Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (dua kanan) bersama Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo (kanan), Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto (dua kiri) dan SEVP Produksi Bio Farma Juliman (kiri) memberikan keterangan terkait holding BUMN farm | Republika/Prayogi

Ekonomi

Holding Farmasi Jaga Kinerja

Kinerja Holding BUMN farmasi masih on the right track.

 

JAKARTA -- Induk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor farmasi, yakni PT Bio Farma (Persero), optimistis mampu menjaga kinerja perusahaan hingga akhir tahun ini. BUMN farmasi masih on the right track dalam menjalankan bisnis.

Juru Bicara Bio Farma sekaligus Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, kinerja perseroan masih sesuai dengan jalur yang telah direncanakan pada akhir 2021. "Penurunan kasus Covid-19 belum berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja grup kami karena masih adanya pemberlakukan status pandemi dari pemerintah," kata Bambang kepada Republika di Jakarta, Rabu (10/11).

Holding BUMN farmasi yang terdiri atas Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma mencatat kenaikan pendapatan 164 persen pada semester I 2021 dari Rp 5,78 triliun pada 2020 menjadi Rp 15,26 triliun.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pendapatan Bio Farma diperoleh dari realisasi pendapatan penugasan yang mencapai Rp 8,12 triliun. Ia menyebutkan, Rp 7,97 triliun program vaksin Covid-19 dan 144,30 miliar didapatkan dari program Vaksinasi Gotong Royong (VGR).

“Untuk anggota holding BUMN farmasi, Kimia Farma membukukan pendapatan pada Semester I 2021 sebesar Rp 5,56 triliun," ujar Honesti.

Honesti menjelaskan, pendapatan tersebut diperoleh dari penjualan produk pihak ketiga sebesar Rp 4,1 triliun termasuk di dalamnya, didapat dari VGR sebesar Rp 402,9 miliar. Pertumbuhan penjualan dari Kimia Farma sebesar 18,6 persen yoy.

Sementara untuk Indofarma, Honesti menyebutkan, pendapatan semester I 2021 mencapai Rp 849.33 miliar, berasal dari penjualan obat obat generik berlogo (OGB) dan etchical sebesar Rp 492,79 miliar, sisanya dari penjualan alkes, multivitamin, dan lain-lain. Pertumbuhan penjualan dari Indofarma sebesar 89,9 persen secara tahunan.

Honesti menegaskan, jika dilihat penjualan bersih perusahaan di luar penugasan pandemi Covid-19, kinerja Holding BUMN farmasi masih on the right track, meski masih menghadapi tantangan untuk penjualan ekspor.

Menurut Honesti, Bio Farma dalam menghadapi pandemi berhasil menciptakan inovasi produk berupa kit diagnostik untuk mendeteksi Covid-19, berupa rapid test polymerase chain reaction (RT-PCR) yang diluncurkan pada semester I 2020 oleh Presiden Joko Widodo.

Inovasi yang dihasilkan dari hasil kolaborasi bersama startup, yang sudah memenuhi gold standard  RT-PCR kit. RT-PCR ini juga dilengkapi dengan media viral transport media (VTM) yang dibuat dan diproduksi secara mandiri oleh Bio Farma.

Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno menyatakan, perseroan meyakini semester II 2021 dapat memberikan kontribusi positif sejalan dengan perkembangan ekonomi yang semakin membaik.

"Beberapa strategi yang dilakukan perseroan, mulai dari hulu yaitu sektor manufaktur hingga ke ritel farmasi, dan layanan kesehatan, diharapkan akan memberikan dampak positif dalam pertumbuhan kinerja perseroan hingga akhir 2021," ujar Ganti.

Sejumlah strategi tersebut, antara lain, optimalisasi dan efisiensi manufaktur, efektivitas proses distribusi, peningkatan channel penjualan, dan optimalisasi teknologi digital.

Associate Director BUMN Research Group LMUI Toto Pranoto mengatakan, holding BUMN farmasi harus melakukan sejumlah inovasi dalam menjaga pertumbuhan kinerja yang konsisten dan berkesinambungan pada masa depan.

Holding farmasi masih memiliki karakter yang menyasar pada captive market. Menurut Toto, karakter ini tentu memberikan keuntungan bagi holding farmasi untuk jangka pendek karena masih mengalami pandemi. "Namun, untuk daya saing masa depan dibutuhkan terobosan baru supaya holding farmasi memiliki keunggulan bersaing yang lebih berkelanjutan," ujar Toto.

Toto menyarankan, holding BUMN farmasi perlu melakukan strategi diferensiasi yang dapat menghasilkan produk berkualitas premium dengan peningkatkan kualitas SDM dan inovasi teknologi. Ia mengatakan, holding BUMN farmasi dapat bersinergi menghasilkan produk yang lebih kompetitif.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat