Platform metaverse gaming, Animal Crossing. | Instagram/Animal Crossing New Horizon

Inovasi

Halaman Pertama Cerita Metaverse

Bisnis yang sudah masuk ke metaverse pada 2022 akan mengalami pertumbuhan basis konsumen.

Pandemi telah mengubah berbagai dinamika dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya urusan belajar dan bekerja, akselerasi yang terjadi akibat pandemi, telah membawa digitalisasi memperkenalkan berbagai hal baru. 

Pekan lalu, CEO Facebook Mark Zuckerberg resmi menguumkan pergantian nama perusahaan, dari Facebook menjadi Meta. Nama baru ini, dipilih karena Facebook telah memutuskan akan serius mengeksplorasi dunia metaverse yang diperkirakan akan menjadi masa depan dunia digital. 

Dikutip dari CBS News, Selasa (2/11), Mark meyakini, metaverse akan menjadi penerus internet seluler. "Kita akan dapat merasa hadir bersama orang-orang tanpa peduli lagi, seberapa jauh jarak kita sebenarnya. Kita juga akan dapat mengekspresikan diri kami dengan cara baru yang menyenangkan dan benar-benar mendalam," katanya.

Langkah yang dilakukan Zuckerberg ini, sejalan Laporan Tren Media Sosial terbaru global. Laporan yang dirilis Talkwalker, consumer intelligence dan HubSpot, platform customer relationship management pada pengujung Oktober 2021 ini menempatkan metaverse sebagai salah satu tren kunci teknologi pada 2022. 

Metaverse merupakan penggabungan dunia fisik, augmented dan virtual. Kemunculan tren ini, diawali dari industri gaming dan kini meraih momentumnya di tengah realitas baru yang terbatas dalam hal interaksi tatap muka, akibat pandemi. Tren yang sedang berkembang ini akan semakin menipiskan batas antara dunia luring dan daring, dan pengalaman berinteraksi di antara keduanya. 

photo
Karakter-karakter di platform Sandbox. - (Instagram/Sandbox)

Menurut Managing Director, APAC & Japan Talkwalker, Benjamin Soubies, di tahun depan, akan semakin banyak bisnis yang berinvestasi di “phygital space” atau dunia fisik/digital. “Hal ini, seiring dengan telah terbuktinya teknologi augmented reality dan virtual reality (AR/VR) sebagai cara efektif untuk terhubung dengan konsumen pada level yang lebih dalam. Termasuk untuk menciptakan perjalanan konsumen yang menyeluruh.,” ujarnya dalam wawancara tertulis pada Republika, pekan lalu. 

Soubies memperkirakan, bisnis yang sudah masuk ke ranah metaverse pada 2022, akan mengalami pertumbuhan basis konsumen. Hal ini sering dengan semakin banyaknya orang yang akan makin familiar dengan konsep metaverse

Salah satu contoh, yang saat ini sudah bisa ditemui di Indonesia, adalah TokoMall. Sebagai lokapasar multikategori non-fungible token (NFT) pertama di Indonesia, TokoMall sudah menghadirkan pusat perdagangan aset digital. Sekaligus, merevolusi domain kesenian dan budaya lokal.

Pada 2022 yang akan tiba tak lama lagi, Soubies mengungkapkan, kita akan kembali melihat banyak kolaborasi merek. “Hal ini terjadi, seiring semakin banyak bisnis yang menjajaki tren metaverse yang menjanjikan. Contohnya, adalah kolaborasi Uniqlo dan Animal Crossing,” kata Soubies. 

Kolaborasi ini hadir dalam bentuk koleksi pakaian Uniqlo yang terinspirasi dari gim ternama, Animal Crossing. Tak hanya sebatas desain, di platform Animal Crossing, para pemain juga bisa mengunjungi pulau Uniqlo dan menggunakan koleksi pakaian Uniqlo di dalam permainan. 

Manfaatkan Tren 

photo
Konser grup musik Twenty One Pilot di metaverse Roblox. - (Instagram/Roblox)

Sepanjang pandemi berlangsung, terjadi pergeseran tren yang dikendalikan oleh kebutuhan konsumen yang banyak berubah. Para produsen teknologi pun terus menyesuaikan diri dengan berbagai dinamika kebutuhan para penggunanya. 

Salah satu contohnya, adalah semakin esensialnya fitur analisa saturasi oksigen di perangkat jam pintar. Susanne Ronqvist Ahmadi, selaku Vice President of International Marketing HubSpot menjelaskan, gejolak beragam peristiwa dalam 18 bulan terakhir telah menciptakan ketidakpastian yang meluas bagi para pemasar di seluruh industri. 

Walaupun saat ini mulai terlihat tanda-tanda perbaikan dengan beberapa merek besar menunjukkan pemulihan dari dampak pandemi, mengetahui tren untuk tahun mendatang adalah salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan oleh para pemimpin pemasaran. “Hal ini akan bermanfaat dalam menghadapi ketidakpastian yang sedang berlangsung dan menyiapkan kesuksesan tim di 2022,” jelasnya. 

Ekosistem Luas 

Mulai populernya istilah metaverse sejatinya tak bisa dipisahkan dari ekosistem besar dari teknologi blockhain. Tak ketinggalan juga, industri aset digital, seperti ethereum, kontrak pintar, dan media sosial yang terdesentralisasi 

Managing Director APAC & Japan Talkwalker, Benjamin Soubies menjelaskan, selain industri gaming, ke depan akan semakin banyak industri lain yang memanfaatkan metaverse. Mulai dari, retail, lokapasar, events, edukasi, dan luxury dengan brand seperti Gucci dan Balenciaga yang sudah menciptakan produk NFT. 

Selain itu, seiring semakin banyak industri dan bisnis yang merambah metaverse, Soubie melanjutkan, kita akan melihat banyak cara di mana wawasan konsumen diperoleh dan dimanfaatkan untuk menciptakan pengalaman yang lebih melekat di ingatan. “Karena ini merupakan ruang baru, akan sangat penting bagi merek untuk memahami perilaku konsumen. Termasuk juga, apa yang mereka katakan dan harapkan dari sebuah jenama,” katanya. 

Menurut Soubies, sebelum metaverse akhirnya akan diadopsi secara massal, komunitas akan menjadi tempat di mana metaverse tumbuh subur di tahun depan. Misalnya, komunitas gaming, kripto, dan NFT. Kemudian, untuk sebagian besar konsumen, tingkat adopsi secara luas, akan lebih tergantung pada saat pemain teknologi besar, seperti Facebook atau Microsoft membuat metaverse ini lebih mudah diakses. 

Menuju Adopsi Massal

photo
Platform Metaverse Sandbox (ikustrasi) - (Instagram/Sandbox)

Euforia industri NFT yang terjadi sepanjang tahun ini, diperkirakan masih akan terus berlanjut di tahun depan. Dikutip dari Forbes, analis utama Futurum Research dan CEO Broadsuite Media Group Daniel Newman mengungkapkan, kita akan melihat jejaring sosial selain Facebook dan pemimpin teknologi global seperti Microsoft dan Amazon mulai memposisikan diri untuk masa depan metaverse yang pasti akan dimainkan selama dekade berikutnya.

Tren kunci lainnya adalah konsep ulang dan bagaimana seni itu dibeli, dijual, dan dimiliki. “Pada 2021 kebangkitan NFT dengan beberapa momen terobosan yang menarik perhatian media arus utama, salah satunya penjualan NFT senilai 69 juta dolar Amerika Serikat (AS) oleh seniman digital Beeple melalui rumah lelang Christie’s,” ujarnya.

Selain itu, Newman memperkirakan, transformasi uang juga akan terus terjadi dengan semakin banyaknya pihak yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. “Saya memperkirakan pada 2022 kita akan melihat lebih banyak negara berkembang dan dunia ketiga di AS dan Afrika mempertimbangkan atau mengambil langkah untuk mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah,” ujarnya. 

 

 
Para pemain teknologi besar seperti Facebook dan Microsoft mengumumkan rencana mereka membangun dunia virtual. Ini akan berdampak signifikan dalam percepatan tingkat adopsi. Namun, tantangan juga muncul dalam bentuk kekhawatiran privasi, sengketa IP, dan aksesibiltas terhadap teknologi.
BENJAMIN SOUBIES, Managing Director APAC & Japan Talkwalker.
 
 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat