Saat ini, semakin banyak bisnis dijalankan dari rumah. (ilustrasi) | Pexels/Elle Hughes

Perencanaan

Cerdas Merintis Bisnis

Cobalah untuk memisahkan keuangan bisnis dan pribadi dengan membuat rekening berbeda.

Berbagai pembatasan yang dilakukan selama pandemi Covid-19 telah memukul pada sebagian besar usaha kecil dan menengah (UKM). Omzet mereka turun, bahkan tak sedikit yang harus gulung tikar karena sepinya orderan.

Namun demikian, bukan berarti tidak ada peluang bisnis sedikit pun selama pandemi Covid-19. Ada banyak peluang usaha yang bisa dicoba dari rumah, seperti yang dilakukan oleh Putri Ashri yang merintis bisnis hijab. 

photo
Membangun bisnis dari rumah di masa pandemi (ilustrasi) - (Pexels/Kaboompics)

Mahasiswa tahun terakhir ini bekerja sama dengan temannya untuk berbisnis hijab dan aksesorinya.''Hasilnya lumayan deh untuk mahasiswa seperti kita,'' ujar dia saat ditemui Republika, beberapa waktu lalu. 

Dengan membuka 'lapak' di berbagai lokapasar, Putri merasakan keuntungan berbisnis pada masa pandemi. Kendati begitu, dia mengakui perlu belajar lagi untuk mengelola keuangan agar bisnisnya lebih optimal. ''Sering kali keuntungan habis untuk jajan,'' ujarnya sambil tersenyum.

Perencana keuangan sekaligus pendiri Finansialku.com, Melvin Mumpuni, memiliki beberapa tip penting yang harus dipraktikkan oleh para pewirausaha pemula.

Pertama, mulai pisahkan keuangan bisnis dan pribadi dengan membuat rekening berbeda. Melvin menyontohkan di Finansialku.com, semua pemasukan bisnis mulai dari fee konsultasi, pembelian aplikasi, placement di video, media sosial, dan situs masuk ke rekening bisnis. Begitu pun untuk pengeluaran bisnis, termasuk listrik, air, telepon, server, dan lain sebagainya itu juga diambil dari pengeluaran rekening bisnis.

“Terus dari mana pemasukanku sebagai pemilik bisnis? Dari gaji yang ditransfer ke rekening pribadiku setiap bulannya dan ketika usahaku menerima keuntungan, aku akan menerima keuntungan itu dalam bentuk dividen, ke rekening pribadi. Kalau untuk pengeluaran pribadi? Ya tentu saja diambil dari rekening pribadi. Jadi, kita selaku pemilik bisnis harus bisa membedakan antara kebutuhan bisnis dan kebutuhan pribadi,” kata Melvin kepada Republika.

Kedua, para pemilik usaha harus mempunyai catatan perkiraan uang masuk dan keluar. Untuk uang masuk pemilik usaha bisa menghitung, berapa uang masuk setiap harinya dari penjualan produk, kapan harus menagih ke kustomer, dan lain sebagainya.

Adapun untuk uang keluar, pemilik usaha harus punya perencanaan untuk anggaran pengeluaran. Misalnya, kapan harus bayar pemasok, gajian karyawan, dan sewa kantor. “Jika kamu kesulitan menghitung uang masuk dan keluar, kamu bisa rekrut orang atau bisa kerjakan sendiri saja. Untuk aplikasinya bisa pakai Excel sudah cukup kok,” kata Melvin.

Tip selanjutnya adalah setiap pemilik usaha harus mempunyai laporan keuangan. Jika bisnis yang dijalankan, seperti toko, warung makan, warung kopi, atau ritel lainnya, pemilik usaha perlu point of sale (POS) atau laporan keuangan.

Dari POS, setiap pemilik usaha bisa tahu uang masuk dan keluar setiap harinya, berapa bahan baku yang terpakai atau habis, dan lain sebagai nya. Membuat laporan ke uangan ini sangatlah penting agar usaha Anda sehat secara keuangan. POS juga penting untuk diperlihatkan kepada investor atau bank, jika pemilik usaha butuh modal yang lebih besar.

Menurut Melvin, laporan keuangan idealnya memuat empat hal, yaitu laporan keuangan laba dan rugi atau income statement, laporan neraca, seperti berapa kekayaan dan utang, laporan arus kas masuk dan keluar atau cash flow statement, dan laporan kepemilikan saham.

“Kamu pastinya ingin usaha kamu semakin gede kan, ingin buka cabang, ya artinya mulailah untuk membuat laporan keuangan. Dan, kalau bisnis sudah mulai besar aku sarankan pakai akuntan. Mengapa? Karena yang paling penting itu dalam bisnis adalah review financial report,” kata Melvin.

Selanjutnya, hal penting yang harus dilakukan setiap pelaku bisnis adalah membaca laporan keuangan. Pemilik usaha harus bisa memaknai angka-angka laporan keuangan tersebut untuk mengambil langkah bisnis ke depannya.

Contoh dari sisi laporan pemasukan:Apakah terjadi pertumbuhan penjualan? Item mana yang paling besar penjualannya dan berapa pertumbuhannya dari bulan ke bulan? Item mana yang paling kecil penjualannya, dan apakah itu perlu dihilangkan saja? Berapa keuntungan dari setiap item yang terjual? Item mana yang memberikan keuntungan yang lebih banyak?

photo
Membangun bisnis harus diiringi dengan kecerdasan finansial dan manajemen yang baik. (ilustrasi) - (Pexels/Nataliya Vaitkevich )

Di sisi lain dari laporan pengeluaran, ada banyak sekali yang bisa kita analisis. Beberapa di antaranya adalah pengeluaran terbesar, bujet, dan hasil dari marketing serta anggaran pengeluaran tetap dan variabelnya.

“Tambahan ada juga perencanaan untuk pengembangan bisnis, misalnya apakah boleh upgrade mesin atau alat produksi terbaru? Apakah boleh menambah cabang baru? Apakah boleh utang dan berapa maksimal tambahannya? Seandainya ada investor, berapa yang harus ditawarkan?” jelas dia.

Terakhir, setiap pemilik usaha juga harus tertib dengan perpajakan. Melvin menjelaskan, ketika suatu bisnis didesain untuk menjadi bisnis besar, mau tidak mau setiap pebisnis harus taat pajak. Mulai dari perencanaan pajak, pelaporan pajak, dan pembayaran pajak.

“Bagi Anda yang baru mulai bisnis rumahan juga bukan berarti nggak belajar dan membuat perencanaan dari sekarang. Karena orang yang bisa bisnis itu harus punya cita-cita usahanya semakin besar dan punya banyak cabang bukan?”

Para pemilik usaha harus mem punyai catatan perkiraan uang masuk dan keluar.
MELVIN MUMPUNI, Perencana keuangan sekaligus pendiri Finansialku.com.
 

 

Sukses Membangun Jenama di Dunia Maya 

Dunia bisnis yang terus berkembang menuntut pelaku jenama untuk beradaptasi. Mengutip data perkembangan internet terbaru dari We Are Social, pengguna internet di Indonesia saat ini telah mencapai 202,6 juta pengguna aktif, atau 73,7 persen dari total penduduk Indonesia. 

Terjadinya migrasi konsumen dari ranah luring ke daring harus menjadi landasan dalam pengambilan keputusan bagi perusahaan. Tri Raharjo selaku CEO Tras N Co Indonesia mengungkapkan, menggaet konsumen di ranah digital membutuhkan sentuhan yang berbeda dibanding konsumen di ranah luring. 

Yang pertama tentunya bagaimana membangun brand awareness di jagat maya. “Berikutnya hadir di platform dimana konsumen mencari dan membeli produk. Dan terakhir apa yang menjadi alasan seorang konsumen memilih sebuah produk. Tiga hal tersebut menjadi puzel yang tidak dapat dipisahkan untuk memenangkan persaingan di era digital,” ujar Tri Raharjo. 

Namun, lanjut dia, satu kata kunci dari tiga hal itu adalah brand equity, atau nilai lebih sebuah brand dibanding dengan kompetitor. Apakah sebuah jenama sudah mudah dikenali dibanding pesaing. Untuk membangunnya, dibutuhkan strategi khusus bagaimana jenama dapat menciptakan pengalaman yang berkesan bagi konsumen.

photo
Membangun bisnis di era digital harus sangat memperhatikan brand awareness. Hal ini terungkap dalam webinas Infobrand, Brand Choice Awards, Kamis (28/10). - (Dok Infobrand)

Menurut Tri, di era digital, ada lima tahapan penting seorang konsumen dalam memilih produk atau jenama, yaitu sejauh mana orang tahu tentang jenama bersangkutan. Hal ini, bisa didapatkan melalui media sosial, media masa, iklan maupun mesin pencari. 

Kedua, sejauh mana konsumen mencari berbagai referensi untuk sebuah produk yang disukai oleh para wargamaya dengan melihat jumlah produk yang terjual, rating, dan review. Ketiga, calon konsumen biasanya akan bertanya kepada penjual melalui berbagai sarana komunikasi yang tersedia. Baik melalui lokapasar, media sosial, whatsapp, dan sarana yang lain.

Setelah konsumen mendapatkan informasi yang lengkap, biasanya  konsumen akan memilih produk berdasarkan harga, kualitas produk, merek, rating, dan review. Karena itu, lanjut Tri, brand awareness penting bagi sebuah produk. 

Karena setiap konsumen akan mengawali pengalamannya dengan sebuah produk melalui proses pengenalan dan penelusuran. Selanjutnya, baru mempertimbangkan antara jenama yang satu dengan yang lain. 

Termasuk dengan membandingkan dari sisi merek, harga, fitur, keunggulab, dan kualitas. Untuk mengapresiasi para jenama pilihan konsumen, pada kmais (28/10), Infobrand.id bekerjasama dengan Tras N Co Indonesia sebagai perusahaan yang mendedikasikan diri terhadap penelitian akan perkembangan jenama di Indonesia, menyelenggarakan penghargaan Brand Choice Award 2021 untuk fase yang kelima. 

Susilowati Ningsih selaku CEO Infobrand Group menyebut Brand Choice Award adalah apresiasi yang diberikan kepada para jenama nasional dan internasional yang memasarkan produknya melalui lokapasar di Indonesia. Brand Choice Award 2021 Fase kelima diberikan kepada jenama terbaik berdasarkan hasil riset yang dilakukan pada Juli-September 2021, terhadap 150 kategori produk dengan lebih dari 1.000 jenama. 

Untuk fase kelima, peraih Brand Choice Award 2021, antara lain; Mama’s Choice (nipple cream), Speeds (perlengkapan berolahraga), Hasston (gergaji dan palu), Greenara (chia seed dan muesli), Tekiro (kunci T), Rexco (pelumas antikarat), dan Kahf (eau de toilette) pria. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat