Petugas gabungan mengevakuasi korban banjir saat simulasi penanganan bencana banjir pada masa pandemi Covid-19 di Cipinang Melayu, Jakarta, Rabu (17/11). Simulasi ini digelar dalam rangka kesiapsiagaan petugas dalam penanganan korban banjir, terutama evak | Prayogi/Republika.

Jakarta

Antisipasi Banjir Jakarta dengan Taman Hujan

Taman Hujan menjadi penyerap air yang mengurangi potensi banjir Jakarta

 

 

Pemerintah Kota Jakarta Barat memanfaatkan taman kota, yakni ruang terbuka hijau sebagai tempat penampung air banjir. Caranya dengan membangun rain garden (Taman Hujan) di beberapa lokasi yang dinilai sebagai lokasi genangan air saat turun hujan deras.

Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat, Jauhar Arifin, mengatakan, rain garden sudah dibangun di Jalan Pesanggrahan, Tubagus Angke, Daan Mogot, Makaliwe Raya, Mangga Dua, dan Joglo Raya. Jauhar menjelaskan, cara kerja "rain garden" cukup mudah, yakni air hujan yang menggenangi jalan atau permukiman, akan mengalir ke tengah taman yang berbentuk cekung.

"Di tengah taman itulah air mengumpul dan akan diserap oleh rain garden yang sudah dibangun di sana," tutur Jauhar, Selasa (16/11).

Dari rain garden, air bisa dialihkan ke saluran utama untuk dibuang ke sungai atau kali terdekat. "Kalau genangan air itu tingginya 10-20 sentimeter, akan cepat surut masuk ke rain garden."

Jauhar menilai, rain garden bekerja efektif pada saat turun hujan deras pada beberapa hari terakhir. Dia berharap, dengan upaya ini, genangan saat hujan deras di Jakarta Barat bisa diminimalisasi dengan baik.

"Kita maksimalkan fungsinya. Rain garden itu untuk menambah fungsi taman sebagai jalur dan resapan air," kata dia.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana memperluas ruang terbuka hijau (RTH) di daerah penyangga. Karena, keterbatasan lahan dan jumlah penduduk di Jakarta yang tidak memungkinkan memenuhi target 30 persen RTH.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh historia.id (historiadotid)

"Kami semua ingin memenuhi RTH sesuai ketentuan, tapi yang perlu dipahami kondisi di Jakarta penduduknya sangat padat," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

Menurut Riza, kondisi Jakarta tidak hanya padat penduduk, tapi semua aktivitas juga terpusat di Jakarta, mulai dari pemerintahan, politik, ekonomi, bisnis, hingga sosial dan budaya, ada di Jakarta. Karena itu, kata dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin berbagi program dengan daerah penyangga di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).

"Kami ingin berbagi beberapa program dengan Bodetabek. Ini sudah kami diskusikan. Jadi, kami harap juga ruang terbuka hijau diperluas, ditambah di daerah di sekitar kota Jakarta," kata dia.

Pesimistis

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, menjelaskan, ruang terbuka hijau di DKI Jakarta baru menyentuh angka 9,2 persen dari target pemenuhan RTH sebesar 30 persen. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, DKI Jakarta harus menyediakan sedikitnya 198 kilometer persegi untuk dijadikan RTH. Artinya, lebih luas dibandingkan Kota Administrasi Jakarta Timur yang memiliki luas 188,03 kilometer persegi.

Karena itu, tambah Ida, DPRD telah meminta jajaran Pemprov DKI Jakarta untuk aktif berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk mencari jalan keluar mengenai hal tersebut. "Kalau daerah penyangga, itu mungkin masih memungkinkan karena lahannya masih luas," ujar Ida.

Diprediksikan untuk pembebasan lahan zona hijau, dibutuhkan dana sekitar Rp 1,7 triliun. Akan tetapi, dia pesimistis uang sebesar itu pun diprediksi belum akan menambah cakupan RTH di Ibu Kota secara signifikan karena tergantung pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di wilayah tersebut.

"Dan, tergantung daerah yang lahannya mau dibebaskan. Kalau di Rorotan (Jakarta Utara), NJOP-nya mungkin hanya Rp 1,9 juta sampai Rp 2 juta. Kalau di Jakarta Selatan atau Pusat kan NJOP-nya mahal (sehingga lahan yang bisa dibebaskan hanya sedikit)," kata Ida.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat