Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 ke seorang mahasiswa di Puskesmas Bende, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (24/11/2021). Dinas Kesehatan setempat menargetkan vaksinasi COVID-19 bagi 100 orang ibu hamil dalam sepekan, sementara untuk mahasisw | ANTARA FOTO/Jojon

Nasional

Jokowi Targetkan 290 Juta Vaksinasi Hingga Akhir 2021

Vaksinasi dosis lengkap terbukti mampu cegah keparahan gejala Covid-19.

JAKARTA – Indonesia terus mengejar capaian vaksinasi Covid-19. Presiden Joko Widodo menargetkan sebanyak 280 juta-290 juta dosis vaksin Covid-19 disuntikkan kepada masyarakat hingga akhir tahun nanti. Vaksinasi penting untuk memberikan perlindungan yang maksimal jika terjadi penularan.

“Kita harapkan di akhir tahun ini target kita berada di angka 280 sampai 290 juta dosis yang harus sudah tersuntikkan kepada masyarakat,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan pada pertemuan tahunan Bank Indonesia tahun 2021 di Grand Ballroom Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (24/11).

Per 23 November ini, sebanyak 226 juta dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan kepada masyarakat. Penyuntikan dosis pertama vaksin Covid-19 telah mencapai 65 persen dan dosis kedua atau lengkap telah mencapai 43,3 persen.

Jokowi mengatakan, capaian tersebut harus disyukuri. “Ini sebuah angka yang perlu kita syukuri,” tambahnya. Saat ini kasus Covid-19 sudah mulai terkendali dan menurun di Indonesia.

Indonesia, kata dia, telah melewati masa-masa mengerikan di mana kasus harian pernah tercatat mencapai 56 ribu kasus pada pertengahan Juli.

“Sangat ngeri sekali pada saat itu kalau bapak ibu datang di rumah sakit atau melihat kondisi di Wisma Atlet. Datang ke semua daerah semua, utamanya Jawa dan Bali pada saat itu berada pada kondisi yang BOR (keterisian tempat tidur rumah sakit) sangat tinggi sekali, di atas 90 persen,” jelas Jokowi.

Namun kondisi kasus Covid-19 kini telah menurun. Per 23 November, kasus harian yang tercatat sebesar 394 kasus. Jokowi mengatakan, pandemi yang terjadi selama 1,5 tahun ini tak hanya berdampak pada masalah kesehatan dan ekonomi saja, tapi juga berdampak di berbagai sektor.

Jokowi berharap, tren kasus yang sudah mulai terkendali di Indonesia saat ini dapat terus dijaga. Apalagi menjelang libur akhir tahun nanti yang dapat memicu peningkatan mobilitas masyarakat dan meningkatkan potensi kenaikan kasus.

“Oleh sebab itu, saya kemarin rapat, marilah kita bersama-sama utamanya menghadapi Natal dan tahun baru. Kita kendalikan bersama-sama dalam rangka ekonomi kita bisa lebih baik,” tambahnya.

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, cakupan vaksinasi dosis lengkap dengan jumlah yang tinggi terbukti mampu mencegah keparahan gejala pada pasien Covid-19. “Cakupan vaksinasi yang tinggi terbukti dapat mencegah keparahan gejala pada pasien Covid-19 sehingga juga dapat menurunkan potensi kematian akibat Covid-19,” ujar Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Rabu (24/11).

Wiku mengatakan, saat ini empat negara di Eropa tengah mengalami kenaikan kasus tajam, yakni Austria, Belanda, Belgia, dan juga Jerman. Austria, Belanda, dan juga Jerman pun kembali memberlakukan lockdown dan penggunaan wajib masker.

Meskipun kasus melonjak tajam di empat negara tersebut, namun kondisi ini tidak menyebabkan terjadinya lonjakan pasien ICU dan lonjakan kematian. Hal ini disebabkan karena cakupan vaksinasi dosis lengkap di empat negara ini sudah cukup tinggi.

“Berbeda dengan saat lonjakan pertama tahun lalu di mana belum ada vaksin. Lonjakan kasus sejalan dengan lonjakan pasien ICU dan kematian juga,” tambah Wiku. 

Juru Bicara Vaksinasi C-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengemukakan Indonesia masih fokus pada pemenuhan dua kali suntikan sebagai vaksin lengkap Covid-19. "Kita tetap fokus pada dua dosis sebagai vaksin lengkap di Indonesia sesuai panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," kata Siti Nadia Tarmizi, Rabu (24/11).

Nadia mengatakan WHO masih mendorong seluruh negara di dunia untuk melengkapi dua dosis suntikan vaksin Covid-19 kepada masyarakat untuk memberikan kekebalan kelompok. Nadia mengatakan hingga saat ini dua dosis vaksin masih relevan diterapkan di Indonesia mengingat cakupan target vaksinasi terhadap 208 juta lebih penduduk sasaran belum selesai dilaksanakan.

photo
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada warga saat pelaksanaan vaksinasi rumah ke rumah di Denpasar, Bali, Senin (22/11/2021). Badan Intelijen Negara Daerah Bali terus menggencarkan vaksinasi Covid-19 baik secara massal maupun vaksinasi yang dilakukan dari rumah ke rumah sebagai upaya percepatan vaksinasi Covid-19 di Bali yang hingga Sabtu (20/11/2021) tercatat sebanyak 3.436.524 orang di wilayah Bali telah menerima vaksin Covid-19 tahap satu atau 100,92 persen dari target sasaran 3.405.130 orang. - (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Nadia mengatakan vaksinasi dua dosis berikut penguatan protokol kesehatan dan monitoring mobilitas penduduk menggunakan aplikasi PeduliLindungi diharapkan cukup untuk menangkal gelombang lanjutan Covid-19. "Selain itu, tentunya masyarakat juga perlu mengubah kebiasaan lama dengan menyesuaikan pada perilaku hidup sehat di masa pandemi dengan 3M," katanya.

Sebelumnya Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengemukakan, vaksinasi Covid-19 dosis lengkap dengan dua kali suntikan sudah tidak relevan lagi jika dikaitkan dengan riset yang ada saat ini. Dicky dalam diskusi daring, Senin (22/11), mengatakan pencegahan maksimal terhadap virus korona adalah dengan tiga dosis vaksinasi. Alasannya sistem imunitas yang menurun dalam kurun waktu enam bulan setelah disuntikkan dua dosis vaksinasi.

"Bicara konteks sekarang dengan varian baru, menurunnya imunitas, yang disebut vaksinasi penduduk itu bukan dua kali suntik, harus tiga kali suntik. Jadi definisi vaksinasi penuh itu bukan dua kali suntik, itu sudah tidak relevan dengan riset saat ini," katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat