Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Niat

Hasil dari tujuan hidup manusia sangat ditentukan oleh niatnya.

Oleh ABDUL MUID BADRUN

 

 

OLEH ABDUL MUID BADRUN 

“Luruskan niat dan maksimalkan ikhtiar”, demikian sering sekali kita mendengar ucapan itu. Begitu pentingnya sebuah niat dalam memulai sesuatu, sehingga semua amalan manusia bergantung pada niatnya masing-masing.

Dengan bahasa lain, hasil dari tujuan hidup manusia sangat ditentukan oleh niatnya. Titik! Jika niatnya benar, hasilnya pun akan benar. Demikian sebaliknya. Maka, kekuatan niat inilah yang harus diluruskan agar tidak sampai salah jalan.

Rasulullah SAW pun berpesan, “Sesungguhnya perbuatan itu bergantung pada niatnya, seseorang itu akan memperoleh apa yang telah diniatkannya. Siapa yang hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan memperoleh pahala. Dan, barang siapa yang hijrahnya itu karena harta atau wanita, maka ia akan memperoleh apa yang diniatkannya itu.” (HR Bukhari Muslim). Dari sini jelas, niat itu harus “clear and clean” sejak awal.

Kalau kita cermati, asal-muasal (asbabul wurud) hadis di atas adalah ketika Rasulullah SAW merasa kesulitan berdakwah di Makkah. Karena, selalu mendapatkan perlawanan hebat dari kaum Quraisy. Beliau akhirnya mendapat perintah untuk hijrah ke Yastrib (Madinah). Beliau pun memerintahkan para sahabat untuk berhijrah.

Namun, para sahabat ternyata punya motivasi yang berbeda-beda dalam melakukan hijrah. Mulai dari alasan mencari keridhaan Allah SWT hingga alasan harta, takhta, wanita, dan benda. Karena itulah, Rasulullah menginstruksikan kepada para sahabat untuk menata ulang niat mereka melalui hadis itu agar para sahabat tidak sampai salah niat. Sehingga, tujuannya akhirnya jadi jauh panggang dari api.

Memiliki niat baik itu mudah. Yang sulit adalah mempertahankan niat baik tersebut supaya tetap baik. Niat yang baik akan mengantarkan kepada energi-energi positif sehingga mampu menciptakan perbuatan atau tindakan positif juga.

Begitu pula sebaliknya, niat yang buruk akan menjerumuskan pelakunya pada keburukan demi keburukan. Lalu, bagaimana caranya agar niat baik itu selalu konsisten alias tidak berubah karena keadaan?

Cara sederhananya adalah dengan selalu melibatkan dan menghadirkan Allah di setiap niat kita. Artinya, apa pun yang akan dilakukan, mulai dari pekerjaan, berbisnis, berdagang, berdakwah, mengajar, mendidik, memimpin umat, dan beribadah harus selalu merasa diawasi Allah (muraqabah). Sehingga, niatnya pun lurus mencari ridha-Nya. Bukan ridha-ridha lainnya.

Mindset niat seperti ini harus menjadi landasan awal dalam meraih tujuan. Karena, niat yang lurus, tindakan yang maksimal, akan mengantarkan pada hasil optimal. Sesuai ayat yang sering kita baca yang artinya: “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.” (QS al-Fatihah: 6).

Cobalah! Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat