Petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik di jalan raya Tanjung, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Kamis (1/4/2021). Pemerintah memperpanjang pemberian stimulus keringanan tagihan listrik bagi masyarakat kecil, pelaku usaha industri, bisnis | ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Ekonomi

PLN Tawarkan 21 Proyek Pembangkit EBT 

PLN menjelaskan implementasi EBT baru dapat dilakukan pada 2022

JAKARTA -- Pemerintah dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. RUPTL ini terbit pada Oktober sehingga pemerintah dan PLN baru akan menggenjot pembangunan pembangkit pada tahun depan.

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto mengungkapkan, implementasi EBT baru dapat dilakukan pada 2022 mengingat perlunya waktu untuk mengkaji dan mendalami RUPTL 2021-2030.

 “Kami membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk men-deploy RUPTL tersebut menjadi kegiatan-kegiatan EBT berdasarkan RUPTL tersebut sehingga mulai semester I 2022 akan dimulai implementasi proyek-proyek EBT tersebut," kata Wiluyo dalam gelaran IndoEBTKEConnect, Selasa (23/11).

Sebanyak 21 proyek EBT di tahun depan tersebut terdiri atas enam proyek PLTA, yakni PLTA Kumbih-3 (45 MW) Lot Sipil, PLTA Kumbih-3 (45 MW) Lot Electro Mechanical, PLTA Hidro Sumatera Kuota Tersebar (90 MW), PLTA Sulbagsel Kuota Tersebar (200 MW), PLTA Bakaru II-Sipil (140 MW), dan PLTA Bakaru II-Electromechanical (140 MW).

Kemudian, satu proyek PLTM, yakni PLTM Jawa-Bali dengan kuota tersebar mencapai 15 MW. Selanjutnya, tujuh PLTP meliputi PLTP Ulumbu 5 dan Mataloko 2 & 3 berupa drilling contractor dengan kapasitas 40 MW, serta PLTP Ulumbu 5 dan Mataloko 2 & 3 berupa material supplier dan contractor (40 MW), PLTP Hululais 1 & 2 berkapasitas 110 MW, PLTP Tulehu 1 & 2 (20 MW), PLTP Sulbagut dengan kuota tersebar (5 MW), PLTP Songa Wayua (2x5 MW), dan PLTP Atadei (2x5 MW).

Proyek lainnya, yakni PLTBio Simelue (3 MW), PLTBio Seram (6 MW), PLTBm Halmahera (10 MW), PLTB Timor (2x11 MW), PLTS Sinabang (2 MW), PLTS Sumbawa-Bima (10 MW), serta proyek konversi PLTD menjadi PLTS+BESS berkapasitas total 500 MW.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya memastikan, pengadaan untuk sejumlah proyek EBT oleh PLN akan dilakukan pada tahun depan. "Ini juga yang nanti akan kami terus memantau, memonitor terkait proses pengadaan dan penawarannya," kata Chrisnawan.

Chrisnawan melanjutkan, monitoring perlu dilakukan agar proses pengadaan dapat berjalan sesuai rencana, apalagi total kapasitas 1,2 GW dari program ini diakui belum mencukupi untuk mengejar target bauran 23 persen pada 2025 mendatang.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi rasio elektrifikasi di Indonesia pada kuartal tiga tahun ini mencapai 99,40 persen. Pemerintah terus fokus dalam menggenjot pemerataan akses listrik yang ramah lingkungan ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

"Pada kuartal ketiga tahun ini, rasio elektrifikasi telah naik 0,3 persen menjadi 99,40 persen. Kami targetkan seluruh wilayah dan rumah tangga di Indonesia akan terlistriki 100 persen pada tahun depan," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, Selasa (23/11).

Data Kementerian ESDM, sambung Agung, menunjukkan, hanya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang angka rasio elektrifikasinya di bawah 90 persen. Bahkan, Provinsi Bali sudah memiliki rasio elektrifikasi 100 persen. "Percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan akan jadi salah satu prioritas kami sejalan dengan peningkatan mutu pelayanan," jelasnya.

Guna menggenjot infrastruktur kelistrikan, pemerintah menargetkan adanya penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik EBT mencapai 20.923 MW hingga 2030 nanti. Salah satu capaian positif adalah adanya peningkatan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi bersih tersebut. "Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 1.469 MW dengan kenaikan rata-rata sebesar empat persen per tahunnya," ungkap Agung.

Agung menyoroti tambahan kapasitas pembangkit listrik EBT pada periode Januari hingga September 2021 sebesar 386 MW. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan pembangkit EBT melalui surya maupun air. "Makanya kami tengah fokus mendorong pemanfaatan PLTS, salah satunya melalui PLTS Atap," tegasnya,

Secara perinci, tambahan 386 MW ini berasal dari PLT Air Poso Peaker 2nd Expansion sebesar 130 MW, 12 unit PLT Mikrohidro 71,26 MW, dua unit PLT Panas Bumi 55 MW, PLT Bioenergi 19,5 MW, dan PLT Surya Atap 17,88 MW.

Melalui grafik pertumbuhan ini, pemerintah pun tetap optimistis bisa mencapai target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah meningkatkan porsi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara 2021-2030 yang lebih hijau, yaitu 51,6 persen. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat