Warga melewati mural (lukisan dinding) komik antihoaks di Kampung Hepi, Joho, Manahan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020). | ANTARAFOTO/Maulana Surya

Nasional

Hoaks Memperberat Kerja Selama Pandemi

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia mengatakan hoaks selama pandemi Covid-19 merupakan tindakan pembunuhan.

JAKARTA -- Kabar bohong atau hoaks soal vaksin dan obat memperberat kerja selama pandemi Covid-19. Pemerintah harus melakukan upaya melawan hoaks di tengah kerja penanggulangan Covid-19.

Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan, pemerintah harus melakukan konsolidasi-konsolidasi untuk memberikan informasi dan literasi kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah secara terus-menerus dengan menyebarkan informasi positif.

“Dengan cara menyebarkan informasi positif dan benar 10 kali lipat daripada hoaks yang beredar. Kalau hoaks-nya satu mau tidak mau harus menebar 5 atau 10 kali berita positif karena masyarakat lebih suka menyebarkan berita-berita tidak benar,” kata Arya dalam diskusi daring, Selasa (30/11).

Arya melanjutkan, penyebaran informasi positif pun sangatlah penting untuk mengantisipasi gelombang ketiga. Sebab, penyebaran informasi positif dapat memberikan kesadaran masyarakat untuk mematuhi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dibuat pemerintah.

“PPKM harus di-support total oleh kita semua supaya jangan sampai serangan gelombang ketiga akan masuk ke Indonesia. Jadi langkah-langkah kita mengembangkan informasi positif terus,” ucapnya.

Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Harry Sufehmi mengatakan hoaks selama pandemi Covid-19 merupakan tindakan pembunuhan. Sebab, banyaknya masyarakat yang percaya dengan hoaks Covid-19.

"Pemerintah perlu membuat aturan yang mengatur pihak medsos agar lebih bertanggung jawab atas penyebaran hoaks di platformnya, edukasi publik, perbaikan kurikulum, broadcast informasi yang benar," kata dia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menekankan, melawan hoaks juga harus terus dilakukan secara bersama untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19. Masyarakat diminta untuk tidak bereuforia dengan situasi pandemi Covid-19 saat ini dan harus tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes).

“Kita tidak boleh euforia, tidak boleh kemudian menjadi lemah dalam hal protokol kesehatan walaupun kondisi sudah sangat baik. Kami berharap bahwa semua mematuhi mengenai pelaksanaan PPKM level 3 ini,” kata Nadia.

Nadia mengatakan, setelah gelombang pertama sebenarnya Indonesia sudah bersiap mengahadapi gelombang kedua. Namun, ternyata varian Delta sangat cepat penularannya hingga empat kali lipat.

"Untuk itu mengahdapi Omicron harus siap, hal yang positif saat ini yang divaksin sudah sangat cepat," ujarnya.

photo
Warga berjemur dengan latar belakang mural (lukisan dinding) komik antihoaks di Kampung Hepi, Joho, Manahan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020). Mural tersebut dibuat warga setempat untuk mengedukasi warga tentang hidup bersih dan sehat sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19 sekaligus mengampanyekan gerakan antihoaks. - (ANTARAFOTO/Maulana Surya)

Nadia mengatakan, pencapaian saat ini juga berkat kerja sama semua pihak bergerak bersama bisa menurunkan kasus Covid-19 yang tercatat 54.000 dalam tiga pekan turun menjadi 54 persen. Sehingga, Indonesia disebut sebagai negara dengan tingkat penularan yang rendah atau level 1. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika sebelumnya juga mengidentifikasi beragam hoaks dan disinformasi tentang Covid-19, vaksinasi hingga PPKM sejak Januari 2020. Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengatakan, hingga 25 November 2021 ditemukan hoaks tentang Covid-19 sebanyak 1.999 isu hoaks pada 5.162 unggahan media sosial di berbagai platform, dengan persebaran terbanyak pada platform facebook sejumlah 4.463 unggahan.

"Kini pemutusan akses telah dilakukan terhadap 5.031 unggahan hoaks Covid-19 dan 131 unggahan lainnya sedang dalam proses tindak lanjut," ujar Dedy dikutip dalam siaran pers Kemkominfo, Jumat (26/11).

Dedy melanjutkan, hoaks tentang vaksinasi Covid-19 juga ditemukan sebanyak 395 isu hoaks pada 2.449 unggahan media sosial, dengan persebaran terbanyak pada platform facebook sejumlah 2.257 unggahan. Namun, pemutusan akses telah dilakukan terhadap 2.449 unggahan hoaks vaksinasi Covid-19.

Sementara, hoaks tentang PPKM, telah ditemukan sebanyak 48 isu pada 1.194 unggahan media sosial dengan persebaran terbanyak pada platform facebook sejumlah 1.176 unggahan. Pemutusan akses juga dilakukan terhadap 1.038 unggahan dan 156 unggahan lainnya sedang ditindaklanjuti.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat