ILUSTRASI Taman yang dibangun peradaban Islam di Andalusia atau Spanyol. Keindahan taman dalam Islam sering mengambll insipirasi dari gambaran surga dalam Alquran. | DOK WIKIPEDIA

Khazanah

Pesona Taman Peradaban Islam

Kecintaan umat terhadap asri dan rindangnya taman-taman tecermin antara lain pada karya sastra.

 

OLEH HASANUL RIZQA

Dalam sejarah Islam, keindahan menjadi salah satu aspek penting untuk menata peradaban. Di antara representasi sifat itu ialah taman.

Kecintaan umat terhadap asri dan rindangnya taman-taman tecermin antara lain pada karya sastra. Pada masa Kekhalifahan Abbasiyah, misalnya, ada banyak puisi yang dimaksudkan untuk memuji eloknya area tersebut.

Para penyair biasanya menggambarkan kesejukan udara, semilir angin, aroma wangi bunga-bunga dalam karya mereka tentang taman. Dan, gambaran itu tidak sekadar imajinasi. Taman-taman warisan peradaban Islam memang menghadirkan nuansa demikian.

Inspirasi dalam membangun taman pun acap kali datang dari bayangan tentang surga. Alquran berkali-kali menghadirkan penjelasan tentang indahnya tempat itu. “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).” (QS al-Hijr: 45).

Identitas Kota

Pada era Abbasiyah, Basrah merupakan salah satu kota yang pesat pembangunannya. Berjarak kira-kira satu mil dari Sungai Eufrat dan Tigris, irigasi menjadi keunggulan daerah tersebut. Pemerintah kota setempat pun memanfaatkannya untuk membangun banyak taman. Kegemarannya dalam mendirikan area-area hijau itu dilakukan karena itulah identitas kota Islam.

Di lain tempat, yakni Damaskus, Suriah, taman-taman juga dibangun. Sebuah taman yang luas memiliki 110 ribu pohon buah, yang pada beberapa titik di dalamnya terdapat bangunan-bangunan bertingkat.

Di Afrika Utara, sejumlah kota yang kini terkesan gersang, justru pada abad pertengahan menjadi “hijau” oleh rimbunnya taman. Beberapa di antaranya ialah Tunis, Aljier, dan Tlemcen.

Contoh lain yang sering dinukil dalam buku-buku sejarah ialah Andalusia. Kawasan Semenanjung Iberia, tatkala dikuasai kaum Muslimin, menghadirkan banyak taman sebagai ikon kota-kota Islam.

photo
ILUSTRASI Taman Nisran Bagh di Kashmir merupakan salah satu legasi peradaban Islam era Mughal. - (DOK WIKIPEDIA)

Lengkapi Istana

Tempat tinggal raja atau penguasa negeri pantaslah megah nan menakjubkan. Istana sudah sepantasnya besar dan luas, sehingga menyimbolkan kuatnya kekuasaan yang dimiliki pemimpin. Saat daulah Islam berjaya, kesan-kesan itu dilengkapi pula dengan asrinya taman.

Taman Khalifah al-Mu’tasim di Samarra bisa menjadi contohnya. Begitu pula dengan taman di istana Amir Aghlabid di Tunisia, tepatnya dekat Qairawan. Ada juga taman al-Afdhal yang mengelilingi istana kesultanan di Fez, Maroko. Lainnya ialah kebun botani yang luas milik Abdurrahman ad-Dakhil, sang penerus Bani Umayyah di Andalusia.

photo
ILUSTRASI Taman di Istana Alhamra, Granada, Spanyol. - (DOK WIKIPEDIA)

Fasilitasi Riset

Taman tidak melulu persoalan estetika, tetapi juga sains. Perkembangan ilmu botani pada abad pertengahan juga ditunjang oleh keberadaan taman-taman. Pada abad ke-10, taman kesultanan di Kordoba menjadi sebuah kebun raya tempat penelitian terkait benih dan kesuburan tanah. Banyak taman lainnya di Andalusia turut menjadi tempat pelbagai kegiatan ilmiah.

Dalam sebuah risalahnya, sejarawan al-Udhri menuturkan kisah. Raja Taifa membawa banyak tanaman langka ke kebunnya di Almeira. Di antaranya ialah tebu dan pisang. Sang pemimpin rupanya hendak membudidayakannya agar pohon-pohon itu tumbuh di negerinya. Untuk itu, ia mendatangkan beberapa ahli botani.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat