Sejumnlah wisatawan mengunjungi Kawah Sikidang di Dataran Tinggi Dieng, Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (23/11/2021). Sektor pariwisata di Dieng kembali menggeliat usai obyek wisata kembali dibuka sekitar dua pekan terakhir setelah adan | ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Ekonomi

Kemenparekraf Perkuat Kualitas Destinasi

Anggaran yang disiapkan untuk pengembangan lima DPSP sebesar Rp 351,6 miliar.

JAKARTA -- Pemerintah akan melakukan pengembangan pariwisata baik dari sisi produk maupun pasar seiring meredanya pandemi. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun menyiapkan anggaran belanja untuk memperbaiki kualitas kawasan wisata demi menyambut pemulihan wisata pada tahun depan.

"Kami terus mendorong diversifikasi produk wisata, MICE, dan event karena pada 2022 ini akan sangat berkembang," kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa dalam sebuah webinar di Jakarta, Ahad (5/12).

Menurut Rizki, pandemi Covid-19 telah mengubah tren pariwisata dari bersifat pariwisata massal menjadi wisata individu dan lebih mengutamakan isu kesehatan. Untuk itu, lanjut dia, pengembangan SDM pariwisata menjadi sangat penting guna mencapai wisata berkualitas.

Kemenparekraf terus melakukan pelatihan dan pengembangan serta kolaborasi dengan sekolah pariwisata serta penyesuaian kurikulum pariwisata terkait digitalisasi. Selain itu, kata dia, pada masa pandemi pemerintah juga membuka peluang dibukanya destinasi wisata medis karena memiliki potensi yang sangat besar.

"Mumpung border-nya masih ditutup untuk berobat ke luar negeri, pemerintah berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, IDI, farmasi, asuransi, dan platform kesehatan untuk melakukan kampanye sehat di Indonesia," ujarnya.

Pembenahan sumber daya manusia serta pemberdayaan masyarakat akan menjadi fokus Kemenparekraf dalam upaya mempercepat pengembangan lima Destinasi Pariwisata Super-Prioritas (DPSP) pada tahun depan. Anggaran Kemenparekraf yang disiapkan untuk percepatan pengembangan lima DPSP pada 2022 sebesar Rp 351,6 miliar. Jumlah tersebut naik 74,3 persen dari pagu anggaran 2021 yang sebesar Rp 201,7 miliar.

"Alokasi dukungan anggaran pada 2022 sudah terpetakan untuk lima destinasi superprioritas dan ini tentunya akan kita optimalkan," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Untuk pengembangan destinasi, Kemenparekraf akan menitikberatkan pengembangan dan penguatan atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan ancillary. Hal itu diwujudkan melalui berbagai program, seperti pengembangan destinasi wisata, sertifikasi pariwisata berkelanjutan, revitalisasi sarana di destinasi wisata, dan lainnya.

"Kita kembangkan kesiapan produk ekonomi kreatif untuk tentunya dari segi promosi, produksi, dan juga dari segi kualitas. Demikian juga dengan event-event daerah yang akan terus diperkuat," ujar Sandiaga.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, berdasarkan hasil Rakornas Pengembangan Lima DPSP 2020, telah disepakati sebanyak 101 isu agar dapat diselesaikan. "Dalam perkembangannya, sebanyak 14 persen isu telah selesai, 55 persen isu sedang berjalan, 18 persen isu masih dalam pembahasan, dan 13 persen isu tertahan penyelesaiannya," kata Luhut.

Secara umum, kata Luhut, ada tiga faktor utama yang menyebabkan penyelesaian isu tersebut tidak dapat dilakukan pada 2021. Di antaranya pembebasan lahan yang belum tuntas, perubahan fokus anggaran untuk penanganan Covid-19, serta pekerjaan dilakukan secara lintas tahun.

Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) selama Oktober 2021 mencapai 151 ribu kunjungan. Tingkat kunjungan itu naik cukup signifikan dibandingkan September yang tercatat hanya 124 ribu kunjungan. Meskipun terdapat kenaikan, BPS menilai, itu bukan disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang membuka pariwisata Bali bagi wisman.

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, berdasarkan data yang dikumpulkan, peningkatan wisman yang datang ke Indonesia bukan untuk tujuan berwisata, melainkan untuk bisnis, reuni keluarga, dan misi kesehatan.

"Meski Bali sudah dibuka, tapi belum berpengaruh kepada kunjungan wisman," kata Margo.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat