Pekerja menggunakan ekskavator untuk menyelesaikan pembangunan tanggul laut di Cilincing, Jakarta, Kamis (4/11/2021). Pembangunan tanggul laut sepanjang 328 meter yang merupakan bagian dari masterplan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) t | ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz.

Nasional

Daerah Pesisir Simpan Potensi Ekonomi Besar

Daerah harus mampu mengelola ekonomi pesisir untuk menyejahterakan masyarakat.

TANJUNG PINANG -- Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyebutkan, dengan kondisi geografis yang terdiri atas 2.408 pulau, daerah itu memiliki potensi perikanan sebesar 1,1 juta ton per tahun dan baru termanfaatkan 3,3 persennya.

Kepri menghasilkan berbagai komoditas ekspor unggulan seperti lobster, kepiting, ikan kerapu, ikan betutu, udang belalang, gonggong, kerang, rumput laut, udang vaname, dan ikan tenggiri.Ansar, saat bertemu Jubir Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Wahyu Muryadi di Natuna, Kepri, Selasa mencontohkan Kepulauan Natuna, yang kaya sumber daya laut, telah menarik minat nelayan mulai dari Pantura Jawa hingga asing yang masuk secara ilegal.

Adapun nelayan asli Natuna, katanya, mayoritas masih menangkap dengan cara tradisional."Nelayan di sana sebenarnya tangguh karena mereka turun-temurun dari keluarga nelayan. Di Natuna dan Anambas, ada 12 ribu lebih nelayan," ujarnya.

Ansar terus mendorong peningkatan kapasitas dan daya saing para nelayan melalui pemberdayaaan dan pelatihan-pelatihan. Nelayan-nelayan muda akan dikirim ke sekolah teknik pelayaran agar mampu menahkodai kapal-kapal besar. "Tinggal sistemnya, bagi hasilnya, nanti bentuk badan usahanya bersama seperti koperasi. Saya yakin itu bisa terwujud," ucap Gubernur.

Tak cuma perkara sumber daya manusia, ia menyebutkan, Kepri juga perlu menyiapkan infrastruktur jika ingin industri perikanan maju. Dermaga sudah tersedia di pulau-pulau, tapi akses jalannya perlu diperbaiki agar kendaraan besar untuk kebutuhan industri bisa beroperasi."APBD kami Rp3,7 triliun, relatif kecil untuk mengurus provinsi kepulauan seperti Kepri," ujarnya.

Agar bisa menggenjot industri perikanan, lanjut Ansar, perlu dukungan dari pemerintah pusat dalam bentuk insentif fiskal dan nonfiskal, serta kemudahan perizinan. "Dukungan APBN mesti banyak dikucurkan. Kalau itu terwujud, saya yakin percepatan pembangunan di semua sektor di wilayah kepulauan akan terwujud," kata dia.

Sementara itu, Wahyu Muryadi mengungkapkan pemerintah tengah menyiapkan program penangkapan terukur.Melalui kebijakan itu, kapal penangkap ikan akan diwajibkan menimbang di dermaga setempat. Dengan demikian, daerah asal turut merasakan manfaat ekonomi dari kegiatan penangkapan ikan.

"Kami akan membuat kebijakan perikanan secara terukur berbasis pada kuota. Nantinya, semua wilayah pengelolaan perikanan akan dibagi menjadi beberapa zonasi," ujarnya.

Wahyu mengklaim, hanya Indonesia yang belum memiliki kebijakan zonasi penangkapan. Di hampir semua negara, menurutnya, penangkapan telah dilakukan secara terukur untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian laut.

Targetnya nelayan tradisional tetap bisa melaut dan harga di pasar terjaga. Program zonasi ini juga diyakini bakal menghidupkan ekonomi kepulauan."Selama ini kepala daerah mengeluh, kapal menangkap ikan terus, langsung dibawa ke Jakarta. Yang menikmati pelabuhan Jakarta, daerah tidak dapat apa-apa," ucap Wahyu.

Ia mengutarakan pemerintah mengandalkan investasi untuk mengembangkan industri perikanan.Berbagai regulasi telah disiapkan guna memastikan investasi yang masuk dapat menyejahterakan rakyat, misalkan kapal asing yang ingin menangkap, 95 persen pekerjanya harus warga negara Indonesia. Investor juga diizinkan membangun infrastruktur berupa dermaga hingga pasar.

"Kalau asing mau berinvestasi ke sini silakan, mau mengelola perikanan juga silakan. Kami akan mengadakan beauty contest (seleksi) untuk melihat penawaran yang terbaik," ucap dia.

Kepulauan Seribu bangun kios di Pantai Sunrise

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu menjajaki kerja sama pembangunan kios di Pantai Sunrise Pulau Pramuka. Langkah itu untuk menyediakan sarana berjualan berbagai produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masyarakat Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.

Bupati Kepulauan Seribu Junaedi mengatakan, Pemkab Kepulauan Seribu menjajaki kerja sama tersebut melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) BUMN PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni). "Kami akan coba kerja sama dengan salah satu perusahaan pelayaran PT Pelni, untuk kegiatan pemulihan ekonomi masyarakat dengan membangun kios-kios di Pantai Sunrise," ujarnya di Jakarta, Senin (22/11).

Junaedi berharap pembangunan kios UMKM itu bisa membantu para pelaku usaha dalam pemasaran agar lebih laku. Pun masyarakat sekitar bisa merasakan langsung manfaat dari Pantai Sunrise, yakni salah satu ikon baru destinasi wisata pantai di Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang.

“Kami harapkan rencana itu dapat segera terwujud, sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menjual makanan dan aksesoris kepada wisatawan," kata Junaidi.

Dia menyebut, Pemkab Kepulauan Seribu mempersiapkan area dermaga kabupaten dan dermaga timur Pulau Pramuka, sebagai wisata baru pantai matahari terbit dan matahari tenggelam (sunrise dan sunset). Junaedi menyatakan, dua dermaga itu dalam proses penjajakan dan penataan oleh kelurahan setempat agar dapat menjadi lokasi wisata baru di Kepulauan Seribu.

"Untuk spot baru di dermaga kabupaten, kami jadikan wisata sunset, sedangkan dermaga timur untuk wisata sunrise," ujar Junaedi. Dia menambahkan, kawasan wisata sunset bisa menjadi tempat swafoto oleh wisatawan sambil menikmati deburan ombak di bibir pantai, saat menunggu matahari terbenam.

Pelaksana tugas Manajer TJSL PT Pelni, Septiani Khadijah Thalib, menuturkan, pemenuhan kebutuhan perkembangan ekonomi Kabupaten Kepulauan Seribu, khususnya di Pulau Pramuka akan dilakukan secara bertahap. Hal itu juga sebagai solusi untuk mengatasi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

Dia menjelaskan, saat ini fokus pengembangan terkait bidang lingkungan, salah satunya adalah mengembalikan ekosistem hutan mangrove melalui kegiatan penanaman kembali bibit pohon bakau di Kampung Harapan Bersama PT Pelni, di Pulau Pramuka. "Jika perkembangannya baik, kami akan lanjut ke bidang ekonomi. Semoga ke depannya kolaborasi itu bisa segera terealisasi,” ucapnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat