Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Surat yang Menggetarkan Ratu Balqis

Surat dari Nabi Sulaiman yang penuh dengan wibawa dan telah menggetarkan jiwa Ratu Balqis.

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute 

Hari itu Ratu Balqis tiba-tiba mendapatkan surat dari Nabi Sulaiman. Isinya perintah tunduk dan masuklah Islam. Seketika kerajaan Saba’ heboh. Balqis mengabarkan kepada pasukannya apa yang sedang dialaminya: “Ayyuhal mala’ innii ulqiya ilayya kitaabun kariim.” (QS an-Naml 29).

Balqis menyebutkan, surat tersebut dengan istilah “kitabun kariim (surat yang agung)", untuk menunjukkan betapa surat ini bukan surat biasa, melainkan surat yang penuh dengan wibawa dan telah menggetarkan jiwanya.

Balqis minta pendapat kepada pasukannya apa yang harus dilakukan. “Ayyuhal mala’ aftuunii fii amri Wahai pasukan beri aku pendapat)." Tergambar betapa Balqis tampak bingung dan penuh rasa takut.

Balqis mengatakan “maa kuntu qaathi’atan amraa hattaa tasyhaduun (aku tidak bisa memutuskan apa-apa tanpa keikut sertaan kalian)." (QS an-Naml: 32).

Pasukan Balqis menunjukkan sikap siap patuh dan siap perang. Namun, Balqis khawatir akan mengalami kekalahan dan kelak akan dihinakan. “Innal muluuka idzaa dakhaluu qarytan afasaduuha wa ja’aluu a’izzata ahlihaa azillatan (Kebisaan raja-raja ketika menguasai sebuah wilayah, langsung akan membuat kerusakan dan menghinakan penduduknya)." (QS an-Naml: 34).

Karena itu, Balqis mencoba cara lain dengan memberikan hadiah “wa innii mursilatun bihadiyyatin.” (QS an-Naml: 35). Namun, Nabi Sulaiman menolak hadiah tersebut karena tujuannya bukan untuk mendapatkan harta benda, melainkan untuk mengajak Balqis dan kaumnya menyembah Allah SWT, Pemilik alam semesta.

Balqis semakin ketakutan ketika hadiahnya ditolak, ditambah ancaman Nabi Sulaiman dengan pasukan yang tidak akan tertandingi “falana’tiyannahum bijunuudin laa qibala lahum”. Seketika Balqis bertekad menemui Nabi Sulaiman dengan cara damai.

Untuk menyambut kedatangannya, Nabi Sulaiman mengadakan rapat, tentang siapa yang bisa memindahkan singgasana Balqis yang besar itu. Tujuannya untuk membuatnya semakin kagum. Sebab, orang  yang kagum biasanya tunduk kepada siapa yang dikagumi.

Cara ini benar-benar efektif. Ketika Balqis datang, diajak masuk kepada singgasananya. Nabi Sulaiman bertanya, “Ahaakadzaa arsyuki (Benarkah begini singgasanamu?)" (QS an-Naml: 42).

Balqis agak ragu, sebab ia tahu singgasananya ditinggal di Saba’. Namun, ia melihatnya ada kemiripan. Dengan cerdas Balqis menjawab, “Kaannhuu huwa (ya seakan ini singgasanaku)". (QS an-Naml: 42).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat