Ilustrasi suasana di The Federal Reserve atau The Fed. | AP/Richard Drew

Ekonomi

Pemerintah Optimistis Dampak Tapering Minim

Keputusan tapering Fed tidak akan menyebabkan arus modal keluar dalam jumlah besar.

JAKARTA -- Pemerintah meyakini keputusan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/Fed) dalam mengurangi pembelian obligasi atau tapering berdampak minim terhadap pasar keuangan dalam negeri.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, keputusan tapering Fed tidak akan menyebabkan arus modal keluar dalam jumlah besar, seperti fenomena taper tantrum pada 2013-2014 lalu. Menurutnya, fundamental ekonomi dan ketahanan sektor eksternal Indonesia sudah lebih resilient.

“Kondisi defisit transaksi berjalan, cadangan devisa, dan tingkat suku bunga riil 2020 yang lebih baik dibandingkan rata-rata 2011-2015 telah memberikan fondasi ekonomi yang kuat bagi Indonesia untuk meminimalisasi risiko capital outflow,” ungkap Susiwijono kepada Republika, Kamis (4/11).

Susiwijono mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia diperkirakan akan terus membaik pada 2021. Hal ini sejalan dengan perkembangan pemulihan ekonomi.

Pada penutupan pasar saham pada Kamis (11/4), terlihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mengalami peningkatan sebesar 0,82 persen ke level 6.605,84 dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Selain itu, yield obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun juga masih stabil berada pada kisaran 6 persen.

“Hal ini menunjukkan pelaku pasar masih memiliki optimisme terhadap pasar modal Indonesia terlepas dari pengumuman tapering the Fed,” ungkapnya.

Fed memutuskan mulai mengurangi laju bulanan pembelian aset bersihnya sebesar 10 miliar dolar AS untuk sekuritas obligasi Pemerintah AS dan 5 miliar dolar AS untuk sekuritas yang didukung hipotek mulai bulan ini. Fed berkomitmen melanjutkan program pembelian asetnya pada level 120 miliar dolar AS per bulan. Angka itu terdiri atas 80 miliar dolar AS dalam sekuritas obligasi Pemerintah AS dan 40 miliar dolar AS dalam sekuritas yang didukung hipotek.

Gubernur Fed Jerome Powell menekankan, pihaknya belum akan menaikkan suku bunga meski sudah mulai mengurangi aktivitas stimulus berupa pembelian aset. "Keputusan kami untuk memulai pengurangan pembelian aset tidak menyiratkan sinyal langsung mengenai kebijakan suku bunga kami," kata Powell.

Fed masih akan melakukan pemantauan terhadap kondisi ekonomi AS yang perlu dipenuhi sebelum menaikkan suku bunga. Hal itu, antara lain, terkait data tenaga kerja dan inflasi. 

IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya pada perdagangan pagi ini, Kamis (4/11). IHSG dibuka naik ke posisi 6.588,18 dan terus menanjak ke level 6.607,30. 

Phillip Sekuritas Indonesia IHSG akan cenderung menguat pada hari ini. Kenaikan IHSG tersebur sejalan dengan pergerakan bursa global. Indeks saham Asia dibuka naik mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam.

Sentimen masih datang dari kebijakan moneter bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed). "Seperti yang sudah di duga oleh pasar, the Fed memutuskan untuk mulai mengurangi (tapering) program bulanan pembelian aset (Quantitiave Easing)," tulis Phillip Sekuritas, dalam risetnya, Kamis (4/11).

The Fed akan mengurangi pembelian aset sebesar 15 miliar dolar AS yang terdiri dari 10 miliar dolar AS untuk surat utang Pemerintas (US Treasuries) dan 5 miliar dolar AS untuk surat efek yang di keluarkan oleh badan atau lembaga Pemerintah. 

Selama ini the Fed melakukan pembelian obligasi senilai 120 miliar dolar AS setiap bulan. The Fed mengklarifikasi, pihaknya mempunyai wewenang penuh untuk mengubah jumlah tapering sesuai kondisi dan kebutuhan. 

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik 4,9 bps menjadi 1,57 persen setelah the Fed memberi lampu hijau bagi proses tapering. The Fed mempertahankan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) di kisaran 0,0 persen hingga 0,25 persen, tidak berubah sejak Maret 2020. 

Investor juga mencerna rilis sejumlah data ekonomi AS yang keluar melebihi ekspektasi pasar. Data ADP Employment Report memperlihatakan bahwa sektor swasta selama bulan October menambah 571 ribu pegawai baru menyusul penambahan 523 ribu bulan September.

Data ISM Non-Manufacturing Index pada bulan lalu lompat ke level 66,7, tertinggi dalam sejarah, dari level 61,9 di bulan September sementara data Factory Orders tumbuh 0,2 persen MoM di bulan September menyusul peningkatan 1,0 persen MoM pada bulan Agustus.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat