di dalam ruangan. Ini gempa besar sekali," kata Yosep warga Larantuka yang dihubungi dari Kupang, Selasa. Ia mengatakan, goncangan gempanya berkisar sekitar satu menit sehingga meja dan lampu-lampu gedung pada bergoyang.  

Elson warga di Desa Baniona, Kecamatan Wotan Ulumado Kabupaten Flores Timur juga mengatakan,  gempa besar itu baru ia rasakan saat ini. "Tadi besar sekali. Saya lagi di dalam rumah sendirian," katanya. Ia juga mengaku tetap mengantisipasi terjadinya tsunami di daerah itu. 

photo
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) meninjau gudang logistik di Gedung Departemen Sosial, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (14/12/2021). Dalam kunjungannya Mensos mengecek ketersediaan logistik yang akan didistribusikan ke lokasi bencana gempa bumi di Nusa Tenggara Timur (NTT). - ( ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.)

Warga Taliwang di Sumbawa Barat, NTB juga berhamburan ke luar akibat dampak gempa tersebut. "Kami sangat terkejut tiba-tiba goyang lama, semua panik dan lari," ujar salah satu warga Kecamatan Taliwang, Misnah.

Puluhan ribu warga dari 60 desa di pesisir utara Flores, Kabupaten Sikka, NTT juga dilaporkan sempat meninggalkan rumah mereka ke titik aman. Kepala BPBD Kabupaten Sikka, Muhammad Daeng Bakir mengatakan, pergerakan warga ke titik-titik aman itu dilakukan secara gotong royong setelah menerima peringatan dari Tim Reaksi Cepat. 

 "Semua petugas sedang fokus ke 60 desa yang berada di wilayah pesisir. Warga telah berada di titik aman sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," katanya. Ia mengharapkan semua warga tetap siaga. 

Gubernur Provinsi NTT, Viktor Laiskodat mengatakan, hingga kemarin sore belum ada laporan tentang adanya kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa bumi itu. "Kami telah berkoordinasi dengan para bupati yang dilanda gempa bumi untuk melakukan berbagai antisipasi terhadap terjadinya gempa bumi ini," kata Gubernur NTT di Kupang. 

Pemerintah NTT, menurut Viktor, belum menerima laporan dari kabupaten terdampak gempa baik di Pulau Flores dan Lembata serta Sumba tentang adanya kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa bumi yang dirasakan hampir di seluruh pulau Flores dan sebagian Pulau Sumba itu.

Viktor berharap warga di Provinsi NTT itu untuk tetap tenang. Ia meminta warga yang sempat mengungsi untuk kembali ke rumah masing-masing. Hal ini karena sesuai pemberitahuan dari BMKG sudah tidak lagi berpotensi tsunami. 

"Apabila pulang ke rumah agar memastikan bangunan rumah yang ditempati itu aman dan masih bisa ditempati sehingga bisa meminimalkan terjadinya korban jiwa apabila ada potensi gempa bumi susulan,"ujarnya. Dia mengatakan, apabila masih terjadi gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 7,4 maka masyarakat di daerah itu untuk mengungsi ke titik-titik kumpul yang telah ditentukan.  

"Walaupun BMKG sudah menyatakan potensi tsunami sudah berakhir tetapi masyarakat di pulau Flores, Lembata dan Sumba untuk tetap waspada, apabila terjadi gempa susulan untuk mengamankan diri ke lokasi titik kumpul yang aman," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat