Wali Kota South Portland Deqa Dhalac   | Robert F Bukaty/AP

Kisah Mancanegara

Dhalac, Wali Kota Unik di South Portland

Berita tersebut disambut gembira oleh komunitas Muslim Maine.

OLEH KAMRAN DIKARMA, KIKI SAKINAH

Memimpin sebuah kota di Amerika Serikat (AS), bagi Deqa Dhalac (53 tahun), mungkin impian yang cukup mustahil terwujud. Dia adalah imigran asal Somalia dan seorang Muslim. Dengan dua predikat itu, Dhalac tentu harus hidup sebagai minoritas di Negeri Paman Sam.

Namun, pada Senin (6/12), dia resmi menjadi wali kota South Portland, Maine, AS. Ia adalah warga kulit hitam pertama yang terpilih untuk memimpin kota terbesar keempat di Maine. Kemenangannya dalam pemilu menjadi tonggak sejarah bagi komunitas imigran Somalia, tak hanya di South Portland, tapi juga AS.

“Ini perasaan luar biasa, namun rasanya tonggak sejarah ini akan tercapai kecuali jika kita bisa membangun hubungan baik dengan semua jenis orang,” kata Dhalac. “Semua itu menjadikan saya seperti sekarang ini,” kata Dhalac.

Dalam pidato pelantikannya, Dhalac berjanji tetap berpikiran terbuka sebagai wali kota. Dia siap mendengar semua saran atau kritik dengan pengertian, empati, serta kasih sayang. Ia akan memimpin kota dengan populasi sekitar 25 ribu orang. "Sehingga kita dapat melayani South Portland bersama-sama," ucapnya, dikutip laman CNN.

Dhalac melarikan diri dari Somalia pada 1990, tepat sebelum negara itu dilanda perang saudara. Dia berimigrasi ke AS pada 1992. 

Kala itu, Dhalac mendorong sesama imigran memenuhi segala persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi warga Negeri Paman Sam. Ia pun aktif meminta para imigran berpartisipasi dalam pemilu.

Pada 2018, Dhalac akhirnya memberanikan diri berpartisipasi dalam pemilu dewan kota South Portland. Ia tahu, keputusan itu mengejutkan sebagian orang. Hal itu mengingat 90 persen populasi South Portland adalah kulit putih. 

Namun, hal itu tak membuatnya ragu. Salah satu faktor yang membuatnya bertekad maju dalam pemilu adalah komentar mantan presiden AS Donald Trump yang merendahkan imigran Somalia.

Tahun berikutnya, Dhalac juga berpartisipasi dalam protes supremasi kulit putih. Dia menarik perhatian massa saat berteriak, "Saya Muslim, wanita imigran kulit hitam, dan saya akan tetap di sini."

Dhalac lalu memberanikan diri untuk maju pada 2018. Tak diduga, Dhalac memenangkan pemilu itu. Dia menorehkan sejarah menjadi warga Afrika-Amerika dan Muslim pertama yang terpilih menjadi anggota dewan kota South Portland. Ia tepilih kembali untuk jabatan sama pada 2020.

Pada November lalu, dewan kota South Portland melakukan pemilihan wali kota di antara anggota dewan. Rekan-rekan Dhalac, dengan suara bulat, mendukung pencalonannya. Anggota dewan kota South Portland, yang semuanya berkulit putih, memuji Dhalac atas dedikasinya kepada masyarakat. Selain itu, dia dinilai sosok yang bijaksana.

Dalam beberapa tahun terakhir, Dhalac melihat banyak imigran Somalia dan negara lain berpartisipasi dalam pemilu untuk mengambil posisi kepemimpinan di Maine. Padahal, pada masa lalu, kalangan imigran lebih ragu untuk maju dan berkontestasi dalam pemilu. Mereka hanya fokus memenuhi kebutuhan keluarga.

"Menurut saya, kami selalu agak takut untuk aktif terlibat. Kami menunggu orang (lain) untuk lebih dulu bertindak," kata Dhalac.

Jaylani Hussein, direktur eksekutif Council On American Islamic Relations (CAIR) cabang Minnesota, menilai kemenangan Dhalac unik. “Kemenangannya amatlah unik, sekaligus menunjukkan bahwa warga Amerika keturunan Somalia berperan dalam demokrasi, tak sekadar memberikan suara,” katanya.

Berita tersebut juga disambut gembira oleh komunitas Muslim Maine. Mereka menyebutnya sebagai tanda meningkatnya keterlibatan sipil dari komunitas Muslim Amerika. Kepala sekolah Deering High School di Portland yang juga seorang pemimpin komunitas Somalia Maine, Abdullahi Ahmed, menyampaikan doa pembukaan pada acara peresmian dewan tersebut.

"Anda di sini untuk membangun pekerjaan yang tengah berlangsung. Kami sangat bangga padamu, Deqa," kata Ahmed.

Direktur eksekutif Greater Portland Immigrant Welcome Center, Reza Jalali, termasuk di antara banyak pemimpin komunitas imigran Maine yang menghadiri acara peresmian di South Portland High School tersebut. "Kami semua anggota baru memiliki kebanggaan pribadi dalam hal ini," kata Jalali.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat