
Olahraga
PON XX Papua: Polo Putri DKI Jakarta Torehkan Sejarah
Polo putri DKI Jakarta menempati puncak klasemen dengan mengumpulkan nilai 9 dari tiga kali main dan tiga kali menang.
PAPUA — Tim polo air putri DKI Jakarta berhasil mempersembahkan medali emas PON XX Papua 2021, setelah di partai terakhir tim DKI Jakarta mengalahkan Jawa Barat dengan skor 10-7 di Stadion Akuatik, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Senin (27/9). Ini adalah emas pertama kontingen Ibu Kota.
Di klasemen akhir, DKI Jakarta berhasil menempati puncak klasemen dengan mengumpulkan nilai sembilan dari tiga kali main dan tiga kali menang. Jawa Barat berhak mendapatkan medali perak, berada di peringkat dua dengan koleksi enam poin dari dua kali menang dan sekali kalah.
Bagi DKI, ini kali ketiga berhasil mempertahankan medali emas setelah di dua PON sebelumnya juga keluar sebagai juara, yakni PON 2012 dan PON 2016.
"Sejarah bagi putri DKI, kami meraih emas di tiga PON beruntun 2012, 2016, dan 2021. Sejak awal saya sudah instruksikan para pemain untuk tetap fokus pada pertandingan. Jangan terpancing dengan permainan lawan, keputusan wasit, dan suporter. Terima kasih saya ucapkan kepada berbagai pihak yang telah memberikan support," ujar pelatih tim putri DKI Jakarta Rezza Auditya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin.
Beberapa pemain yang berhasil mempersembahkan tiga medali emas, di antaranya Febby Familya Putri, Ariel Siwabessy, Annisa Utoro, Andi Nurul, Glindra Patricia, dan Febrika Indirawati.
"Sebelum PON sejak 2016, DKI selalu kalah dari Jabar di beberapa turnamen, seperti IOAC, FAI, JAI, dan pra-PON. Kemenangan ini menuntaskan tugas kita sehingga mempersembahkan medali emas dan mencetak sejarah," kata Febby Familya.
Pada perebutan peringkat tiga, DI Yogyakarta mengalahkan Papua 14-10. Namun, medali perunggu ditiadakan karena aturan dari KONI jika hanya diikuti empat tim, tidak ada medali perunggu. Satu tim lagi, Jambi tidak hadir di PON XX Papua.
Papua Borong Emas
Atlet Papua benar-benar memanfaatkan faktor tuan rumah yang mendapat dukungan penonton dan lebih banyak waktu menjajal //venue// pertandingan. Di nomor sepatu roda, dari enam medali emas yang diperebutkan pada hari pertama, atlet Papua meraih empat emas.
Ketua Pengprov Perserosi Papua Jeffry Abel ketika dihubungi Republika, Senin (27/9), mengaku belum puas dengan capaian empat medali emas yang diraih para atletnya dari lintasan sepatu roda.
"Target kita memang empat emas, ya dari nomor individual time trial jarak 100 dan 400 meter baik putra dan putri. Ini semua sudah kita capai. Lunas sudah janji saya kepada masyarakat dan pemerintah daerah Papua," ujar Jeffry.
Jeffry menambahkan, pihaknya tidak puas dengan empat medali emas. "Besok (hari ini) kita berpeluang minimal merebut satu emas dari Dinda yang merupakan juara SEA Games 2019," ujar dia.
Faktor tuan rumah, kata Jeffry, memotivasi atlet meraih prestasi terbaik. "Kita dapat dukungan penonton. Itu meningkatkan moral atlet. Kita juga diuntungkan dengan venue yang sudah kita jajal lebih lama dibandingkan atlet daerah lainnya," kata dia.
Empat atlet Papua yang meraih emas sepatu roda adalah Ghea Ivana Rachman (ITT 100 m putri), Dave Emmanuel Abel (ITT 100 m putra), Deitalianis Stegrian (ITT 400 m putri), dan Jeremia Wihardja (ITT 400 m putra).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.