Foto yang dilansir North Korean Central News Agency (KCNA) menunjukkan misil hipersonik Hwasong-8 yang baru dibangun, ditembakkan dari Ryongrim di Provinsi Jagang, Korea Utara, pada 28 September 2021. Kim Jong-un mewanti-wanti perang antar Korea jangan sa | EPA-EFE/KCNA

Internasional

Kim Ingin Militer Tanpa Tanding

Kim Jong-un mewanti-wanti perang antar Korea jangan sampai terjadi lagi.

SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan, tujuan paling penting negaranya adalah membangun “militer dengan kemampuan tanpa tanding sehingga tak satu pun yang berani menantang”. Militer itu, kata Kim, untuk menghadapi Amerika Serikat (AS) yang terus memusuhi Korut.

“AS sering menunjukkan, mereka tidak memusuhi kita, namun tidak ada bukti yang membuat kita percaya bahwa mereka tidak bersikap memusuhi,” kata Kim dalam pidato, Senin (11/10), yang disiarkan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency atau KCNA, Selasa (12/10).

“AS terus menciptakan ketegangan di kawasan dengan penilaian dan tindakan keliru,” kata Kim.

KCNA menampilkan foto Kim sedang meninjau pameran sistem persenjataan di Pyongyang, Korut, Senin. Ia menekankan, militer Korut tidak ditujukan untuk menyerang Korea Selatan (Korsel). Menurut dia, perang antar-Korea jangan sampai terjadi lagi.

photo
Warga berjalan di layar yang menampilkan pimpinan Korea Utara Kim Jong-un di Tokyo, Jepang, pada 28 September 2021. - (EPA-EFE/KIMIMASA MAYAMA)

Menurut KCNA, pameran sistem persenjataan itu untuk merayakan 76 tahun partai tunggal di Korut, Workers’ Party, pada Ahad (10/10). Sementara para pejabat di Korsel mengatakan, pameran semacam ini adalah yang pertama kalinya sejak Kim berkuasa pada akhir 2011.

Kim memakai setelan warna gelap, berjalan di karpet merah dengan deretan rudal besar di sampingnya. Ia juga terlihat melewati sejumlah sistem peluncur roket dan menyaksikan pesawat jet terbang membentuk formasi. Yang Wook, ahli militer di Hannam University, Korsel, mengenali ada sejumlah rudal balistik antarbenua atau intercontinental ballistic missiles (ICBM) di foto ini.

Sebelumnya, perwira militer senior dan mantan intelijen Korea Utara Kim Kuk-song mengungkapkan kebobrokan pemerintahan Pyongyang. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan BBC, Kim menggambarkan bahwa pemimpin Korea Utara melakukan segala macam upaya untuk mendapatkan uang, mulai dari transaksi narkoba hingga penjualan senjata di Timur Tengah dan Afrika.

Kim Jong-un memang belum lama ini mengumumkan bahwa negaranya sedang  menghadapi krisis. Pada April, dia meminta rakyatnya untuk mempersiapkan diri menghadapi masa sulit. Sebelumnya Korea Utara pernah mengalami bencana kelaparan pada 1990-an, ketika dipimpin oleh Kim Jong-il.

Kim kuk-song mengatakan, dia berada di Departemen Operasi dan diperintahkan untuk mengumpulkan dana revolusioner untuk Pemimpin Tertinggi. Perintah tersebut berarti berurusan dengan obat-obatan terlarang.

Kim Kuk-song mengatakan, produksi obat-obatan terlarang Korea Utara di bawah pimpinan Kim Jong-il mengalami masa sulit. Saat itu, Departemen Operasional kehabisan dana revolusioner untuk Pemimpin Tertinggi. Kim kuk-song kemudian berupaya untuk meningkatkan produksi obat-obatan terlarang agar bisa memberikan pemasukan kepada pemimpin negara.

photo
Foto yang dilansir pemerintah Korea Utara menampilkan tes misl jarak jauh pada Senin (13/9/2021). - (AP/Korean Central News Agency/KCNA via KNS)

"Setelah ditugaskan untuk mengumpulkan dana revolusioner, saya membawa tiga orang asing dari luar negeri ke Korea Utara, membangun basis produksi di pusat pelatihan kantor penghubung 715 Partai Buruh, dan memproduksi obat-obatan ICE (shabu kristal). Kemudian kita bisa mencairkannya ke dolar untuk dipersembahkan kepada Kim Jong-il," kata Kim Kuk-song, dilansir BBC, Senin (11/10).

Penjelasannya tentang perdagangan narkoba saat ini masuk akal.  Korea Utara memiliki sejarah panjang produksi obat-obatan terlarang, kebanyakan adalah heroin dan opium.

Seorang mantan diplomat Korea Utara untuk Inggris, Thae Yong-ho, yang juga membelot, mengatakan kepada Forum Kebebasan Oslo pada 2019 bahwa Korea Utara telah terlibat dalam perdagangan narkoba yang disponsori negara. Di sisi lain, Korea Utara berusaha untuk memperbaiki epidemi kecanduan narkoba domestik yang meluas.

Kim Kuk-song mengatakan, semua hasil penjualan narkoba masuk ke kantong pemimpin Korea Utara. Uang itu digunakan untuk kebutuhan pribadi seperti membeli makanan, membangun vila, dan membeli mobil mewah.

"Semua uang di Korea Utara adalah milik pemimpin Korea Utara. Dengan uang itu, dia akan membangun vila, membeli mobil, membeli makanan, membeli pakaian, dan menikmati kemewahan," ujar Kim Kuk-song.

Sumber pendapatan lain berasal dari penjualan senjata ilegal ke Iran yang dikelola oleh Departemen Operasi. Kim Kuk-song mengatakan, Korea Utara sangat pandai dalam membangun kapal selam canggih.

"Ada kapal selam khusus, semi-submersible. Korea Utara sangat pandai membangun peralatan canggih seperti ini," ujar Kim Kuk-song.

Kesepakatan senjata Korea Utara dengan Iran telah menjadi rahasia umum sejak 1980-an, termasuk rudal balistik. Korea Utara terus memajukan pengembangan senjata pemusnah massal, meskipun dikenai sanksi internasional yang ketat.

Pada September 2021, negara tersebut menguji empat sistem senjata baru termasuk rudal jelajah jarak jauh baru, sistem peluncuran kereta untuk rudal balistik, rudal hipersonik, dan rudal anti-pesawat.

Menurut Kim Kuk-song, Pyongyang juga menjual senjata dan teknologi ke negara-negara yang berperang. Dalam beberapa tahun terakhir, PBB menuduh Korea Utara memasok senjata ke Suriah, Myanmar, Libya, dan Sudan. PBB memperingatkan bahwa senjata yang dikembangkan di Pyongyang bisa berada di sudut dunia lainnya yang berkonflik.

Kim Kuk-song menjalani kehidupan istimewa di Korea Utara. Dia mengaku telah diberikan mobil Mercedes-Benz oleh bibi Kim Jong-un dan diizinkan bepergian ke luar negeri secara bebas untuk mengumpulkan uang bagi pemimpin Korea Utara.

Kim Kuk-song mengatakan, dia menjual logam langka dan batu bara untuk mengumpulkan jutaan uang tunai. Uang itu dibawa kembali ke Korea Utara dalam sebuah koper.

Pyongyang juga telah menciptakan 6.000 tentara peretas yang terampil. Menurut Kim Kuk-song, mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong-il memerintahkan pelatihan personel baru pada 1980-an untuk mempersiapkan perang siber.

"Universitas Moranbong akan memilih siswa paling cerdas dari seluruh negeri dan menempatkan mereka melalui enam tahun pendidikan khusus," kata Kim Kuk-song.

Pejabat keamanan Inggris percaya bahwa unit Korea Utara yang dikenal sebagai Grup Lazarus berada di balik serangan siber yang melumpuhkan bagian dari NHS dan organisasi lain di seluruh dunia pada 2017. Kelompok yang sama diyakini telah menargetkan peretasan terhadap Sony Pictures pada 2014. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat