Pengunjung memilih produk fashion di Griya UMKM Yogyakarta, Selasa (28/9). Pameran luring pertama selama pandemi Covid-19 ini untuk membantu meningkatkan penjualan produk UMKM. Pameran yang digelar tiga hari ini khusus untuk produk kerajinan dan fashion. | Wihdan Hidayat / Republika

Perencanaan

Raup Untung dari Rumah

Para pelaku usaha harus belajar digital marketing agar bisa menjangkau pasar lebih luas.

Akhir-akhir ini tantangan hidup semakin sulit. Akibat pandemi Covid 19, banyak orang harus tutup toko dan pengusaha melakukan PHK. Pandemi juga mengubah cara hidup dan strategi menjalankan bisnis sehari-hari. 

Di masa normal baru ini, semua orang butuh saling bantu. Untuk menghadapi ini, tentu saja butuh strategi yang jitu. 

Ketika aktivitas berkutat di sekitar rumah saja, para pelaku usaha kecil atau UMKM dituntut tetap produktif. Salah satu cara yang dapat dilakukan di tengah segala keterbatasan adalah bergerak secara digital alias go-digital. Media sosial, seperti Facebook dan Instagram, serta aplikasi pesan instan Whats App dapat menjadi sarana untuk memasarkan produk berskala kecil atau rumahan.

Pemilik Nadjani Indonesia, Nadya Amatullah, membagikan model bisnis auto-pilot Nadjani yang memungkinkan sang pemilik bisa jalan-jalan, tetapi uang tetap masuk. Nadya menjelaskan, memulai bisnis bersama suami dan dua rekannya di garasi pada 2021.

Seiring berjalannya waktu, Nadya ingin melakukan berbagai eksplorasi di luar kantor. Baru pada 2017, Nadya memulai sistem auto-pilot. “Kita membangun sistem dengan merekrut SDM yang cocok pada 2017, sekarang tim berjumlah 40,” ujar dia.

photo
Pelanggan membayar pesanannya melalui kode Quick Response Indonesia Standard (QRIS) di salah satu kedai kopi, Rangkasbitung, Lebak, Banten, Sabtu (14/8/2021). Bank Indonesia (BI) menargetkan 60 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) terhubung dengan platform keuangan digital dalam tiga tahun melalui Quick Response Indonesia Standard (QRIS) dan digital banking. - (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Geliat serupa juga dilakukan oleh para perajin kain tenun di Lebak, Banten. "Kami hari ini mengirim pesanan dua potong kain tenun ke Bali dengan harga Rp 500 ribu dan pembayarannya melalui digitalisasi," kata Anah (30 tahun), seorang perajin warga Badui Luar saat ditemui di kediamannya di Kampung Kadu Ketug Desa Kanekes, Kabupaten Lebak.

Perajin kain tenun di kawasan permukiman masyarakat Badui pun bisa sedikit bernapas lega karena kini permintaan kembali meningkat. Permintaan itu bukan hanya wisatawan yang datang ke sini saja, melainkan juga dari berbagai daerah pun banyak, bahkan dari Provinsi Bali hingga Kalimantan Timur.

Sebelumnya, kata Anah, selama 1,5 tahun di masa pandemi Covid-19, para perajin menghentikan kegiatan produksi, karena tidak ada permintaan pasar itu. "Kami berharap permintaan pasar kembali meningkat usai kasus Covid- 19 menurun, " katanya.

Policy Program Manager Facebook Indonesia, Dessy Septiane Sukendar, mengatakan, pemasaran secara digital penting karena kondisi saat ini sangat menantang untuk pengusaha kecil dan menengah.

Berdasarkan data survei Facebook, lebih dari 78 persen dari UMKM mulai tidak mempekerjakan tenaga kerja dan banyak isu tentang pembayaran. Namun, ada data yang menunjukkan kondisi yang membaik. Data pada September 2021 menunjukkan, 10 persen dari bisnis-bisnis ini mulai melihat peningkatan penjualan di platform digital. “Sudah bukan pilihan lagi, harus jadi keharusan kepada semua usaha untuk belajar digital marketing sehingga bisa menjangkau lebih banyak, dan berbincang dengan konsumen,” kata Dessy.

Chief Marketing Officer (CMO) Ninja Xpress, Andi Djoewarsa, mengungkapkan, adanya kebutuhan akses jaringan bisnis untuk para pelaku UKM/UMKM. Hal ini berangkat dari hasil evaluasi lanjutan dari program Aksilerasi yang sudah diselenggarakan sebelumnya. 

 

 

"Media sosial, seperti Facebook dan Instagram, serta aplikasi pesan instan WhatsApp dapat menjadi sarana untuk memasarkan produk berskala kecil atau rumahan."

 

 

Pelatihan dengan Sistem Mentoring

Mengacu laporan Suara UKM Negeri, 53 persen UKM mengungkapkan, mereka membutuhkan pelatihan dengan sistem mentoring khusus di bidang strategi pemasaran dan keuangan, untuk mempercepat pengembangan bisnisnya.

Sejalan dengan itu, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita menjelaskan, pihaknya memiliki berbagai program untuk dimanfaatkan pelaku UKM menuju merdeka bisnis, seperti program Startup for Industry sebagai gerakan `Making Indonesia 4.0' dengan solusi teknologi rintisan Indonesia untuk industri teknologi dan masyarakat.

Ada juga Klinik Design Merek Kemas (KDMK) yang membantu industri kecil dan menengah (IKM) dalam pemilihan kemasan yang sesuai dengan produk untuk penguatan mutu dan berdaya saing. Kemudian, hadir pula Program Indonesia Food Innovation (IFI) bagi industri kecil dan menengah (IKM) pangan dengan melibatkan akademisi, praktisi, dan industri pangan.

Selain itu, ada program Modest Fashion Project yang dapat mengantarkan wirausaha mode tumbuh dan berkembang untuk daya juang tinggi. Creative Business Incubator (CBI) untuk industri kriya dan mode sebagai pusat pendidikan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan skala bisnis, dalam bangun bisnis baru yang sustainable. “Kami sangat mengapresiasi Ninja Xpress yang ikut membantu peran kami dalam rangka kemajuan UKM merdeka bisnis,” kata Reni.

Akselerasi Digitalisasi 

photo
Program Digita Creative Entrepreneur (DCE) yang digelar Telkomsel. (Ilustrasi). - (Dok Telkomsel )

Usha untuk membantu dunia UMKM juga terus dilakukan Telkomsel. Pada Rabu (2/11),  Telkomsel menghadirkan program aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR), yakni Digital Creative Entrepreneurs (DCE) 2021. 

Melalui program DCE 2021, Telkomsel ingin membuka peluang dan kesempatan lebih luas, #UnlockingOpportunities bagi para pelaku UKM untuk dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas digital melalui rangkaian kegiatan seminar daring, lokakarya, dan pendampingan. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan UKM lokal agar para pengusaha dan pemilik jenama dapat berdaya dan bersaing di tingkat nasional maupun global.

General Manager Corporate Social Responsibility Telkomsel Andry Priyo Santoso menyampaikan, Telkomsel menghadirkan Digital Creative Entrepreneurs 2021 sebagai salah satu langkah dalam memaksimalkan pemberdayaan sektor UKM. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kapasitas SDM agar menjadi smart digitalpreneur yang cakap dan terampil dalam memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi. 

photo
Program Digital Creative Entrepreneur (DCE) yang digelar Telkomsel. (Ilustrasi). - (Dok Telkomsel )

Menurut Andry, inisiatif ini juga bagian dari upaya Telkomsel dalam mendukung upaya yang gencar didorong pemerintah agar sektor UKM dapat melewati berbagai tantangan. Sehingga tetap dapat menjadi penggerak roda perekonomian bangsa di berbagai kondisi melalui pemanfaatan teknologi terkini.

Pada tahun sebelumnya, Telkomsel telah menggelar program sejenis melalui Digital Creative Millenials, yang khusus menyasar segmen usaha kecil khusus busana oleh para milenial. Pada 2021, Telkomsel melakukan pendekatan berbeda dengan membuka peluang seluas-luasnya bagi para pengusaha dan pemilik jenama lokal. 

Program DCE 2021 yang digelar kali ini pun terbuka bagi para pelaku UKM di bidang kuliner, fashion, dan kerajinan tangan, serta hadir dengan mengusung semangat kolaborasi yang melibatkan ekosistem digital Telkomsel, seperti Telkomsel MyAds, dan Kuncie, serta Emtek Digital. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadikan DCE 2021 sebagai wadah yang lebih optimal dalam mendorong kemajuan sektor UKM lokal untuk lebih berkembang dengan digital.

 
Digital Creative Entrepreneurs 2021 diharapkan dapat menjadi peluang besar bagi para pelaku UKM dalam beradaptasi sekaligus mengimplementasikan berbagai perkembangan teknologi terkini. Sehingga dapat mendukung kemajuan usaha ke level lebih tinggi.
 
ANDRY PRIYO SANTOSO, General Manager Corporate Social Responsibility Telkomsel
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat