Petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik di jalan raya Tanjung, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Kamis (1/4/2021). Pemerintah memperpanjang pemberian stimulus keringanan tagihan listrik bagi masyarakat kecil, pelaku usaha industri, bisnis | ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Ekonomi

PLN Review Kontrak Batu Bara

PLN akan melakukan review agar bisa memastikan pasokan batu bara tak bermasalah ke depannya.

JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengakui adanya kendala pasokan batu bara saat ini karena kecenderungan dari produsen batu bara yang memilih ekspor karena harga sedang tinggi. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kelistrikan itu akan melakukan review kontrak pembelian batu bara.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menjelaskan,  PLN akan melakukan review agar bisa memastikan pasokan batu bara tak bermasalah ke depannya. Ia mengatakan, PLN akan memilih kontrak jangka panjang dibandingkan jangka pendek pada tahun depan, termasuk mengurangi porsi kontrak dengan trader.

Ke depan, kami akan mengutamakan kontrak jangka panjang dibandingkan kontrak jangka pendek. Kami juga akan berkontrak dengan perusahaan yang punya izin yang terkait dengan penambangan batu bara bukan ke trader," kata Zulkifli di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (15/11).

Harga batu bara acuan (HBA) tercatat 215,01 dolar AS per ton pada November 2021. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyatakan, HBA pada November merupakan rerata dari empat indeks pembentuk harga batu bara acuan pada Oktober yang cukup tinggi.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan HBA November 2021 menyentuh angka 215,01 dolar AS per ton atau naik 33 persen dibandingkan harga Oktober 2021 yang 161,63 dolar AS per ton. Meski harga acuan turun, pada November harga ini merupakan level HBA tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Kenaikan HBA disebabkan permintaan dari Cina meningkat menyusul mulai memasuki musim dingin serta kondisi cuaca buruk sehingga kegiatan produksi dan transportasi batu bara di provinsi produsen batu bara terganggu. 

Faktor komoditas lain, seperti kenaikan harga gas alam, juga memiliki pengaruh dalam menentukan harga batu bara global.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaludin mengatakan, ketika harga batu bara memang lagi tinggi seperti saat ini yang menyentuh 200 dolar AS per ton membuat distribusi di dalam negeri tidak maksimal. Hal ini karena perusahaan batu bara cenderung akan memilih ekspor karena capaian yang lebih menguntungkan.

Ridwan mengatakan, pemerintah mengusulkan kepada perusahaan batu bara dan para industri nasional untuk bisa membahas tiga peluang skema harga. Pertama, perlu adanya penetapan harga batas atas.

"Jadi, nantinya saat harga naik, produsen batu bara berpotensi untuk menghindari kontrak dengan penggunaa batu bara dalam negeri. Oleh karena itu, jika ada ketetapan batas atas, bisa membuat mereka lebih tertarik untuk menyuplai dalam negeri," kata Ridwan.

Skema kedua adalah penetapan batas atas dan batas bawah. Menurut Ridwan, dengan adanya dua opsi ini, ketika harga sedang turun, juga bisa melindungi produsen batu bara agar tetap bisa beroperasi dengan tingkat keekonomiannya.

"Ketiga, ya biarkan saja kontrak penjualan ini kita serahkan secara business to business (B to B) saja dengan fixed price tergantung kesepakatan para perusahaan dengan industri dalam negeri," ujar Ridwan.

Ridwan mengatakan, ketiga opsi ini masih dalam tahap diskusi dengan pengusaha dan industri dalam negeri untuk bisa mencari jalan keluar bagaimana agar pasokan batu bara bagi dalam negeri tetap aman.

Sepanjang tahun ini, HBA mengalami reli yang luar biasa. Pada Januari, harga batu bara acuan dibuka 75,84 dolar AS per ton. Kemudian, harga emas hitam ini mengalami kenaikan 87,79 dolar AS per ton pada Februari.

Harga batu bara acuan sempat turun sedikit ke angka 84,47 dolar AS per ton pada Maret. Selanjutnya, harga meningkat signifikan hampir tiga kali lipat dalam empat bulan terakhir dan menyentuh puncak 215,01 dolar AS per ton pada November 2021.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, harga batu bara acuan merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 per kilogram GAR, total kelembapan 8 persen, total belerang 0,8 persen, dan abu 15 persen.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat