SFDR, Synchronize Fest di Radio | Youtube

Geni

SFDR: Menikmati Musik dari Masa ke Masa

Synchronize Fest di Radio (SFDR) hadir dengan konsep berbeda berupa hasil integrasi dengan radio daring.

Selama tiga hari, tepatnya pada 11-13 Desember, Synchronize Fest di Radio (SFDR) memadukan pertunjukan musik yang dibalut dengan siaran berbagai program seputar musik Tanah Air dan seluruh belahan dunia. SFDR tahun ini disebut-sebut menjadi selebrasi keberagaman jenis musik Tanah Air dari dekade 1970-an hingga 2000-an.

Kali ini, SFDR hadir dengan konsep berbeda berupa hasil integrasi dengan radio daring. Menurut Festival Director Synchronize Fest, David Karto, cukup berbeda dalam proses kreatif bila dibandingkan dengan festival luring. 

“Nama-nama pengisi acara dan program siaran yang ditampilkan mengikuti pendekatan konsep dan suasana radio. Mereka ditantang berbagi keseruan dengan gaya dan set yang tidak biasa,” kata Karto.

SFDR merupakan variasi program yang dikembangkan Synchronize Radio. Semangat yang diusung selaras dengan tema utama dari Synchronize Radio, “Musik Indonesia Selamanya”. 

Acara ini sukses menjadi penawar rindu bagi para pencinta musik Indonesia yang setia menunggu kembalinya Synchronize Fest. Synchronize Fest masih mengalami kemunduran jadwal untuk edisi 2021. 

Nyatanya, antusiasme pencinta musik Indonesia terhadap penyelenggaraan festival ini masih terjaga. Hal ini terbukti dari data penyelenggara bahwa 70 persen pemegang tiket enggan melakukan refund. Tiket tersebut masih akan berlaku ketika Synchronize Fest luring siap terselenggara.

SFDR sendiri diselenggarakan melalui medium www.synchonizeradio.com. Ada berbagai aksi spesial dalam perhelatan ini. Satu di antaranya, yakni duo legendaris Achmad Albar & Ian Antono yang membawakan set khusus Duo Kribo bersama trio rock Kelompok Penerbang Roket. Tak berlebihan rasanya bila penampilan keduanya disebut sebagai kolaborasi paling selaras. Aksi Ahmad Albar, Ian Antono, dan Kelompok Penerbang Roket menutup penyelenggaraan hari kedua SFDR dengan kecadasan musik mereka.

Menurut Kelompok Penerbang Roket, tampil sepanggung dengan seniornya itu sungguh luar biasa. “Kesempatan yang sungguh berkesan kami bisa berkolaborasi bersama,” kata grup tersebut. 

Sebelum penampilan mereka, ada solois Jason Ranti yang tampil lebih dulu dengan dukungan format band lengkap. Jason hadir melalui entitas musik bernama Jejeboys II Men. 

Pada hari ketiga, giliran Kahitna tampil memainkan tembang-tembang manisnya. Terbentuk pada 1984, mengawali langkah bermusik dari kafe ke kafe, festival ke festival, kelompok tersebut masih eksis melewati berbagai era.

Musik Kahitna kerap menjadi favorit yang masih diputar di radio hingga kini. Tak heran rasanya apabila Kahitna dipilih menjadi salah satu penampil di SFDR. Sebagai penutup perhelatan acara ini, Kahitna tampil spesial dengan membawakan konsep musik fusion dengan nama panggung Kahitna Play Fussion. 

Program Director Synchronize Radio, Arie Dagienkz, menjelaskan, Synchronize Radio memberikan apa yang semestinya media lokal sajikan. Meskipun belum sempurna, kehadirannya menjadi ruang bagi musisi-musisi Indonesia masa kini atau musisi dari masa lalu sekalipun. 

“Ini adalah sebuah rumah untuk musik indonesia lintas genre dan lintas generasi, di mana para pendengar dapat teredukasi dengan kekayaan musik yang Indonesia miliki,” kata Arie.

Communication Director, Synchronize Fest, Aldila Karina, SFDR bukanlah pengganti Synchronize Fest luring dan tidak dapat disamakan. “Namun, semangat Synchronize Fest dalam menyiarkan musik-musik Indonesia ke seluruh penjuru dunia dapat terwakili melalui hadirnya program ini,” kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat