
Khazanah
Sifat-Sifat Muhammadiyah
Sebagai ormas Islam, Muhammadiyah memiliki sejarah yang panjang.
OLEH HASANUL RIZQA
Sebagai sebuah organisasi masyarakat (ormas) Islam, Muhammadiyah memiliki sejarah yang panjang. Hingga saat ini, Persyarikatan yang dirintis KH Ahmad Dahlan (1868-1923) itu telah berusia 109 tahun. Selama lebih dari satu abad, gerakan keislaman ini terus berkontribusi di tengah umat dan bangsa.
Seperti tergurat dalam anggaran dasarnya, Muhammadiyah berorientasi mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk mencapai maksud dan tujuannya, ormas Islam itu melakukan dakwah amar ma’ruf nahi munkar serta tajdid. Semua itu diwujudkan melalui pelbagai usaha dalam segala bidang kehidupan.
Persaudaraan
Menilik pada dasar dan pedoman amal usaha Muhammadiyah, ormas ini diketahui memiliki sifat-sifat tertentu. Di antaranya ialah mengamalkan persaudaraan Islam. Ukhuwah Islamiyah barangkali sering didengar khalayak. Untuk sekadar membicarakannya, apalagi pada tahap retorika, mungkin mudah saja. Namun, mewujudkannya adalah sebuah tantangan yang memerlukan daya, pemikiran, dan waktu.
Dalam hal ini, Muhammadiyah melihat perbedaan haruslah dijalin dengan baik. Perkara-perkara yang bersifat cabang dalam hal agama tidak lantas memicu sikap saling bermusuhan. Semua pihak hendaknya melihat titik temu sehingga terjalin dialog. Pada intinya, watak Muhammadiyah ialah memperbanyak kawan dan menggembirakan.

Contoh Teladan
Salah satu sifat lainnya dari Muhammadiyah adalah istikamah dalam menunaikan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Metode itu berarti kalangan mubaligh atau alim menganjurkan umat agar berbuat baik sekaligus mencegah dari yang mungkar. Maka dari itu, konsep demikian mengandaikan bahwa sang pengajur haruslah memancarkan keteladanan.
Berdasarkan keputusan Muktamar ke-35 Muhammadiyah, setiap warga Persyarikatan diimbau untuk menjadi contoh yang baik. Keteladanan itu seyogianya ditunjukkan, baik di tengah masyarakat Muslim maupun bangsa pada umumnya. Seperti tampak pada namanya, Muhammadiyah berarti ‘mengikuti suri teladan Nabi Muhammad SAW'.

Adil dan Bijaksana
“Hidup-hidupilah Muhammadiyah. Jangan mencari hidup dalam Muhammadiyah.” Itulah rumusan yang acap kali terdengar. Adagium tersebut mengandung makna bahwa seorang kader Muhammadiyah haruslah bersifat adil, baik ke dalam maupun luar organisasi.
Di lingkungan Persyarikatan, ia hendaknya tidak memanfaatkan nama Muhammadiyah demi kepentingan pribadi atau golongannya saja, termasuk dalam urusan pamrih politik. Kepentingan organisasi Muhammadiyah dan kemaslahatan umum harus selalu dipertimbangkannya. Pada poin inilah, sikap bijaksana diharapkan muncul dan terus terjaga pada diri tiap kader.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.