Seorang Palestina berunjuk rasa di perbatasan Gaza dan Israel di timur pengungsian Jabaliya, 29 Agustus 2021. | EPA-EFE/MOHAMMED SABER

Internasional

Blinken: Rekonstruksi Gaza Beri Harapan

Blinken menilai, tuntutan pemulangan tentara Israel tak dikaitkan dengan rekonstruksi Gaza.

WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyatakan keprihatinannya tentang pengusiran keluarga Palestina dari Sheikh Jarrah. Ia juga menyoroti ketegangan yang meningkat di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.

Blinken mengaku khawatir hal tersebut dapat menyebabkan perang baru. Hal ini diungkapkannya saat diwawancara laman Israel, Walla!, yang dikutip Middle East Monitor, Sabtu (2/10).  

Blinken mengatakan, ia mengerti pentingnya memulangkan tentara Israel yang ditahan di Jalur Gaza. Ia pun berjanji, AS akan membantu proses ini.

Namun, Blinken menolak jika mengaitkan tuntutan pemulangan tentara Israel dengan rekonstruksi Gaza. Menurut dia, rekonstruksi Gaza “Sangat dibutuhkan dan kita harus memberikan mereka harapan.”

"Ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah perang baru," ujar Blinken.

Blinken menegaskan, konflik Israel-Palestina masih berlangsung dan perlu ditangani. Blinken mengatakan, peningkatan eskalasi yang terus berlanjut akan menjadi kendala bagi proses perdamaian Israel dan Palestina.

"Pemerintahan (Presiden AS Joe) Biden menilai, situasi saat ini belum siap untuk membuat kemajuan besar dalam proses perdamaian, )," ujar Blinken. Ia menyebutkan, alasannya adalah karena krisis politik di  Israel dan ketidakstabilan internal Otoritas Palestina (PA).

Blinken mengatakan, konflik antara Israel dan Palestina tidak akan hilang begitu saja secara ajaib. Seluruh pihak, katanya, harus mengakui kenyataan tersebut.

Menurut Blinken, masalah yang paling mendesak adalah mempertahankan gencatan senjata di Gaza dan membangunnya kembali. Hal itu diperlukan untuk meredakan ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem.

Informasi yang diperoleh Blinken menyebutkan bahwa para pejabat Israel ingin mempertahankan gencatan senjata dengan Gaza. Selain itu, hal sama juga diinginkan presiden Mesir dan para pejabatnya yang menyebutkan, Hamas juga tertarik untuk mempertahakan gencatan senjata.

"Ini sangat penting,” kata Binken. Ia juga menekankan, seluruh pihak harus menghindari langkah yang sengaja atau tidak sengaja memicu ketegangan baru. Blinken juga menegaskan, rekonstruksi Gaza harus dilakukan bersama antara PBB, PA, dan Mesir.

Gaza porak-poranda dalam serangan Israel selama 11 hari pada 10-21 Mei silam. Laporan PBB menyebutkan, dalam serangan oleh militer Israel, sekurangnya 260 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak.

Sedangkan Israel melaporkan, serangan roket dari Palestina menewaskan 12 warga sipil Israel termasuk dua orang anak. Gencatan senjata dicapai pada 21 Mei atas bantuan mediasi Mesir.

Krisis bujet

Badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina, UN Relief and Works Agency (UNRWA), kembali menyatakan krisis keuangan yang mereka hadapi. Kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan, mereka membutuhkan 120 juta dolar AS.

“Kami terus berjuang, mencari dana,” kata Lazzarini kepada sejumlah wartawan, Jumat (1/10). Jika krisis dibiarkan, kata Lazzarini,“Berisiko kolaps dalam waktu singkat.”

Tanpa dana memadai, hal yang dipertaruhkan UNRWA adalah kelangsungan sekolah 550 ribu anak-anak Palestina dan perawatan kesehatan ribuan orang. UNRWA juga harus membayar gaji 28 ribu orang staf pada November dan Desember mendatang.

Lazzarini mengakui pentingnya peran AS sebagai donor penting bagi UNRWA tahun ini. Di bawah kepemimpinan presiden sebelumnya, pada 2018 AS sempat menghentikan seluruh donasinya untuk UNRWA. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden kemudian mengumumkan pada April, AS akan kembali mengucurkan dana 235 juta dolar AS untuk proyek UNRWA di Tepi Barat dan Gaza.    

Namun, kata Lazzarini, pada donor lain mengurangi donasi mereka karena kondisi ekonomi yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Ia juga mengaku belum mendapat informasi tentang komitmen bantuan dari Timur Tengah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat