Petugas Dishub Kota Bandung menutup Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, guna mencegah kerumunan perayaan tahun baru pada akhir tahun 2020 silam. (ilustrasi) | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Kabar Utama

Daerah Mulai Bersiap

Sejumlah daerah mulai menyiapkan antisipasi pengetatan protokol kesehatan menjelang liburan akhir tahun.

SURABAYA -- Sejumlah daerah mulai menyiapkan antisipasi pengetatan pengawasan protokol kesehatan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) akhir tahun nanti. Hal ini guna mencegah timbulnya gelombang ketiga penularan Covid-19.

"Pola pengamanan Natal dan tahun baru sudah kami persiapkan dari awal. Untuk proses pelaksanaannya diharapkan berjalan dengan baik dan tidak terjadi transmisi Covid-19," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Akhmad Yusep Gunawan di Surabaya, Jawa Timur, Senin (15/11).

Yusep juga mengatakan telah mensosialisasikannya kepada masyarakat bersama para sesepuh, tokoh, dan pemuka agama dalam upaya mengendalikan penularan Covid-19 dan menjaga ketertiban masyarakat saat Natal dan tahun baru. "Terlebih untuk tahun baru sendiri, kami akan upayakan membatasi kerumunan-kerumunan, khususnya aktivitas masyarakat," ia melanjutkan.

Perwakilan Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia Kota Surabaya, Pendeta Samuel mengungkapkan, dirinya akan segera menyampaikan hasil rapat koordinasi kepada jaringan seluruh gereja se-Surabaya. 

"Biasanya, kita pakai sistem online, jemaat wajib mengisi daftar hadir, kalau nggak ngisi nggak boleh hadir, itu (diisi) sekitar satu minggu sebelumnya, diberlakukan hampir semua gereja yang melakukan online atau hibrid," katanya.

photo
Sejumalah penumpang kereta tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Ahad (3/1/2021) lalu. Saat itu PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta memperkirakan sekitar 15.000 - 16.000 lebih penumpang KA Jarak Jauh turun di area Daop 1 Jakarta baik yang berasal dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur pada puncak arus balik libur Natal dan tahun baru. - (Prayogi/Republika.)

Sementara Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyiapkan opsi penyekatan untuk menekan mobilitas kendaraan dan masyarakat pada libr Nataru. Selain itu, menurut Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana akses ke seluruh tempat seperti hotel, restoran dan fasilitas publik harus disiplin menggunakan aplikasi PeduliLindungi. 

Terkait pengetatan kebijakan relaksasi, Yana menilai hal tersebut relatif sulit diwujudkan sebab berkaitan dengan ekonomi masyarakat. "Kemungkinan mobilitas (antisipasi) penyekatan, kalau relaksasi itu ekonomi tumbuh kasian juga orang yang berpenghasilan harian," katanya di Bandung, kemarin.

Sebelumnya, Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan kebijakan pembatasan kegiatan tersebut saat ini masih dibahas bersama jajaran Polrestabes Bandung. "Sekarang ini tim gugus tugas terus bekerja dan analisa terutama nataru,"  ujar Oded.

PT Pelni Cabang Nunukan, Kalimantan Utara, juga melakukan langkah-langkah antisipasi dengan memperketat syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pemerintah. Kepala Operasional PT Pelni Cabang Nunukan Yusuf Hanura menyatakan, kemarin,  di antara syarat yang dimaksudkan adalah setiap penumpang yang akan menggunakan jasa armada PT Pelni terlebih dahulu memperlihatkan sertifikat vaksin minimal dosis I dan tes antigen yang berlaku 2x24 jam. 

Ia menegaskan, tidak memberikan toleransi kepada calon penumpang yang belum memenuhi syarat. Kecuali, yang bersangkutan memperlihatkan surat keterangan dari rumah sakit pemerintah atau swasta yang telah ditunjuk bahwa bersangkutan tidak dapat divaksin karena alasan tertentu.

Menjelang Nataru ini, ia memprediksi  akan terjadi lonjakan penumpang yang naik di Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan khususnya kepulangan TKI dari Sabah, Malaysia. Terlebih mengingat tidak adanya libur panjang Nataru pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Sedangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mengupayakan stok oksigen sebagai antisipasi bisa terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 saat perayaan Hari Natal dan Tahun Baru 2022.

Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya dokter Willy Mambieuw di Wamena mengatakan, RSUD memiliki alat produksi oksigen sehingga bisa dipastikan kebutuhan itu akan tercukupi. "Kita sangat siap antisipasi nataru karena kita punya mesin produksi oksigen di RSUD masih bagus," katanya.

Selain mesin produksi oksigen milik RSUD yang digunakan selama ini, Pemerintah Jayawijaya telah mendapat tambahan mesin baru sehingga akan digunakan pula."Selain kita punya mesin lama, ada bantuan alat oksigen yang diserahkan di kantor bupati beberapa waktu lalu, jadi ada beberapa alat, item yang mereka siapkan untuk bisa dipasang lagi," katanya.

Dokter bedah ini memastikan ketersediaan obat-obatan untuk perawatan pasien masih tersedia hingga akhir tahun 2021."Obat-obatan penanganan Covid-19 itu sampai sekarang masih ada. Stok yang kita pesan beberapa bulan lalu masih siap di gudang farmasi," katanya.

photo
Petugas gabungan memasang garis polisi di RTH Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (31/12/2020). Saat itu Pemda Indramayu menutup sementara sejumlah fasilitas umum seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH), Alun-alun, Taman kota dan area publik lainnya untuk mencegah kerumunan terkait larangan perayaan tahun baru. - (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Obat-obatan ini masih cukup sebab terjadi penurunan kasus Covid-19 beberapa pekan terakhir sepanjang Oktober-November. "Sekarangkan cuma lima pasien kita, itu yang kita berikan kepada mereka, tetapi sebagian besar stok obat masih tersedia," katanya.

Masih Dikaji

Sementara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi periode libur Natal dan Tahun Baru nanti. Sepekan mendatang akan dilakukan persiapan-persiapan menyiapkan antisipasi potensi lonjakan kasus pada akhir tahun.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai rapat terbatas evaluasi PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/11). “Tadi di ratas (rapat terbatas) Bapak Presiden menyampaikan bahwa memang alhamdulillah kasus sudah menurun, tapi kita harus ekstra waspada terutama menghadapi Nataru. Jangan sampai terjadi lonjakan berikutnya,” kata Budi.

Lebih lanjut, menurut Menkes, Presiden juga menekankan agar dilakukan monitoring secara ketat terhadap lima provinsi yang menunjukan adanya kenaikan kasus. Kelima provinsi tersebut berada di Pulau Jawa. 

Tak hanya itu, Jokowi juga mengarahkan agar dilakukan pemantauan di berbagai sekolah yang telah melakukan pendidikan tatap muka. “Agar kalau ada indikasi, kita bisa melakukan tindakan agar tidak menyebar,” tambah dia.

Budi menyebut, pemerintah telah melakukan identifikasi setiap pekannya pada kabupaten kota yang mengalami kenaikan. Pada pekan lalu, berdasarkan observasi yang dilakukan oleh Kemenkes, terdapat 126 kabupaten kota yang mengalami kenaikan kasus dan beberapa di antaranya bahkan telah mengalami kenaikan selama tiga pekan berturut-turut.

Kenaikan di sejumlah daerah tersebut disebabkan karena adanya kasus positif di sekolah dan juga kegiatan takziah. Karena itu, Menkes dan Mendikbudristek Nadiem Makarim akan melakukan konsolidasi membahas upaya pencegahan penularan di sekolah-sekolah.

“Saya dengan Pak Nadiem akan segera melakukan konsolidasi, rencananya mudah-mudahan minggu ini kita sudah bisa selesaikan bagaimana kita bisa tetap melakukan program tatap muka tapi dengan surveillance yang aktif dan yang lebih proaktif,” ujar dia.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, Presiden meminta jajarannya untuk mendalami kembali persiapan menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru. “Terkait Nataru bahwa Presiden minta didalami lagi dalam satu minggu ke depan, nanti dilaporkan kembali ke Bapak Presiden sebelum diumumkan ke masyarakat,” ujar Airlangga.

Airlangga mengatakan, tingkat reproduksi Covid-19 di Indonesia saat ini sudah di bawah satu. Ia mengatakan, angka reproduksi rate itu merata di tiap pulau. "Angka reproduction rate sudah di bawah satu. Jadi kalau kita bicara di Kalimantan 0,98, Sumatera 0,96, Maluku di angka 1, Papua 0,98, Nusa Tenggara di 0,98 dan Sulawesi di 0,95, kemudian kalau di Jawa 0,95, Bali 0,98," ujar Airlangga.

Dalam wawancara khusus dengan Republika pekan lalu, Presiden Joko Widodo menekankan bahwa libur Nataru kali ini sangat menentukan bagi status pandemi di Indonesia mendatang. Menurutnya, masa-masa itu adalah penentuan transisi menuju endemi.

“Kita akan melihat sampai nanti Natal dan Tahun Baru. Kalau Natal dan Tahun Baru bisa kita lewati, bisa kita kendalikan, itu akan lebih mudah untuk menuju transisi ke endemi,” kata Jokowi.

Juru Bicara Pemerintah Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi sebelumnya mengingatkan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah demi menghindari mobilitas di akhir tahun. Sebab, tingginya mobilitas di akhir tahun berpotensi kembali meningkatkan angka kasus Covid-19 di Indonesia.

"Kalau saya ngomongnya, jangan liburan dulu. Kalau nggak penting-penting liburan, nggak perlu liburan, kalau kemudian kita harus berkunjung ke tempat wisata, tempat wisata yang ramai penuh, nggak usah, lebih baik di rumah," ujar Nadia dalam diskusi daring, Ahad (14/11).

Nadia mengingatkan, untuk terus mempertahankan angka kasus Covid-19 di Indonesia yang sudah terkendali dengan menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas masyarakat. Apalagi dengan pelonggaran pelonggaran aktivitas saat ini sudah telah dilaksanakan 

Sebab, jika lengah, maka Indonesia berpotensi mengalami gelombang ketiga Covid-19. "Ini yang tentunya jadi ingatan kita semua, pandemi belum selesai, kalau saat ini kondisinya kita berada pada situasi seperti ini, ingatlah dua puncak yang kita hadapi," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat