Pedagang menyusun minyak goreng curah yang telah dibungkus di pasar raya Padang, Sumatra Barat, Rabu (10/11/2021). Pedagang mengatakan harga minyak goreng curah mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari harga Rp 13.000 menjadi Rp18.000 per kilogram akibat | ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribad

Tajuk

Mengendalikan Harga Minyak Goreng

Sebagai produsen CPO nomor satu dunia, seharusnya bukan hal sulit untuk menstabilkan harga minyak goreng.

Harga miyak goreng dalam dua bulan terakhir ini terus melonjak. Harga minyak goreng curah per liter saat ini masih bertahan di kisaran Rp 19 ribu. Harga tersebut jauh di atas harga acuan yang ditetapkan pemerintah untuk minyak goreng kemasan sederhana Rp 11 ribu per liter.

Kenaikan harga minyak goreng di pasaran tidak saja membuat pengeluaran masyarakat bertambah. Para pelaku usaha kecil menengah (UKM) pun ikut terpukul. Sebab, biaya produksi yang harus mereka keluarkan ikut terkerek naik. 

Sementara itu, harga jual produk UKM yang diproduksi menggunakan minyak goreng tidak dapat begitu saja dinaikkan. Belum lagi pandemi Covid-19 membuat daya beli masyarakat masih terkapar. Keadaan ini membuat tidak sedikit para pelaku UKM keuntungannya terpangkas. Bahkan, banyak pedagang yang harus menanggung rugi karena omzet mereka turun.

 
Kenaikan harga minyak goreng di pasaran tidak saja membuat pengeluaran masyarakat bertambah.
 
 

Kita bersyukur karena pemerintah saat ini berupaya untuk menghambat kenaikan harga minyak goreng di pasar. Caranya dengan menggelontorkan minyak goreng ke pasar dan harganya  per liter dipatok Rp 14 ribu. Masyarakat hanya diizinkan membeli maksimal satu liter.

Kementerian Perdagangan menyebutkan, sebanyak 11 juta liter minyak goreng mulai disalurkan ke 45 ribu ritel perdagangan nasional sebagai langkah menangani kenaikan harga komoditas tersebut. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwansaat, Kamis (25/11), mengatakan, minyak goreng murah tersebut dijual di 45 ribu gerai Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) di seluruh Indonesia. 

Kita berharap kucuran 11 juta liter tersebut dapat membantu masyarakat dan para UKM mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau. Namun, kita juga berharap pemerintah mempunyai terobosan lain. Sebab, kenaikan harga minyak goreng di pasar akan terus terjadi sebagaimana yang diperkirakan pemerintah hingga di kuartal pertama 2022. 

Apalagi, kita ketahui penyebab kenaikan harga minyak goreng ialah melonjaknya harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar dunia. Sebagai bahan dasar utama minyak goreng, harga CPO sangat memberi andil melompatnya harga minyak goreng saat ini.

Karena itu, harusnya pemerintah memainkan instrumen CPO juga dalam menekan kenaikan harga minyak. Jangan semata menggelontorkan minyak goreng ke pasar.

Upaya pemerintah menekan harga minyak goreng melalui instrumen CPO sesungguhnya dapat dilakukan. Karena Indonesia sampai saat ini merupakan produsen nomor satu dunia pada komoditas CPO sejak 2006. Data Index Mundi mencatat, pada 2019, produksi sawit Indonesia mencapai 43,5 juta ton dengan pertumbuhan rata-rata 3,61 persen per tahun.

Sebagai produsen CPO nomor satu dunia, seharusnya bukan hal sulit untuk menstabilkan harga minyak goreng. Berbeda bila kita sebagai importir CPO sehingga harus bergantung pada negara lain dan tidak mudah mengendalikan harganya.

 
Pemerintah sudah selayaknya dapat mengendalikan harga CPO di dalam negeri.
 
 

Pemerintah sudah selayaknya dapat mengendalikan harga CPO di dalam negeri. Dengan demikian, harga minyak goreng pun tidak melonjak seperti yang terjadi saat ini. Jangan sampai kita sebagai produsen nomor satu dunia, tetapi mendapatkan harga CPO yang terjangkau di dalam negeri saja sulit.

Sudah saatnya pemerintah menerapkan formula kebijakan domestic market obligation (DMO) atau prioritas penjualan ke dalam negeri untuk CPO. Penerapan kebijakan ini akan membuat harga CPO di dalam negeri dapat dikendalikan.

Selama ini pemerintah telah menerapkan kebijakan DMO terhadap komoditas batu bara dan gas alam. Seharusnya, untuk CPO juga bisa dilakukan. Dengan harga CPO yang terkendali di dalam negeri, harga minyak goreng juga relatif stabil. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat