Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Uswah Keheroikan Pemimpin

Seorang pemimpin akan menunjukkan keheroikannya dengan berbagai terobosan program kerakyatan.

Oleh HADI SUSIONO PANDUK

 

OLEH HADI SUSIONO PANDUK

Role model sempurna dalam diri seorang pemimpin adalah Nabi Muhammad. Kepribadian heroik Qurani yang melekat pada dirinya terasa ketika kita berselancar pada surah an-Nisa 84, “Maka, berperanglah engkau (Nabi Muhammad) di jalan Allah, engkau tidaklah dibebani (tanggung jawab) kecuali (yang terkait) dengan dirimu sendiri. Kobarkanlah (semangat) orang-orang Mukmin (untuk berperang)...”

Petikan ayat tersebut menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah sosok pemberani, selalu memimpin barisan dalam peperangan melawan kaum Musyrik. Keheroikannya tercatat dalam sejarah ketika sebagai Panglima Tertinggi Perang Uhud, Perang Badar, Perang Hunain, dan ghazwah lainnya (Ibnu Katsir, Bidayah Wa an-Nihayah)

Darah heroik juga dimiliki oleh sahabat sekaligus paman Nabi Muhammad, Hamzah bin Abdul Muthalib yang membela Nabi Muhammad secara all out menghadapi kaum kafir Quraisy, hingga Rasulullah Muhammad memercayainya sebagai penegak bendera Islam dan akhirnya mengugerahi gelar bergengsi Assadullah wa Asadu Rasulihi (Singa Allah dan Rasul-Nya).

Sahabat Nabi Muhammad, Khalid bin Walid, juga merupakan uswah dalam keberanian sebelum dan sesudah masuk Islam. Pendapat gelar Saifullah atau Sayf Allah al-Maslul (pedang Allah yang terhunus) itu dengan gagah berani bergabung dengan pasukan Perang Mu’tah head to head dengan 200 ribu prajurit Romawi.

Keberanian ketiganya dalam peperangan fisik melawan kaum musyrik dan kafir Quraisy jelas merupakan trigger bagi umat-umat setelah mereka, terlebih bagi yang sedang menyandang label pemimpin saat ini. Sebagai pemimpin pasukan, ketiganya jelas sosok yang brilian dalam mengatur strategi, perencanaan, bahkan ekskusi suatu program.

Dalam diskursus keindonesiaan, pemimpin Indonesia tidaklah dihadapkan pada perang fisik dewasa ini, melainkan ‘perang’ program. Pelbagai program heroik untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia harus terus digulirkan hingga pengurangan bahkan pengentasan jumlah masyarakat miskin di Indonesia benar-benar terealisasikan.

Program mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga anak-anak Indonesia ter-upgrade pendidikan mereka minimal 12 tahun juga harus terus ditindaklanjuti dan dapat benar-benar dirasakan oleh jutaan anak Indonesia terutama pada kawasan wilayah terdepan, terluar dan tertinggal.

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia juga menjadi prioritas pemimpin, sehingga tidak ada lagi warga Indonesia yang merasa diterlantarkan atau dianaktirikan bahkan di negerinya sendiri.

Menyejahterakan rakyat Indonesia adalah hal lain yang sangat fundamental. Tidak ada lagi berita di media massa bahwa terdapat rakyat Indonesia yang mengalami malnutrisi, stunting, busung lapar, atau bahkan tidur di kolong jembatan, karena pemimpin yang heroik akan berpikir keras bagaimana menyediakan perumahan murah bagi warga negaranya.

Pada akhirnya seorang pemimpin akan menunjukkan keheroikannya dengan berbagai terobosan program kerakyatan sebagai legacy yang bernilai tambah guna meneruskan catatan sejarah bangsanya.

Wallahu a’lamu bissawab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat