ILUSTRASI Dalam meminjam buku pun ada adabnya. | DOK PXFUEL

Khazanah

Adab Terhadap Buku

Seorang terpelajar akan selalu memperlakukan buku dengan baik.

OLEH HASANUL RIZQA

“Buku adalah jendela dunia.” Pengibaratan itu sering kali kita dengar untuk menggambarkan tingginya kedudukan buku bagi masyarakat. Dengan buku, ilmu pengetahuan terhampar luas. Dengannya, dunia dapat dijelajahi dari mana pun dan kapan saja.

Kemajuan peradaban Islam turut ditunjang perkembangan literasi. Dalam sejarahnya, daulah Islam membangun banyak perpustakaan besar yang masyhur namanya bahkan hingga saat ini. Semangat para penguasa Muslim saat itu didasarkan pada wahyu pertama: “Iqra, bismi Rabbikalladzi khalaq” (QS al-‘Alaq: 1).

Seorang terpelajar akan selalu memperlakukan buku dengan baik. Hal itu dibahas Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dalam kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim. Berikut ini beberapa adab terhadap buku menurut pendiri Nahdlatul Ulama itu, seperti dilansir laman Tebuireng Online.

Bersuci

Kiai Hasyim menjelaskan beberapa panduan akhlak terhadap buku. Menurutnya, seorang pembelajar Muslim sebaiknya membuka buku dalam keadaan bebas dari hadas besar maupun kecil. Apalagi, kitab yang akan dibacanya itu berisi ilmu-ilmu syariat. Hendaknya ia berwudhu terlebih dahulu sebelum membacanya. Lalu, kenakanlah pakaian yang rapi dan bersih.

Bila menyalin tulisan dari buku-buku demikian, hendaknya sang murid menghadap ke arah kiblat. Kemudian, menulislah dengan menggunakan tinta yang suci. Jangan lupa, awali tulisan dengan basmalah.

Khusus untuk penulis buku, prakata yang hendak dibuat bisa didahului dengan puji-pujian ke hadirat Allah SWT. Setelah itu, shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan menuliskannya, ia secara tidak langsung mengajak para pembaca untuk ikut berdoa.

photo
ILUSTRASI Menurut KH Hasyim Asyari, seorang pelajar hendaknya suci dari hadas dan najis sebelum membaca buku, terutama yang berkaitan agama. - (DOK PXFUEL)

Perhatikan Tempat

Kiai Hasyim juga menyarankan para murid untuk memperhatikan tempat membaca. Sebisa mungkin, letakkan buku di atas alas yang bersih. Jangan menaruhnya terhampar begitu saja di atas lantai. Minimal, tempatkan dua benda sebagai ganjalan di bawah buku. Kalau mereka punya meja yang nyaman untuk membaca, itu lebih bagus lagi.

Memuliakan buku berarti mengapresiasi ilmu yang terkandung di dalamnya. Khususnya buku-buku keagamaan. Perhatikan pula, adakah ayat-ayat Alquran di dalam buku tersebut. Karena itu, jangan pernah sembarangan meletakkannya. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan menghindari perendahan Alquran.

Dengan menaruhnya secara benar, perlakuan yang tidak pantas terhadap kitab suci dapat diantisipasi walaupun itu dilakukan secara tak sengaja, semisal terinjak dan lain-lain.

photo
KH Hasyim Asyari dalam Adabul Alim wal Mutaallim, menyarankan para santri untuk memperlakukan buku dengan telaten. - (DOK PXHERE)

Etika Meminjam

Buku-buku hendaknya dirawat dengan baik. Bila hendak membeli buku, periksalah terlebih dahulu fisik benda tersebut. Sebab, bukan tidak mungkin kelalaian menyebabkan satu atau dua halaman hilang saat naik cetak.

Jika tidak keberatan, seorang murid bisa meminjamkan bukunya kepada kawan. Yang perlu diperhatikan ialah akad pinjaman. Sepantasnya, peminjam berterima kasih kepada pemilik buku tidak hanya dengan lisan, tetapi juga tindakan.

Rawatlah buku tersebut. Jangan menyalin isi buku atau meminjamkannya kepada pihak lain tanpa izin dari si empunya. Jika sudah habis waktu peminjaman, kembalikanlah ia kepada pemiliknya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat